Bab 1 Memintaku Menikahi Orang Autis?

by Clevana Sira 17:56,Jan 30,2023
Di dalam Rumah Tua Keluarga Osmani.

Chesia Roswad mengenakan gaun yang anggun, tapi wajahnya memancarkan aura kekanak-kanakan.

Dia mengutak-atik set teh di atas meja kopi, memegangnya dengan ekspresi seperti orang bodoh dan memberi isyarat pada orang yang duduk di depannya, “Teh… mau minum teh…”

Saat dia berbicara, ada air liur yang menetes dari sudut mulutnya.

Yang lebih sulit untuk diabaikan adalah dua bekas luka yang saling bertautan di wajahnya.

“Untuk balas budi, dia benar-benar minta aku menikahi orang autis?”

Ezra Osmani mengabaikannya, setelah dengan cepat memeriksa berbagai laporan berisi informasi tentang Chesia di tangannya, dia melemparkannya ke samping dan aura dingin keluar dari tubuhnya.

Dia semakin tidak senang ketika membaca kata ‘IQ 50’ di laporan itu.

Wanita ini berkulit putih dan cantik, tapi sudut mulutnya terus meneteskan air liur, sangat menjijikkan untuk dilihat.

Pelayan menjelaskan di samping, “Tetua bilang Nona Chesia sudah menyelamatkan nyawanya, jadi…”

Sebulan yang lalu, Tetua Roswad yaitu Garda Osmani kembali ke kampung halaman untuk berziarah pada leluhurnya, tapi dia tersesat di pegunungan.

Orang-orang dari keluarga Roswad mencarinya siang dan malam tapi tidak bisa menemukannya, namun setelah hujan reda ternyata dia ditemukan dan dibawa oleh seorang wanita.

Wanita itu adalah Chesia.

“Jadi dia balas budi dengan pernikahanku?”

Ezra mengangkat matanya dengan dingin, bangkit begitu saja dari sofa tanpa repot-repot melirik Chesia dan memberi perintah, “Bawa dia keluar!”

“Tuan Muda… tapi… tapi sekarang Nona Chesia adalah Nyonya Muda dari keluarga Osmani!”

Pelayan berbicara sambil mengeluarkan dua akta pernikahan berwarna merah.

Karena sudah menebak bahwa Ezra tidak akan setuju, jadi Garda sudah lebih dulu menyiapkan akta pernikahan dan artinya keputusannya sudah mutlak, tidak bisa diubah.

Suasana di ruang tamu seketika hening.

Ezra langsung akta nikah dari tangan pelayan, meliriknya dengan marah dan rasanya dia ingin segera merobek dua akta pernikahan itu.

Semua orang tahu bahwa Ezra adalah orang yang hebat di dunia bisnis, tapi dia sudah berusia 32 tahun dan tidak memiliki pacar sehingga muncul rumor kalau dia gay.

Tindakan Garda ini membuat semua orang bungkam.

Tapi siapa yang menyangka bahwa Garda akan mengatur seorang wanita autis untuk menjadi istri Tuan Muda Pertama!

“Kamu tidak suka teh ya, gimana kalau makan permen?”

Saat ini, Chesia yang sedang berjongkok di dekat meja kopi tiba-tiba berdiri dan muncul di depan wajah Ezra sambil memegang permen lolipop di tangannya, menatapnya dengan berbinar.

Hanya saling memandang sudah membuat sekujur tubuh Ezra merinding.

Dia segera menahan tangan wanita di depannya karena takut Chesia akan menempelkan permen itu ke tubuhnya karena Ezra adalah orang yang sangat gila kebersihan dan jika permen itu menempel, dia akan menggila.

“Tunggu apa lagi? Cepat bawa dia pergi! Bersihkan semuanya!” Ezra memberi perintah pada pelayan dengan dingin dan kejam, berusaha menyingkirkan Chesia.

Tapi sebelum Ezra bergerak, Chesia sudah memeluknya dan menangis sedih, “Huhuhu… suamiku, kamu tidak mau sama aku ya? Aku cuma mau kasih permen untukmu!”

Dia menangis sambil menyeka air mata dan ingusnya di pakaian Ezra.

“.….”

Pelayan ingin tertawa, tapi dia tidak berani dan hanya bisa menahan diri.

“Suamiku, jangan usir aku ya? Aku janji akan patuh dan dengarkan suamiku!”

Chesia memang terlihat lemah, tapi cengkeraman tangannya cukup membuat membuat Ezra tidak bisa menarik lengannya dan bahkan seperti mati rasa.

Ekspresinya juga semakin muram ketika mendengar wanita ini memanggilnya suami beberapa kali.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

62