Bab 2 Tidak Akan Bercerai
by Jelly
08:01,Sep 27,2022
“Kali ini tidak akan terserah kamu!” Robert Lu tertawa dingin, lalu menghempaskannya.
Candice Shen sangat ringan, ringan sampai dia dapat menghempaskannya dengan mudah ke lantai.
Lambungnya tiba-tiba berdenyut, terasa kejang, seperti digores oleh pisau, sakit hingga wajahnya meringis, menggertakkan gigi lalu menelan darah di tenggorokannya.
“Jangan mengira ada kakek yang mendukungmu, kamu bisa semena-mena!”
Robert Lu membungkukkan badan, perlahan menepuk wajahnya yang pucat, sepasang matanya menatapnya lurus, seperti ular berbisa mengeluarkan racun, “Bila tidak ingin terjadi apa-apa pada Keluarga Shen, maka tanda tangan dengan patuh.”
“Kakak.” Cindy Shen buru-buru turun dari tangga, sambil memapah Candice, sambil bicara dengan lembut, “Robert, kamu bicara baik-baik dengan kakak, jangan sekasar ini.”
Candice Shen menyadari, kamar dari Cindy Shen keluar adalah kamar Robert Lu.
Dia tak tahan mengepalkan tinju, menepis tangannya, “Cindy Shen, mau apa kamu kemari?”
Cindy Shen mundur beberapa langkah, begitu tidak hati-hati, jatuh terduduk di tanah, memegangi perutnya.
Robert Lu berjalan mendekat dengan langkah besar dan memapahnya, dengan perhatian berkata : “Cindy, kamu tidak apa-apa bukan?”
“Tidak apa-apa.” Cindy Shen menggeleng pelan.
“Candice Shen, kamu sungguh keji!” Tatapan Robert Lu berpaling pada Candice Shen, wajahnya murung, matanya penuh rasa dingin, “Cindy berniat baik memapahmu, namun kamu malah mendorongnya!”
“Aku tidak mendorongnya.” Candice Shen menggigit bibir bawah, dia sama sekali tidak menggunakan tenaga.
“Robert, jangan salahkan kakak, kamu tahu selama ini dia menyalahkanku merebutmu, aku yang salah duluan, dia bagaimanapun terhadapku sudah seharusnya.”
Cindy Shen menarik lengan Robert Lu, memaksa mengeluarkan senyum menghiburnya, membuat orang semakin kasihan melihatnya.
Robert Lu merangkul pelan bahu Cindy Shen, matanya lembut, selanjutnya kembali mengangkat mata menatap ke arah Candice Shen, tatapannya seketika berubah menjadi dingin, “Candice Shen, minta maaf!”
Candice Shen menatap kemesraan keduanya, perlindungan Robert Lu, hatinya seperti ditusuk jarum, terasa sakit, dia ternyata juga memiliki sisi lembut, hanya saja kelembutannya hanya diberikan pada Cindy Shen saja.
Dia membela diri, “Aku tidak salah, kenapa harus meminta maaf?!”
“Robert, kamu jangan memaksa kakak, ingin meminta maaf juga kita yang seharusnya meminta maaf pada kakak.” Wajah Cindy Shen sedikit pucat, menatap Candice Shen dengan penuh maaf, “Kakak, maaf, aku tidak seharusnya merusak pernikahanmu, tidak seharusnya bersama dengan Robert... Tapi, aku sungguh sangat mencintainya, kakak, aku hamil, kamu biarkan kami bersama bagaimana?”
Bicara sampai terakhir, dia hampir menangis, begitu tulus dan sungguh-sungguh.
Seperti terkena pukulan hebat, Candice Shen tak tahu harus berkata apa, dia tertegun di tempat lama tidak bereaksi, bibirnya bergerak, memaksa mengeluarkan satu kalimat, “Kamu bilang apa?”
“Kakak, aku hamil. Dia juga keponakanmu, kamu pasti tidak tega membiarkan anak ini terlahir tanpa ayah bukan?” Cindy Shen terisak.
Pantas saja, Robert Lu kali ini bersikeras bercerai dengannya.
Hidung Candice Shen terasa pedas, air mata mengambang, mencekiknya hingga ujung matanya memerah, dia menatap Robert Lu, suaranya getir dan serak, “Bila... Aku berkata bila, aku juga hamil, apa kamu masih ingin bercerai denganku?”
Cindy Shen tanpa sadar mencengkram ujung roknya.
Karena dia tahu lebih dulu berita Candice Shen hamil, takut Robert Lu tidak bercerai, baru lebih dulu memberitahunya dia hamil.
“Ya.” Dia bicara begitu lugas, tanpa ragu, nada bicaranya dingin, seperti sebuah pisau menusuk keras hatinya, “Bila hamil maka gugurkan anak itu, kamu tidak pantas melahirkan anakku!”
Tenggorokan Candice Shen tercekat.
Dia tidak menginginkan anaknya.
Mata Candice Shen semakin lama semakin kabur, tinjunya mengepal erat, mengeluarkan kebencian, “Kamu hanya bisa bersama dengan Cindy Shen kalau aku mati! Kalau tidak, anak kalian ditakdirkan hanya bisa menjadi anak haram!”
Selesai bicara, dia melewati keduanya dan naik.
Air mata satu persatu meluncur dari matanya.
“Candice Shen!” Dari belakang terdengar teriakan marah Robert Lu.
Candice Shen sangat ringan, ringan sampai dia dapat menghempaskannya dengan mudah ke lantai.
Lambungnya tiba-tiba berdenyut, terasa kejang, seperti digores oleh pisau, sakit hingga wajahnya meringis, menggertakkan gigi lalu menelan darah di tenggorokannya.
“Jangan mengira ada kakek yang mendukungmu, kamu bisa semena-mena!”
Robert Lu membungkukkan badan, perlahan menepuk wajahnya yang pucat, sepasang matanya menatapnya lurus, seperti ular berbisa mengeluarkan racun, “Bila tidak ingin terjadi apa-apa pada Keluarga Shen, maka tanda tangan dengan patuh.”
“Kakak.” Cindy Shen buru-buru turun dari tangga, sambil memapah Candice, sambil bicara dengan lembut, “Robert, kamu bicara baik-baik dengan kakak, jangan sekasar ini.”
Candice Shen menyadari, kamar dari Cindy Shen keluar adalah kamar Robert Lu.
Dia tak tahan mengepalkan tinju, menepis tangannya, “Cindy Shen, mau apa kamu kemari?”
Cindy Shen mundur beberapa langkah, begitu tidak hati-hati, jatuh terduduk di tanah, memegangi perutnya.
Robert Lu berjalan mendekat dengan langkah besar dan memapahnya, dengan perhatian berkata : “Cindy, kamu tidak apa-apa bukan?”
“Tidak apa-apa.” Cindy Shen menggeleng pelan.
“Candice Shen, kamu sungguh keji!” Tatapan Robert Lu berpaling pada Candice Shen, wajahnya murung, matanya penuh rasa dingin, “Cindy berniat baik memapahmu, namun kamu malah mendorongnya!”
“Aku tidak mendorongnya.” Candice Shen menggigit bibir bawah, dia sama sekali tidak menggunakan tenaga.
“Robert, jangan salahkan kakak, kamu tahu selama ini dia menyalahkanku merebutmu, aku yang salah duluan, dia bagaimanapun terhadapku sudah seharusnya.”
Cindy Shen menarik lengan Robert Lu, memaksa mengeluarkan senyum menghiburnya, membuat orang semakin kasihan melihatnya.
Robert Lu merangkul pelan bahu Cindy Shen, matanya lembut, selanjutnya kembali mengangkat mata menatap ke arah Candice Shen, tatapannya seketika berubah menjadi dingin, “Candice Shen, minta maaf!”
Candice Shen menatap kemesraan keduanya, perlindungan Robert Lu, hatinya seperti ditusuk jarum, terasa sakit, dia ternyata juga memiliki sisi lembut, hanya saja kelembutannya hanya diberikan pada Cindy Shen saja.
Dia membela diri, “Aku tidak salah, kenapa harus meminta maaf?!”
“Robert, kamu jangan memaksa kakak, ingin meminta maaf juga kita yang seharusnya meminta maaf pada kakak.” Wajah Cindy Shen sedikit pucat, menatap Candice Shen dengan penuh maaf, “Kakak, maaf, aku tidak seharusnya merusak pernikahanmu, tidak seharusnya bersama dengan Robert... Tapi, aku sungguh sangat mencintainya, kakak, aku hamil, kamu biarkan kami bersama bagaimana?”
Bicara sampai terakhir, dia hampir menangis, begitu tulus dan sungguh-sungguh.
Seperti terkena pukulan hebat, Candice Shen tak tahu harus berkata apa, dia tertegun di tempat lama tidak bereaksi, bibirnya bergerak, memaksa mengeluarkan satu kalimat, “Kamu bilang apa?”
“Kakak, aku hamil. Dia juga keponakanmu, kamu pasti tidak tega membiarkan anak ini terlahir tanpa ayah bukan?” Cindy Shen terisak.
Pantas saja, Robert Lu kali ini bersikeras bercerai dengannya.
Hidung Candice Shen terasa pedas, air mata mengambang, mencekiknya hingga ujung matanya memerah, dia menatap Robert Lu, suaranya getir dan serak, “Bila... Aku berkata bila, aku juga hamil, apa kamu masih ingin bercerai denganku?”
Cindy Shen tanpa sadar mencengkram ujung roknya.
Karena dia tahu lebih dulu berita Candice Shen hamil, takut Robert Lu tidak bercerai, baru lebih dulu memberitahunya dia hamil.
“Ya.” Dia bicara begitu lugas, tanpa ragu, nada bicaranya dingin, seperti sebuah pisau menusuk keras hatinya, “Bila hamil maka gugurkan anak itu, kamu tidak pantas melahirkan anakku!”
Tenggorokan Candice Shen tercekat.
Dia tidak menginginkan anaknya.
Mata Candice Shen semakin lama semakin kabur, tinjunya mengepal erat, mengeluarkan kebencian, “Kamu hanya bisa bersama dengan Cindy Shen kalau aku mati! Kalau tidak, anak kalian ditakdirkan hanya bisa menjadi anak haram!”
Selesai bicara, dia melewati keduanya dan naik.
Air mata satu persatu meluncur dari matanya.
“Candice Shen!” Dari belakang terdengar teriakan marah Robert Lu.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved