Bab 18 Hanson : Apa Kamu Kira Aku Takut Kamu Mati?

by Nadya Demanto 10:46,Apr 21,2023
"Apa yang masih kalian lakukan? Cepat mengambil kotak obatnya ke sini!"

"Baik, CEO."

"..."

"Hanson, kamu akhirnya di sini? Apakah aku... harus bersyukur? Setidaknya hatimu belum mengeras sampai tidak bermanusiawi dan datang ketika mendengar bahwa aku hampir mati.."

Jessica menoleh sedikit demi sedikit. Setelah menderita selama hampir sepuluh jam, dia melihat pria yang akhirnya datang ini dengan mata memerah dan bengkaknya yang telah menangis hingga mengering.

Urat dahi Hanson berdenyut, "Apa kamu gila? Kamu pikir aku benar-benar takut kamu mati? Biarkan aku memberitahumu, itu hanya karena aku telah memberi tahu Tuan Besar kabar bahwa kamu masih hidup."

"Benarkah?"

Ketika mendengar ini, senyum suram muncul di sudut mulut Jessica yang tidak pucat.

Benar juga, kalau tidak bagaimana mungkin orang seperti Hanson akan peduli dengan hidupnya?

Dia bahkan sudah mengatakan bahwa di dalam matanya, apakah dia sudah mati atau belum itu sama sekali tidak ada bedanya.

Jessica perlahan memejamkan matanya lagi, "Kalau begitu, bisakah kamu mengembalikan anak itu padaku?"

"Apa katamu? Kembalikan padamu?"

"Ya. Hanson, kamu bisa membenciku atau berharap aku segera mati, tetapi bisakah melihat bahwa Hendiko adalah putramu sendiri dan beri dia jalan keluar? Bagaimanapun dia sama sekali tidak bersalah. Apakah kamu benar-benar begitu berdarah dingin dan tak berperasaan?"

Dia tiba-tiba membuka matanya lagi dan menatapnya dengan tegas. Mata yang sudah mengering sejak awal itu berwarna merah darah di dalamnya, seperti binatang buas yang terperangkap dan hampir menjadi gila.

Alis Hanson semakin menegang, "Omong kosong apa yang kamu bicarakan? Jalan keluar apa? Apa aku masih belum memberi putraku jalan keluar?"

"Lalu mengapa kamu menyerahkannya kepada jalang itu? Tahukah kamu apa yang telah jalang itu lakukan pada Hendiko? Dia membuka jari-jarinya secara paksa dan bahkan masih mencubitnya. Hendiko baru berusia lima tahun, Hanson. Itu adalah anak yang aku ngandung selama sepuluh bulan dan mencoba yang terbaik untuk melahirkannya. Jika kamu benar-benar tidak menginginkannya, aku mohon kembalikan padaku. Aku akan membesarkannya dengan baik dan tidak akan menganggu Keluarga Wijaya kalian sedikit pun. Apa boleh, Hanson??!!!"

Jessica gemetar di sekujur tubuhnya. Terlepas dari kelelahannya, dia berjuang untuk bangkit dari tanah dan memberi isyarat kepada pria ini. Karena terlalu menyakitkan, dia bahkan tidak bisa bernapas untuk sementara waktu.

Benar, itu anaknya, jika Hanson benar-benar tidak menginginkannya, bisakah dia mengembalikannya?

Namun setelah mendengar kata-katanya, pria ini tidak hanya tidak mempercayainya, sebaliknya juga langsung menyingkirkannya. Wajahnya yang tampan penuh dengan rasa jijik dan kebencian.

"Jessica, apa yang sebenarnya ingin kamu lakukan? Apa kamu pikir kamu dapat kembali ke Keluarga Wijaya dan menjadi Nyonya Muda setelah mengusir Cindy? Biarkan aku memberitahumu, jangan berpikir indah!"

"Apa katamu? Usir Cindy pergi?"

"Bukankah begitu? Kamu dengan sengaja mengatakan bahwa dia menyiksa Hendiko dan memintaku untuk mengembalikan Hendiko kepadamu, serta juga bunuh diri. Jessica, kamu memainkan trik ini dengan sangat baik. Tapi sayangnya kamu menggunakannya di tempat yang salah."

Pria itu menatapnya dari atas, seolah akan merasa lebih jijik jika memandangnya lebih lama.

Hahahahaha……

Ternyata di matanya status wanita itu begitu tak tergoyahkan. Cindy benar-benar pandai berpura-pura!!!

Dan dia, Jessica adalah keberadaan yang dipenuhi kemalangan.

Memainkan trik?

Jessica tiba-tiba bangun dari tanah dan sebelum Hanson sempat bereaksi sama sekali, dia tiba-tiba meraih sesuatu dan menikam dirinya sendiri!

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

320