Bab 2 Memenuhi Keinginannya

by Nadya Demanto 10:40,Apr 21,2023
Lima tahun kemudian.

Di sebuah Rumah Sakit ternama.

Di ruang konferensi dengan jendela yang terang dan bersih, Jessica yang mengenakan jas putih sedang memegang laporan analisis kasus di tangannya sambil berbicara dalam bahasa Inggris yang fasih kepada para ahli medis.

Dia memiliki rambut pendek yang dipotong hingga ke telinga. Fitur wajahnya yang cantik dan halus ditutupi dengan riasan tipis, serta kulitnya yang seputih salju dan matanya yang jernih dan gelap tetapi sangat cerah.

Ini seperti dua batu permata yang memancarkan cahaya terang.

"Maaf, Dokter Nancy. Jadi maksudmu pasien ini tidak wajib dioperasi? Sebagai gantinya, gunakan titik akupunktur negara kalian?"

"Ya, jika kamu percaya padaku."

Jessica membolak-balik kasus di tangannya dan tersenyum tegas tapi sopan.

Nancy. Ya, itu namanya yang saat ini.

Lima tahun lalu, dia tidak meninggal di rumah sakit. Dokter kandungan menyelamatkan nyawanya secara kebetulan dan dia tidak meminta Dokter untuk memberi tahu Keluarga Wijaya, tetapi langsung mengumumkan bahwa dia sudah meninggal.

Dia lebih baik meninggal daripada harus kembali ke rumah itu.

Setelah itu, dia datang ke sini dan hanya dalam beberapa tahun, dia telah menjadi dokter terkenal dengan mengandalkan keterampilan pengobatan tradisional yang diturunkan dari nenek moyang Keluarga Agnez.

Orang-orang di ruang konferensi mulai ragu ketika melihatnya begitu yakin.

Tapi Jessica tidak sabar menunggu lagi. Setelah melihat jam tangan di pergelangan tangannya, dia segera meninggalkan ruang pertemuan.

"Dokter Nancy, apa kamu ingin pergi menjemput anak lagi?"

"Iya."

Ketika bergegas turun ke bawah, Jessica bertemu dengan seorang rekan yang menyapanya dan dia mengangguk dengan senyum cerah.

Benar, dia pergi untuk menjemput anaknya.

Sepuluh menit jauhnya, di taman kanak-kanak setempat.

"Mommy, kamu akhirnya di sini. Novi sudah lama menunggumu."

Baru saja tiba, di pintu masuk taman kanak-kanak yang sudah agak sepi, seorang anak kecil yang mengenakan gaun merah muda dengan rambut yang di guncir bulat di kanan dan kiri segera bergegas melari keluar.

Jessica melihatnya dan segera keluar dari mobil.

"Maaf, Mommy yang datang terlambat. Mommy minta maaf padamu dan berjanji tidak akan datang terlambat lagi di masa depan, oke?"

"Tidak apa-apa. Kakak ada di sini dan baru saja dia membawakan banyak makanan untuk Novi."

Novi tidak menyalahkan Mommy. Setelah digendong ke dalam pelukan Mommy, dia berkata bahwa dia sudah kenyang dengan suara imutnya.

Saat Jessica mendengarnya, hatinya terasa hangat kembali.

Kakak, salah satu dari anak kembar itu. Memang, anak itu sangat dewasa dan sangat menjaga adik perempuannya.

Jessica tersenyum, "Kalau begitu ayo kita cari Kakak, oke?"

"Oke, Mommy."

Jadi beberapa menit kemudian, Jessica juga melihat putranya.

Namun, yang membuatnya berkeringat adalah bahwa lelaki kecil ini sedang berada di kantor guru seolah dikagum oleh orang-orang lagi. Tidak tahu apa yang dia lakukan.

"Ya Tuhan, lihatlah anak yang akan dipindahkan ini benar-benar sama persis dengan Hary Agnez di taman kanak-kanak kita."

"Benar sekali, coba kalian lihat!"

Seorang guru meletakkan foto di tangannya ke samping wajah kecil Hary.

Mata seperti rubah kecil Hary mengamati foto itu.

"Mana mirip? Apa wajahnya sebulat punyaku?"

"Tidak..."

"Lalu apakah dia semanis aku? Coba lihat baik-baik."

Hary memegang wajah kecilnya yang tampan dan imut itu dan mencoba yang terbaik untuk lebih dekat dengan para guru ini.

Membuat semua guru tertawa.

Dilihat seperti ini, anak di foto memang tidak terlalu mirip dengannya. Hanya umur 5 tahun tapi sudah memiliki wajah yang dingin, serta tampilan yang gelap seperti seorang dewasa, mana mungkin bisa dibandingkan dengan Hary imut mereka?"

"Hary, apa yang kamu lakukan?"

Jessica baru saja tiba di sini dan setelah melihat pemandangan ini, dia mau tidak mau masuk dan bertanya.

"Ha? Mommy, kamu di sini. Aku tidak melakukan apa-apa."

Anak dengan respon yang sangat cepat, ketika mendengar suara ibunya, dia segera kembali ke wajahnya yang tersenyum sebelum melompat dari meja.

Ini memang anak yang suka tertawa.

Fitur wajahnya sangat mirip dengan orang itu, tetapi sama sekali tidak pernah cuek sepertinya, melainkan lebih mirip dengan matahari kecil dan selalu tersenyum di wajah kecilnya yang dingin.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

320