Bab 9 Kesialan Lucas
by Megacecung
20:18,May 15,2023
Ashley ragu untuk menaiki motor Lucas. Karena ini adalah pengalaman pertama Ashley menaiki motor.
Seumur hidupnya. Ia tidak pernah menaiki motor dengan siapa pun bahkan Daddynya sendiri pun tidak pernah mengendarai motor kemanapun Daddynya pergi.
"Kenapa masih diam, kau mau aku tinggal hah" ucapan Lucas menyadarkan Ashley yang sempat terdiam melihat motor Lucas.
Ashley berdecak sebal melihat wajah Lucas yang sedang mengejeknya "puas mengejekku huh" sinis Ashley yang kesal pada Lucas.
Lucas terkekeh mendengar ucapan sinis Ashley. Yang tidak pernah ramah terhadapnya. "Ckk.. Buat apa aku mengejek mu heh, tampang mu saja yang membuat ku ingin selalu menertawaimu"
"Dasar sialan. Apa kau pikir, tampang ku aneh" Sarkas Ashley, ia muak melihat Lucas sedang menertawainya
"Aku tidak berpikir seperti itu, kau saja yang selalu berpikir buruk tentang ku"- ucap Lucas menimpali perkataan Ashley.
Sementara Matthew hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Melihat tingkah kedua anak itu yang selalu bertengkar dimanapun mereka berada. Akhirnya Matthew mengucapkan sesuatu hingga Lucas dan Ashley berhenti bertengkar. "Jika kalian masih terus bertengkar, aku akan langsung menikahkan kalian berdua"
Ashley membulatkan matanya mendengar ucapan Daddynya yang tak masuk akal. Sedangkan Lucas tersenyum penuh arti.
"WHATTTT.. Are you kidding me Dad, hahaha.. Menikah dengannya lelucon macam apa ini" Ashley menunjuk pada Lucas yang sedang tersenyum penuh arti padanya.
"Kalau kau masih terus bertengkar. Malam ini juga Daddy akan menikahkan kalian berdua, Daddy tidak peduli jika kalian menolak"- jawab Matthew yang tersirat penuh ancaman.
Lucas yang mendengar ucapan Matthew, ia pun membisiki Ashley.- "Sepertinya, Daddy mu tidak bermain-main dengan ucapannya, apa kau akan terus melanjutkan pertengkaran ini, atau…?" Lucas sengaja menggantungkan ucapannya. Ia ingin tau reaksi Ashley selanjutnya.
" In your dream jerk, itu tidak akan pernah terjadi" Ashley pun meninggalkan Lucas dan Daddynya di sana dengan raut wajah kesal.
Lucas yang melihat Ashley kesal, hanya bisa terkekeh dan menggelengkan kepalanya. Sedangkan Matthew nampak tersenyum puas. Ancamannya selalu membuat Ashley tunduk padanya.
Matthew pun meminta Lucas untuk segera pergi. Karena hari semakin malam dan ia pun harus bersiap-siap untuk perjalanannya.
©©©©©©©
Sesudah berpamitan pada Matthew, Lucas menghampiri Ashley yang sudah berdiri di samping motornya dengan wajah yang terlihat kesal.
Setelah berada di dekat Ashley, Lucas membuka jaket kesayangannya. Lalu ia pun memberikan jaket itu pada Ashley.
Sontak Ashley mengernyitkan Alisnya nampak bingung pada Lucas, yang tiba-tiba memberikan jaket itu padanya.
"Pakai ini, udara malam ini cukup dingin" kata Lucas, menjelaskan maksudnya. Supaya Ashley tidak bingung dengan tindakannya yang sedikit mengundang perhatian.
Ashley menatap Lucas tidak percaya, ia pun masih tercengang dengan ucapan Lucas padannya.- sampai Ashley pun berpikir dalam dirinya mengenai Lucas yang sedikit perhatian, "Ku rasa otaknya terbentur sesuatu, atau ia kerasukan roh jahat" pikir Ashley sambil menatap Lucas ngeri.
Lucas bingung mendapati Ashley yang menatapnya sambil mengernyit ngeri, sampai akhirnya Lucas mengatakan sesuatu dan membuat Ashley kembali ke alam sadarnya. -" Apa yang kau pikirkan huh, kenapa tampang mu bergidik ngeri melihatku"-
"Hah.. Ti.. Ti.. Ti.. Tidak ada"- jawab Ashley gugup, melihat Lucas memajukan wajahnya hingga hidungnya bersentuhan dengan hidung Lucas.
"Buang semua pikiran kotormu, atau kau ingin aku menciummu di depan Daddy mu yang masih melihat kita" ucap Lucas sambil menggesek-gesekan hidungnya ke hidung Ashley. Hingga nafasnya Lucas yang beraroma mint tercium oleh Ashley yang begitu memabukan.
Tatapan mata mereka saling mengunci satu sama lain, Hingga akhirnya Lucas mencium Ashley untuk kesekian kalinya.
Ashley pun membalas ciuman Lucas yang lembut mengikuti ritme bibir Lucas yang bergerak Lincah menyesap bibirnya.
Sementara Matthew menyaksikan kejadian langka itu, hanya tersenyum. Melihat putrinya berciuman dengan Lucas, tidak ada rasa marah atau pun emosi di saat Matthew melihat kedua anak itu berciuman, Matthew memang mengharapkan Lucas dan Ashley bersatu. Maka dari itu Matthew meminta pada Lucas untuk memintanya menjaga Ashley, agar hubungan mereka dekat dan mengenal satu sama lain.
©©©©©©©
Lucas menyudahi ciumannya dengan nafas yang masih tersengal-sengal tanpa melepaskan pandangannya ke Ashley.
Sedangkan Jari Lucas mengusap bibir Ashley yang basah karena salivanya, mengusapnya lembut dengan ibu jarinya.
Ashley menahan nafasnya di saat ibu jari Lucas mengucap lembut di bibirnya dan jantungnya pun ikut berpompa begitu cepatnya.
Sampai ia tak sadar memanggil Lukas dengan suara seraknya yang terdengar gugup. "Luke"
Lucas tersenyum mendengar Ashley memanggil namanya dengan nada serak dan sexy. "aku menyukai suaramu yang memanggil namaku begitu indahnya, aku suka melihatmu gugup di saat aku memandangmu. Cup" selanjutnya Lucas mencium kening Ashley begitu lamanya. Sampai Ashley pun memejamkan matanya.
Selepas mengecup kening Ashley, Lucas membawa Ashley untuk menaiki motor kesayangannya.
Sampai Lucas pun melihat keraguan di wajah Ashley, ia pun meyakinkan Ashley untuk mempercayainya. "peluklah aku di saat kau takut atau pun bersedih, genggamlah tangan ku di saat kau bingung dan senang. Karena aku akan selalu berada di depanmu, disampingmu untuk melindungimu, -
Ucapan Lucas membuat Ashley terharu. Ini pertama kalinya Ashley mendengar Lucas berbicara begitu manis terhadapnya. Semenjak pertemuannya hari ini, tidak ada di antara mereka yang bersikap manis, bahkan Ashley sendiri enggan bersikap manis pada Lucas.
Setelah meyakinkan dirinya. Ashley menganggukan kepalanya dan tersenyum pada Lucas, sebagai tanda ia percaya pada Lucas.
Lucas melepas jaket kulitnya dan memakaikannya ke tubuh Ashley yang hanya memakai crop top berwarna putih dan dipadukan dengan hotpants jeans berwarna biru tua.
Kemudian, Lucas mengulurkan tangannya nya, agar mempermudah Ashley untuk menaiki motor kesayangannya.
Setelah memastikan Ashley sudah berada di bangku belakang motornya, Lucas pun naik dan menghidupi motornya dan meminta Ashley untuk memeluknya yang membuat Lucas harus menahan nafasnya di saat dua buah dadanya menempel dengan sempurna di punggung Lucas.
Di sepanjang perjalanan Lucas berkali-kali meneguk salivanya dengan kasar. karena Ashley yang selalu membenarkan posisi duduknya. Hingga dadanya selalu mengenai punggung Lucas.
Lucas berusaha semaksimal mungkin untuk tidak terpengaruh pada Ashley. Ia masih bisa menahan hasratnya untuk tidak memakan Ashley di jalan yang sepi.
Walaupun ia seorang pria bajingan, Lucas tidak pernah meniduri seorang wanita di jalanan. Pastinya Lucas akan menyuruh wanita itu datang ke hotelnya.
©©©©©©©
Setelah berhasil mengendalikan dirinya. Lucas memberhentikan motornya. Tepat di depan supermarket yang berada tidak jauh dari penthouse nya.
"Kenapa, berhenti disini" tanya Ashley heran, mendapati Lucas yang sudah mematikan mesin motornya.
"Membelikanmu makanan, agar kau tidak merengek tengah malam meminta ku untuk membelikan makanan atau memasak makanan untuk mu, itu yang Daddy mu bilang padaku, sebelum kita pergi"- jawab Lucas mebuat Ashley membulatkan matanya.
"Hah, yang benar saja, aku tidak seperti itu"- sangkal Ashley pada Lucas, ia pun merutuki Daddynya yang membuat Ashley malu di depan Lucas.
"Oh ya, benarkah, lalu siapa yang tengah malam sering menggedor-gedor pintu maid mu" tanya Lucas sambil melipat tangannya di dada bidangnya
"A.. A.. Aku tidak tau, yang jelas bukan aku" Ashley masih menyangkal ucapan Lucas. Ia tidak mau Lucas tau kebiasaan buruknya pada malam hari.
"Terserah kau saja, yang jelas aku tidak ingin tidur ku terganggu untuk melayani perut yang lapar" Lucas meninggalkan Ashley yang terdiam di motornya, ia pun masuk kedalam supermarket itu tanpa Ashley
Mendapati Lucas pergi dan masuk ke dalam supermarket itu Ashley pun berteriak memaki Lucas "Lucas sialan, kau mau kemana, heh tunggu aku brengsek" Teriak Ashley dengan makiannya
Ashley pun turun dan mengejar Lucas sambil berteriak memanggil namanya.
Lucas yang tau Ashley memanggil namanya dengan berteriak, tak Lucas hiraukan. Ia tetap berjalan tanpa mau menoleh ke belakang.
"Kenapa kau tidak berhenti, apa kau sengaja membuat ku mengejarmu" tanya Ashley yang sudah berada di dekat Lucas.
"Tentu saja tidak"
"Lalu apa"
Lucas memutar bola matanya dan ia pun menghadap Ashley. - "karena aku tidak suka. Jika seseorang terlalu banyak berpikir"-
Ashley menganga mendengar jawaban Lucas. Ia pun ingin membalas ucapan Lucas, tapi Lucas lebih dulu berbicara padanya.- "aku mengijinkanmu untuk mengambil makanan kesukaan mu, hanya dua. Tidak lebih. Kalau kau ingin lebih kau bisa membelinya sendiri"-
Mendengar ucapan Lucas membuat Ashley membelalakan matanya tidak percaya.- "hanya dua"- tanya Ashley sambil menunjuk jari telunjuk dan tengahnya seperti huruf V
"Ya, hanya dua dan tidak boleh lebih" Kata Lucas membenarkan ucapannya.
"Cihh, dasar pelit. Pantas saja kau tidak punya kekasih, aku yakin wanita yang menjadi kekasih mu, pasti tidak akan bertahan lama, menjalin hubungan dengan pria pelit sepertimu"-
Lucas tak menimpali ucapan Ashley, ia pun pergi dari hadapan Ashley sambil mendorong trolley yang ia bawa untuk menaruh bahan makanan yang akan Lucas beli.
Ashley kesal melihat Lucas yang pergi meninggalkannya, apalagi di saat Lucas hanya memintanya untuk membeli dua jenis makanan.
Sungguh, rasanya Ashley ingin sekali mencakar wajah tampan Lucas dengan kuku-kukunya.
Sampai akhirnya, sebuah ide muncul dari pikirannya, ia mencari seorang karyawan supermarket itu untuk membawakan Ashley sesuatu.
Ashley pun menemukan karyawan itu. Tidak jauh dari tempatnya berdiri. Ia segera menghampiri karyawan itu tanpa sepengetahuan Lucas.
"Bisakah, kau membantuku" tanya Ashley pada karyawan itu.
Karyawan toko itu pun menoleh dan tersenyum pada Ashley dengan sopan.- "tentu nona, apa yang bisa saya bantu"-
"Apa kau mepunya bolpoin dan kertas, aku akan menulis pesanan ku, dan ingat pesanan ku harus kau taruh di dalam dua box, apa kau bisa melakukannya"-
Karyawan itu memberikan pulpen dan kertas yang Ashley pinta. Ashley pun menerimanya dan segera menulis semua makanan yang ia inginkan. Lalu Ashley menyerahkan kertas dan pulpen itu pada karyawan toko yang ia suruh.
Karyawan menerima kertas dan pulpen yang diberikan Ashley, karyawan itu pun langsung membaca semua pesanan Ashley yang cukup banyak.
Sesudah membaca semua pesanan Ashley, karyawan itu pamit untuk mencari semua pesanan milik Ashley.
©©©©©©©
Tak berselang lama karyawan itu datang dengan dua box yang Ashley pesan.
Ashley tersenyum sumringah, mendapati dua box yang sudah berada di depannya. Ia pun meminta pada karyawan itu untuk membawa box-box itu ke kasir. Sambil ia mencari Lucas untuk membayar semua pesanannya.
Belum sempat Ashley mencari Lucas. Lucas terlebih dulu mencarinya.
"Kau kemana, aku mencarimu dari tadi, kenapa kau menghilang begitu saja"- berbagai pertanyaan Lucas keluarkan, ia takut jika Ashley menghilang.
"Kau yang meninggalkan ku disini, tanpa mau menunggu ku, jadi jangan salahkan aku, kalau aku hilang entah kemana"- jawab Ashley kesal terhadap Lucas yang membuat dirinya seperti anak kecil.
Jawaban Ashley membuat Lucas menyesal, tak seharusnya ia meninggalkan Ashley begitu saja. Lucas pun memegang tangan Ashley dan mengecupnya lalu ia pun meminta maaf pada Ashley dengan rasa sesalnya.
"I'm sorry, aku berjanji tidak akan meninggalkanmu lagi"- ungkap Lucas dengan nada sesalnya, sembari menjulurkan jari kelingkingnya pada Ashley.
Ashley menerima permintaan maaf Lucas dan mengaitkan jari kelingkingnya pada kelingking Lucas dan Ashley pun memegang janji Lucas yang sempat ia janjikan pada dirinya.
Setelah itu Lucas menanyakan barang yang dibeli Ashley,- "Apa kau sudah membelinya."- tanya Lucas tanpa curiga pada Ashley.
"Aku menitipkannya di kasir, kau tinggal membayarnya, hmm kalau begitu aku akan menunggu mu di depan"- jawan Ashley dengan Lugasnya sambi bersorak gembira dalam hatinya.
****
Ashley keluar dari supermarket itu dengan tersenyum senang. Sampai ia mendengar suara seorang pria yang memanggil namanya begitu kencang
"ASHLEYYY... "- teriak pria itu yang tidak begitu jauh dari Ashley.
Ashley menolehkan kepalanya, di saat pria itu memanggilnya, ia mengernyit bingung pada pria itu yang sudah berada di dekatnya.
" Ya tuhan, ternyata dugaan ku benar. Kau Ashley, mantan kekasih ku" kata pria itu sembari memeluk Ashley.
Sedangkan Ashley terdiam. Di saat pria itu memeluknya, ia tidak membalas pelukan pria itu. Malah Ashley bingung semakin bingung dibuatnya.
Pria itu melepas pelukannya dan menatap Ashley begitu lekat, lalu ia pun kembali berucap.- "Kau tidak ingat padaku, aku Rafael. Senior mu, di senior high school dan juga mantan kekasihmu. Apa kau ingat"-
Ashley berpikir setelah Pria itu menyebut namanya, hanya satu yang Ashley ingat. Rafael yang terkenal playboy dan juga kapten tim basket di senior high schoolnya tiga tahun silam.
"Rafael, sih pria playboy yang selalu tebar pesona pada setiap murid perempuan termasuk pada ku"- jawab Ashley, setelah ia mengingat jelas pria itu
"Hei, aku tidak suka tebar pesona, gadis-gadis itulah yang suka sekali menggoda ku" kata Rafael membalas ucapan Ashley.
"Ya.. Ya.. Ya.. Kau memang tidak tebar pesona, tapi kau langsung membawanya ke tempat laknatmu" ucap Ashley dengan sarkasnya. Hal itu malah membuat Rafael terkekeh mendengarnya.
"Ckkk... Kau masih saja sama. Mulut mu tidak pernah berkata manis, bagaimana kabar mu huh-"
"Kau melihat diriku seperti apa sekarang, kalau aku sakit, tidak mungkin aku berada di tempat ini dan berkeliaran malam-malam begini"
Mendengar ucapan Ashley membuat Rafael gemas, ia pun mengecup bibir Ashley singkat. Sampai Ashley tidak bisa menghindar dari kecupan Rafael.
"Apa yang kau lakukan huh" tanya Ashley setelah Rafael mengecup bibirnya secara singkat.
"Tentu saja mengecup bibir mu, karena bibirmu selalu menggemaskan"
Ashley tak menanggapi ucapan Rafael, ia malah teringat Lucas yang masih berada di dalam supermarket itu.
©©©©©©©©
Sementara Lucas sedang berada di kasir untuk membayar semua barang yang ia beli. Ia pun menanyakan barang milik Ashley pada petugas kasir itu.
"Apa ada seorang gadis yang menitipkan barang disini"- tanya Lucas pada petugas kasir itu.
"Tentu sir, gadis itu menitipkan dua box disini. Apa tuan yang akan membayar semuanya" Petugas kasir itu berbalik bertanya pada Lucas dan melihatkan dua box yang sudah terpampang jelas di depannya
Sontak saja, Lucas membelalakan matanya melihat dua box yang berada di depannya.
"Apa kau yakin, gadis itu menitipkan barang pesanannya disini"- tanya Lucas, ia terkejut mendapati dua box yang berada di depannya. Entah apa isinya Lucas pun tidak tahu.
"Salah satu karyawan sini, menitipkannya pada saya dan mengatakan kalau tuan yang akan membayar semuanya"- jelas petugas kasir itu. Memberitahu Lucas sebelum Lucas membayar keseluruhan pesanan itu.
Lucas pasrah mendengar setiap penjelasan dari petugas kasir itu. Ia pun menyuruh kasir itu untuk membuka dua box itu dan mentotalkan seluruh barang belanjaannya.
"Total nya tujuh ratus tujuh puluh sembilan dollar sir," petugas kasir itu memperlihatkan layar monitor yang menampilkan angka yang tertera di monitor itu.
Lucas terkejut melihat total keseluruhan barang yang ia harus bayar, ia pun mengumpat pada Ashley yang berani mengerjainya.
"Gadis sialan. Awas saja, aku akan membuat perhitungan dengan mu nanti" kata Lucas dalam hatinya. Lucas pun mengeluarkan black cardnya untuk membayar semua belanjaan itu dan meminta salah satu karyawan toko itu untuk membawanya ke penthouse miliknya.
Sesudah membayar semua barang belanjaannya, Lucas tidak langsung keluar, ia mampir ke coffee shop yang berada di dalam supermarket itu sejenak.
Lucas ingin membeli dua buah coffee latte untuk dirinya dan Ashley, ia tahu Ashley pasti menunggunya lama, walaupun Lucas kesal terhadap Ashley, tapi ia tidak ingin menunjukan kekesalannya sekarang. Ia akan bersikap manis pada Ashley, sebelum Lucas melancarkan aksi balas dendamnya
Setelah menerima dua cup coffee latte. Lucas keluar dari supermarket itu sambil menggenggam dua cup coffee latte.
Baru saja Lucas keluar, Lucas dikejutkan oleh Ashley yang sedang dipeluk oleh pria asing membuat tubuh Lucas panas. Di tambah lagi Ashley di cium pria itu semakin membuat Lucas emosi.
"Sialan, setelah puas mengerjaiku. Dia malah bersenang-senang dengan pria sialan itu, tidak akan kubiarkan. Lihat saja apa yang akan aku perbuat" ucap Lucas pada dirinya. Sembari berjalan ke arah Ashley. Yang berada di depannya dengan pria sialan itu.
Di tempat lain Rafael masih melontarkan pertanyaan pada Ashley, yang membuat Ashley jengah.
"Kau tau, dulu kau gadis yang susah untuk di dekatkan, bahkan seluruh pria di sekolah, berlomba-lomba untuk mendapatkan hadiah dan hanya aku lah yang menjadi pemenangnya yang berhasil mendapatkan hatimu" ucap Lucas dengan percaya dirinya. Sambil tersenyum mengingat masa lalunya bersama Ashley.
Ashley tak menjawab, ia memutar matanya. Malas mendengar ocehan-ocehan Rafael yang tidak bermutu.
Ia pun ingin meninggalkan Rafael disana untuk mencari Lucas yang tidak kunjung datang.
Baru saja Ashley memutar tubuhnya. Ia dikejutkan oleh Lucas yang menumpahkan coffee latte di baju Ashley
"WHAT THE.. LUCASSSSSSS SIALAN KAU.. " Geram Ashley melihat baju kesayangannya kotor akibat ulah Lucas.
"Maaf sweety aku tidak sengaja, aku tersandung batu dan tidak tau kalau kau di depan ku" jawab Lucas berpura-pura memasang raut wajah bersalahnya.
"Aku tidak mau tau, kau harus mencuci baju kesayangan ku hingga bersih dengan kedua tanganmu dan cepat buka bajumu, aku tidak ingin memakai baju kotor seperti ini"
Seumur hidupnya. Ia tidak pernah menaiki motor dengan siapa pun bahkan Daddynya sendiri pun tidak pernah mengendarai motor kemanapun Daddynya pergi.
"Kenapa masih diam, kau mau aku tinggal hah" ucapan Lucas menyadarkan Ashley yang sempat terdiam melihat motor Lucas.
Ashley berdecak sebal melihat wajah Lucas yang sedang mengejeknya "puas mengejekku huh" sinis Ashley yang kesal pada Lucas.
Lucas terkekeh mendengar ucapan sinis Ashley. Yang tidak pernah ramah terhadapnya. "Ckk.. Buat apa aku mengejek mu heh, tampang mu saja yang membuat ku ingin selalu menertawaimu"
"Dasar sialan. Apa kau pikir, tampang ku aneh" Sarkas Ashley, ia muak melihat Lucas sedang menertawainya
"Aku tidak berpikir seperti itu, kau saja yang selalu berpikir buruk tentang ku"- ucap Lucas menimpali perkataan Ashley.
Sementara Matthew hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Melihat tingkah kedua anak itu yang selalu bertengkar dimanapun mereka berada. Akhirnya Matthew mengucapkan sesuatu hingga Lucas dan Ashley berhenti bertengkar. "Jika kalian masih terus bertengkar, aku akan langsung menikahkan kalian berdua"
Ashley membulatkan matanya mendengar ucapan Daddynya yang tak masuk akal. Sedangkan Lucas tersenyum penuh arti.
"WHATTTT.. Are you kidding me Dad, hahaha.. Menikah dengannya lelucon macam apa ini" Ashley menunjuk pada Lucas yang sedang tersenyum penuh arti padanya.
"Kalau kau masih terus bertengkar. Malam ini juga Daddy akan menikahkan kalian berdua, Daddy tidak peduli jika kalian menolak"- jawab Matthew yang tersirat penuh ancaman.
Lucas yang mendengar ucapan Matthew, ia pun membisiki Ashley.- "Sepertinya, Daddy mu tidak bermain-main dengan ucapannya, apa kau akan terus melanjutkan pertengkaran ini, atau…?" Lucas sengaja menggantungkan ucapannya. Ia ingin tau reaksi Ashley selanjutnya.
" In your dream jerk, itu tidak akan pernah terjadi" Ashley pun meninggalkan Lucas dan Daddynya di sana dengan raut wajah kesal.
Lucas yang melihat Ashley kesal, hanya bisa terkekeh dan menggelengkan kepalanya. Sedangkan Matthew nampak tersenyum puas. Ancamannya selalu membuat Ashley tunduk padanya.
Matthew pun meminta Lucas untuk segera pergi. Karena hari semakin malam dan ia pun harus bersiap-siap untuk perjalanannya.
©©©©©©©
Sesudah berpamitan pada Matthew, Lucas menghampiri Ashley yang sudah berdiri di samping motornya dengan wajah yang terlihat kesal.
Setelah berada di dekat Ashley, Lucas membuka jaket kesayangannya. Lalu ia pun memberikan jaket itu pada Ashley.
Sontak Ashley mengernyitkan Alisnya nampak bingung pada Lucas, yang tiba-tiba memberikan jaket itu padanya.
"Pakai ini, udara malam ini cukup dingin" kata Lucas, menjelaskan maksudnya. Supaya Ashley tidak bingung dengan tindakannya yang sedikit mengundang perhatian.
Ashley menatap Lucas tidak percaya, ia pun masih tercengang dengan ucapan Lucas padannya.- sampai Ashley pun berpikir dalam dirinya mengenai Lucas yang sedikit perhatian, "Ku rasa otaknya terbentur sesuatu, atau ia kerasukan roh jahat" pikir Ashley sambil menatap Lucas ngeri.
Lucas bingung mendapati Ashley yang menatapnya sambil mengernyit ngeri, sampai akhirnya Lucas mengatakan sesuatu dan membuat Ashley kembali ke alam sadarnya. -" Apa yang kau pikirkan huh, kenapa tampang mu bergidik ngeri melihatku"-
"Hah.. Ti.. Ti.. Ti.. Tidak ada"- jawab Ashley gugup, melihat Lucas memajukan wajahnya hingga hidungnya bersentuhan dengan hidung Lucas.
"Buang semua pikiran kotormu, atau kau ingin aku menciummu di depan Daddy mu yang masih melihat kita" ucap Lucas sambil menggesek-gesekan hidungnya ke hidung Ashley. Hingga nafasnya Lucas yang beraroma mint tercium oleh Ashley yang begitu memabukan.
Tatapan mata mereka saling mengunci satu sama lain, Hingga akhirnya Lucas mencium Ashley untuk kesekian kalinya.
Ashley pun membalas ciuman Lucas yang lembut mengikuti ritme bibir Lucas yang bergerak Lincah menyesap bibirnya.
Sementara Matthew menyaksikan kejadian langka itu, hanya tersenyum. Melihat putrinya berciuman dengan Lucas, tidak ada rasa marah atau pun emosi di saat Matthew melihat kedua anak itu berciuman, Matthew memang mengharapkan Lucas dan Ashley bersatu. Maka dari itu Matthew meminta pada Lucas untuk memintanya menjaga Ashley, agar hubungan mereka dekat dan mengenal satu sama lain.
©©©©©©©
Lucas menyudahi ciumannya dengan nafas yang masih tersengal-sengal tanpa melepaskan pandangannya ke Ashley.
Sedangkan Jari Lucas mengusap bibir Ashley yang basah karena salivanya, mengusapnya lembut dengan ibu jarinya.
Ashley menahan nafasnya di saat ibu jari Lucas mengucap lembut di bibirnya dan jantungnya pun ikut berpompa begitu cepatnya.
Sampai ia tak sadar memanggil Lukas dengan suara seraknya yang terdengar gugup. "Luke"
Lucas tersenyum mendengar Ashley memanggil namanya dengan nada serak dan sexy. "aku menyukai suaramu yang memanggil namaku begitu indahnya, aku suka melihatmu gugup di saat aku memandangmu. Cup" selanjutnya Lucas mencium kening Ashley begitu lamanya. Sampai Ashley pun memejamkan matanya.
Selepas mengecup kening Ashley, Lucas membawa Ashley untuk menaiki motor kesayangannya.
Sampai Lucas pun melihat keraguan di wajah Ashley, ia pun meyakinkan Ashley untuk mempercayainya. "peluklah aku di saat kau takut atau pun bersedih, genggamlah tangan ku di saat kau bingung dan senang. Karena aku akan selalu berada di depanmu, disampingmu untuk melindungimu, -
Ucapan Lucas membuat Ashley terharu. Ini pertama kalinya Ashley mendengar Lucas berbicara begitu manis terhadapnya. Semenjak pertemuannya hari ini, tidak ada di antara mereka yang bersikap manis, bahkan Ashley sendiri enggan bersikap manis pada Lucas.
Setelah meyakinkan dirinya. Ashley menganggukan kepalanya dan tersenyum pada Lucas, sebagai tanda ia percaya pada Lucas.
Lucas melepas jaket kulitnya dan memakaikannya ke tubuh Ashley yang hanya memakai crop top berwarna putih dan dipadukan dengan hotpants jeans berwarna biru tua.
Kemudian, Lucas mengulurkan tangannya nya, agar mempermudah Ashley untuk menaiki motor kesayangannya.
Setelah memastikan Ashley sudah berada di bangku belakang motornya, Lucas pun naik dan menghidupi motornya dan meminta Ashley untuk memeluknya yang membuat Lucas harus menahan nafasnya di saat dua buah dadanya menempel dengan sempurna di punggung Lucas.
Di sepanjang perjalanan Lucas berkali-kali meneguk salivanya dengan kasar. karena Ashley yang selalu membenarkan posisi duduknya. Hingga dadanya selalu mengenai punggung Lucas.
Lucas berusaha semaksimal mungkin untuk tidak terpengaruh pada Ashley. Ia masih bisa menahan hasratnya untuk tidak memakan Ashley di jalan yang sepi.
Walaupun ia seorang pria bajingan, Lucas tidak pernah meniduri seorang wanita di jalanan. Pastinya Lucas akan menyuruh wanita itu datang ke hotelnya.
©©©©©©©
Setelah berhasil mengendalikan dirinya. Lucas memberhentikan motornya. Tepat di depan supermarket yang berada tidak jauh dari penthouse nya.
"Kenapa, berhenti disini" tanya Ashley heran, mendapati Lucas yang sudah mematikan mesin motornya.
"Membelikanmu makanan, agar kau tidak merengek tengah malam meminta ku untuk membelikan makanan atau memasak makanan untuk mu, itu yang Daddy mu bilang padaku, sebelum kita pergi"- jawab Lucas mebuat Ashley membulatkan matanya.
"Hah, yang benar saja, aku tidak seperti itu"- sangkal Ashley pada Lucas, ia pun merutuki Daddynya yang membuat Ashley malu di depan Lucas.
"Oh ya, benarkah, lalu siapa yang tengah malam sering menggedor-gedor pintu maid mu" tanya Lucas sambil melipat tangannya di dada bidangnya
"A.. A.. Aku tidak tau, yang jelas bukan aku" Ashley masih menyangkal ucapan Lucas. Ia tidak mau Lucas tau kebiasaan buruknya pada malam hari.
"Terserah kau saja, yang jelas aku tidak ingin tidur ku terganggu untuk melayani perut yang lapar" Lucas meninggalkan Ashley yang terdiam di motornya, ia pun masuk kedalam supermarket itu tanpa Ashley
Mendapati Lucas pergi dan masuk ke dalam supermarket itu Ashley pun berteriak memaki Lucas "Lucas sialan, kau mau kemana, heh tunggu aku brengsek" Teriak Ashley dengan makiannya
Ashley pun turun dan mengejar Lucas sambil berteriak memanggil namanya.
Lucas yang tau Ashley memanggil namanya dengan berteriak, tak Lucas hiraukan. Ia tetap berjalan tanpa mau menoleh ke belakang.
"Kenapa kau tidak berhenti, apa kau sengaja membuat ku mengejarmu" tanya Ashley yang sudah berada di dekat Lucas.
"Tentu saja tidak"
"Lalu apa"
Lucas memutar bola matanya dan ia pun menghadap Ashley. - "karena aku tidak suka. Jika seseorang terlalu banyak berpikir"-
Ashley menganga mendengar jawaban Lucas. Ia pun ingin membalas ucapan Lucas, tapi Lucas lebih dulu berbicara padanya.- "aku mengijinkanmu untuk mengambil makanan kesukaan mu, hanya dua. Tidak lebih. Kalau kau ingin lebih kau bisa membelinya sendiri"-
Mendengar ucapan Lucas membuat Ashley membelalakan matanya tidak percaya.- "hanya dua"- tanya Ashley sambil menunjuk jari telunjuk dan tengahnya seperti huruf V
"Ya, hanya dua dan tidak boleh lebih" Kata Lucas membenarkan ucapannya.
"Cihh, dasar pelit. Pantas saja kau tidak punya kekasih, aku yakin wanita yang menjadi kekasih mu, pasti tidak akan bertahan lama, menjalin hubungan dengan pria pelit sepertimu"-
Lucas tak menimpali ucapan Ashley, ia pun pergi dari hadapan Ashley sambil mendorong trolley yang ia bawa untuk menaruh bahan makanan yang akan Lucas beli.
Ashley kesal melihat Lucas yang pergi meninggalkannya, apalagi di saat Lucas hanya memintanya untuk membeli dua jenis makanan.
Sungguh, rasanya Ashley ingin sekali mencakar wajah tampan Lucas dengan kuku-kukunya.
Sampai akhirnya, sebuah ide muncul dari pikirannya, ia mencari seorang karyawan supermarket itu untuk membawakan Ashley sesuatu.
Ashley pun menemukan karyawan itu. Tidak jauh dari tempatnya berdiri. Ia segera menghampiri karyawan itu tanpa sepengetahuan Lucas.
"Bisakah, kau membantuku" tanya Ashley pada karyawan itu.
Karyawan toko itu pun menoleh dan tersenyum pada Ashley dengan sopan.- "tentu nona, apa yang bisa saya bantu"-
"Apa kau mepunya bolpoin dan kertas, aku akan menulis pesanan ku, dan ingat pesanan ku harus kau taruh di dalam dua box, apa kau bisa melakukannya"-
Karyawan itu memberikan pulpen dan kertas yang Ashley pinta. Ashley pun menerimanya dan segera menulis semua makanan yang ia inginkan. Lalu Ashley menyerahkan kertas dan pulpen itu pada karyawan toko yang ia suruh.
Karyawan menerima kertas dan pulpen yang diberikan Ashley, karyawan itu pun langsung membaca semua pesanan Ashley yang cukup banyak.
Sesudah membaca semua pesanan Ashley, karyawan itu pamit untuk mencari semua pesanan milik Ashley.
©©©©©©©
Tak berselang lama karyawan itu datang dengan dua box yang Ashley pesan.
Ashley tersenyum sumringah, mendapati dua box yang sudah berada di depannya. Ia pun meminta pada karyawan itu untuk membawa box-box itu ke kasir. Sambil ia mencari Lucas untuk membayar semua pesanannya.
Belum sempat Ashley mencari Lucas. Lucas terlebih dulu mencarinya.
"Kau kemana, aku mencarimu dari tadi, kenapa kau menghilang begitu saja"- berbagai pertanyaan Lucas keluarkan, ia takut jika Ashley menghilang.
"Kau yang meninggalkan ku disini, tanpa mau menunggu ku, jadi jangan salahkan aku, kalau aku hilang entah kemana"- jawab Ashley kesal terhadap Lucas yang membuat dirinya seperti anak kecil.
Jawaban Ashley membuat Lucas menyesal, tak seharusnya ia meninggalkan Ashley begitu saja. Lucas pun memegang tangan Ashley dan mengecupnya lalu ia pun meminta maaf pada Ashley dengan rasa sesalnya.
"I'm sorry, aku berjanji tidak akan meninggalkanmu lagi"- ungkap Lucas dengan nada sesalnya, sembari menjulurkan jari kelingkingnya pada Ashley.
Ashley menerima permintaan maaf Lucas dan mengaitkan jari kelingkingnya pada kelingking Lucas dan Ashley pun memegang janji Lucas yang sempat ia janjikan pada dirinya.
Setelah itu Lucas menanyakan barang yang dibeli Ashley,- "Apa kau sudah membelinya."- tanya Lucas tanpa curiga pada Ashley.
"Aku menitipkannya di kasir, kau tinggal membayarnya, hmm kalau begitu aku akan menunggu mu di depan"- jawan Ashley dengan Lugasnya sambi bersorak gembira dalam hatinya.
****
Ashley keluar dari supermarket itu dengan tersenyum senang. Sampai ia mendengar suara seorang pria yang memanggil namanya begitu kencang
"ASHLEYYY... "- teriak pria itu yang tidak begitu jauh dari Ashley.
Ashley menolehkan kepalanya, di saat pria itu memanggilnya, ia mengernyit bingung pada pria itu yang sudah berada di dekatnya.
" Ya tuhan, ternyata dugaan ku benar. Kau Ashley, mantan kekasih ku" kata pria itu sembari memeluk Ashley.
Sedangkan Ashley terdiam. Di saat pria itu memeluknya, ia tidak membalas pelukan pria itu. Malah Ashley bingung semakin bingung dibuatnya.
Pria itu melepas pelukannya dan menatap Ashley begitu lekat, lalu ia pun kembali berucap.- "Kau tidak ingat padaku, aku Rafael. Senior mu, di senior high school dan juga mantan kekasihmu. Apa kau ingat"-
Ashley berpikir setelah Pria itu menyebut namanya, hanya satu yang Ashley ingat. Rafael yang terkenal playboy dan juga kapten tim basket di senior high schoolnya tiga tahun silam.
"Rafael, sih pria playboy yang selalu tebar pesona pada setiap murid perempuan termasuk pada ku"- jawab Ashley, setelah ia mengingat jelas pria itu
"Hei, aku tidak suka tebar pesona, gadis-gadis itulah yang suka sekali menggoda ku" kata Rafael membalas ucapan Ashley.
"Ya.. Ya.. Ya.. Kau memang tidak tebar pesona, tapi kau langsung membawanya ke tempat laknatmu" ucap Ashley dengan sarkasnya. Hal itu malah membuat Rafael terkekeh mendengarnya.
"Ckkk... Kau masih saja sama. Mulut mu tidak pernah berkata manis, bagaimana kabar mu huh-"
"Kau melihat diriku seperti apa sekarang, kalau aku sakit, tidak mungkin aku berada di tempat ini dan berkeliaran malam-malam begini"
Mendengar ucapan Ashley membuat Rafael gemas, ia pun mengecup bibir Ashley singkat. Sampai Ashley tidak bisa menghindar dari kecupan Rafael.
"Apa yang kau lakukan huh" tanya Ashley setelah Rafael mengecup bibirnya secara singkat.
"Tentu saja mengecup bibir mu, karena bibirmu selalu menggemaskan"
Ashley tak menanggapi ucapan Rafael, ia malah teringat Lucas yang masih berada di dalam supermarket itu.
©©©©©©©©
Sementara Lucas sedang berada di kasir untuk membayar semua barang yang ia beli. Ia pun menanyakan barang milik Ashley pada petugas kasir itu.
"Apa ada seorang gadis yang menitipkan barang disini"- tanya Lucas pada petugas kasir itu.
"Tentu sir, gadis itu menitipkan dua box disini. Apa tuan yang akan membayar semuanya" Petugas kasir itu berbalik bertanya pada Lucas dan melihatkan dua box yang sudah terpampang jelas di depannya
Sontak saja, Lucas membelalakan matanya melihat dua box yang berada di depannya.
"Apa kau yakin, gadis itu menitipkan barang pesanannya disini"- tanya Lucas, ia terkejut mendapati dua box yang berada di depannya. Entah apa isinya Lucas pun tidak tahu.
"Salah satu karyawan sini, menitipkannya pada saya dan mengatakan kalau tuan yang akan membayar semuanya"- jelas petugas kasir itu. Memberitahu Lucas sebelum Lucas membayar keseluruhan pesanan itu.
Lucas pasrah mendengar setiap penjelasan dari petugas kasir itu. Ia pun menyuruh kasir itu untuk membuka dua box itu dan mentotalkan seluruh barang belanjaannya.
"Total nya tujuh ratus tujuh puluh sembilan dollar sir," petugas kasir itu memperlihatkan layar monitor yang menampilkan angka yang tertera di monitor itu.
Lucas terkejut melihat total keseluruhan barang yang ia harus bayar, ia pun mengumpat pada Ashley yang berani mengerjainya.
"Gadis sialan. Awas saja, aku akan membuat perhitungan dengan mu nanti" kata Lucas dalam hatinya. Lucas pun mengeluarkan black cardnya untuk membayar semua belanjaan itu dan meminta salah satu karyawan toko itu untuk membawanya ke penthouse miliknya.
Sesudah membayar semua barang belanjaannya, Lucas tidak langsung keluar, ia mampir ke coffee shop yang berada di dalam supermarket itu sejenak.
Lucas ingin membeli dua buah coffee latte untuk dirinya dan Ashley, ia tahu Ashley pasti menunggunya lama, walaupun Lucas kesal terhadap Ashley, tapi ia tidak ingin menunjukan kekesalannya sekarang. Ia akan bersikap manis pada Ashley, sebelum Lucas melancarkan aksi balas dendamnya
Setelah menerima dua cup coffee latte. Lucas keluar dari supermarket itu sambil menggenggam dua cup coffee latte.
Baru saja Lucas keluar, Lucas dikejutkan oleh Ashley yang sedang dipeluk oleh pria asing membuat tubuh Lucas panas. Di tambah lagi Ashley di cium pria itu semakin membuat Lucas emosi.
"Sialan, setelah puas mengerjaiku. Dia malah bersenang-senang dengan pria sialan itu, tidak akan kubiarkan. Lihat saja apa yang akan aku perbuat" ucap Lucas pada dirinya. Sembari berjalan ke arah Ashley. Yang berada di depannya dengan pria sialan itu.
Di tempat lain Rafael masih melontarkan pertanyaan pada Ashley, yang membuat Ashley jengah.
"Kau tau, dulu kau gadis yang susah untuk di dekatkan, bahkan seluruh pria di sekolah, berlomba-lomba untuk mendapatkan hadiah dan hanya aku lah yang menjadi pemenangnya yang berhasil mendapatkan hatimu" ucap Lucas dengan percaya dirinya. Sambil tersenyum mengingat masa lalunya bersama Ashley.
Ashley tak menjawab, ia memutar matanya. Malas mendengar ocehan-ocehan Rafael yang tidak bermutu.
Ia pun ingin meninggalkan Rafael disana untuk mencari Lucas yang tidak kunjung datang.
Baru saja Ashley memutar tubuhnya. Ia dikejutkan oleh Lucas yang menumpahkan coffee latte di baju Ashley
"WHAT THE.. LUCASSSSSSS SIALAN KAU.. " Geram Ashley melihat baju kesayangannya kotor akibat ulah Lucas.
"Maaf sweety aku tidak sengaja, aku tersandung batu dan tidak tau kalau kau di depan ku" jawab Lucas berpura-pura memasang raut wajah bersalahnya.
"Aku tidak mau tau, kau harus mencuci baju kesayangan ku hingga bersih dengan kedua tanganmu dan cepat buka bajumu, aku tidak ingin memakai baju kotor seperti ini"
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved