Bab 4 Dikurung

by Jelly 08:01,Sep 27,2022
Para bodyguard menyeret dan menariknya ke ruang bawah tanah, gerakan mereka gesit.

Sampai di pintu, bodyguard mendorongnya ke dalam, Candice Shen tidak memiliki persiapan, tersandung-sandung dan jatuh ke lantai.

Kemarin baru turun hujan, ruang bawah tanah gelap dan dingin, lebih lembab dari biasanya, lututnya menabrak lantai yang dingin, kulitnya terluka, darah segar merembes keluar sedikit demi sedikit, membuatnya gemetar.

Dari perutnya terasa rasa sakit samar yang lemah, seperti semut sedang menggigiti, hatinya panik, memegangi perut dengan erat di lantai, takut terjadi sesuatu pada anaknya.

Lama kemudian, dia baru terbiasa dengan kegelapan di depan matanya.

Tidak tahu kapan Robert Lu berjalan masuk, tubuh tegapnya berdiri di pintu.

Dia membelakangi cahaya membuat gelap dan terang terpisah, satu sisi surga, satu sisi neraka, satu sisi malaikat, satu sisi iblis, di bawah kegelapan, wajahnya semakin terlihat tampan, seperti hasil pahatan.

Dia mengangkat kepala, melihat wajahnya yang tanpa ekspresi, sepasang mata yang tajam dan dingin, hatinya bergetar, tiba-tiba merasa dia tidak pernah sungguh-sungguh mengenal Robert Lu.

Robert Lu dengan kesal menarik dasinya, berjalan selangkah demi selangkah ke hadapan Candice Shen, meremas rahang bawahnya, memaksanya menatapnya, “Kamu merenung baik-baik di sini!”

Wajah Candice Shen memucat.

Tidak dapat makan tepat waktu, lambungnya seperti air pasang di laut, ombak bergulung, seketika rasa sakit menyesakkan menyerbu, mulutnya terasa pahit.

Robert Lu meliriknya, menghempaskannya, lalu pergi dengan langkah besar.

“Robert!”

Dia berteriak padanya.

“Aku sungguh tidak mendorongnya, kenapa kamu tidak percaya padaku?”

Robert Lu tidak berhenti, hanya menganggap seperti tidak mendengar ucapannya, langsung berjalan keluar.

Pintu ruang bawah tanah tertutup, secercah cahaya terakhir tertarik, masuk kembali ke kegelapan.

Candice Shen merangkak dari lantai ke sisi pintu, menggedor pintu dengan keras, “Buka pintu! Lepaskan aku keluar!”

Tidak ada jawaban.

“Aku sungguh tidak mendorongnya....” Suaranya memelan, bergumam dengan lemas, suaranya terisak, “Robert, aku tidak mendorongnya......”

Dia meluncur di pintu dan duduk di lantai, dia meringkuk dengan sepasang lengannya memeluk lutut, membenamkan kepalanya.

Air mata satu persatu terjatuh tidak hentinya, dalam keheningan, hanya ada suara tangisnya yang sesak bergema, sangat tertekan, seperti binatang kecil yang berdarah-darah merintih terisak dan meringkuk di sudut menjilati lukanya.

“Robert Lu, kamu tahu tidak, aku tidak bisa hidup lama, kenapa kamu tidak bisa percaya padaku satu kali.”

“Robert, saat masih kecil kamu pernah berkata akan menikahiku, membuatku menjadi pengantin wanita yang paling bahagia di dunia, apa kamu tidak ingat lagi?”

“Kenapa di matamu tidak dapat melihatku lagi?”

Dalam kegelapan, seakan seluruh tenaga di tubuhnya ditarik keluar, Candice Shen dengan lemas meringkuk di sudut, wajahnya sedih, tatapannya muram.

Lantai dingin, udara dingin masuk ke dalam tubuh, sepenuhnya masuk ke dalam tulang.

Dia hanya mengenakan rok sampai lutut, seluruh tubuhnya meringkuk, namun tetap kedinginan hingga seluruh tubuhnya gemetar.

Namun keningnya penuh dengan butiran keringat, kesakitan hingga mengeluarkan keringat dingin, rambut di dekat pelipisnya basah, menempel di pipinya, sangat menyedihkan.

Tahan sedikit lagi, sebentar lagi bisa keluar.

Bunyi “Krak”, pintu ruang bawah tanah dibuka.

Cahaya tiba-tiba menyinari masuk.

“Nyonya, keluarlah.” Suara Bibi Zhao.

Dalam keadaan linglung, Candice Shen sepertinya mendengar suara Bibi Zhao.

Dia tidak tahu sudah berada di tempat gelap ini berapa lama, hanya ingat sudah sangat lama belum makan.

Sakit di lambungnya sudah hampir mati rasa, mulutnya penuh dengan bekas air asam, bibirnya pecah karena kering, rok di tubuhnya sudah basah karena keringat, kering, basah kembali...

Apa sudah boleh keluar?

Candice Shen memaksa membuka mata, kabur dan mati rasa, cahaya yang menyinari masuk membuatnya refleks memejamkan mata, sekujur tubuhnya tegang, seperti boneka marionet.

Akhirnya dapat bertahan.

Setelah melepas lapar dan dahaga, dia sekali lagi tertidur pulas.

Saat terbangun tanggal di ponsel sudah menunjukkan empat hari sejak dia dia dikurung di ruang bawah tanah.

Ternyata dia dikurung selama ini.

Candice Shen tersenyum pahit, bersiap pergi ke rumah sakit melakukan pemeriksaan kehamilan, ponselnya tiba-tiba berdering.

“Halo, ibu.”

“Candice, kamu akhirnya menjawab telepon! Ayahmu ditangkap! Kamu cepat tanyakan Robert Lu, sebenarnya apa yang terjadi?!” Di dalam telepon terdengar suara Melinda Ling, ibunya, yang terdengar panik.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

60