Bab 10 Kebahagian yang Datang Tiba-Tiba
by Arya
10:01,Sep 15,2022
Melihat gaya menyerang Oustin Ye yang mati-matian, beberapa bajingan itu tampak ketakutan. Meskipun mereka biasanya terlihat mendominasi, tapi ketika benar-benar menghadapi situasi yang mengerikan seperti ini, orang yang tak takut mati seperti Oustin Ye, mereka jadi benar-benar takut.
Setelah beberapa saat, Oustin Ye juga tidak dapat mengingat berapa banyak pukulan yang dia terima, dan setelah menjatuhkan kedua anggota gangster lainnya, di belakangnya sisa satu orang gangster menepuk kepalanya pakai batu bata, dan darah langsung menyebar ke seluruh kepalanya.
Dengan tubuh terguncang, Oustin Ye mencoba terbaik untuk terus berdiri di tempat, dan dia pun berjalan menuju gangster terakhir. Di benaknya saat ini hanya ada satu pikiran, setelah mengalahkan gangster terakhir ini, Chelsy Zhang akan aman.
Oustin Ye dengan kepala penuh darahnya terlihat sangat mengerikan, kak Dao pun turut merasa takut. Dia mengeluarkan belatinya dan meletakkannya di depannya, kemudian dengan gemetar berkata, "Jangan kemari, jangan kemari."
Oustin Ye seperti tidak mendengarnya terus maju selangkah demi selangkah.
"Ahh……!"
Akhirnya, Kak Dao tidak tahan lagi, dia menjatuhkan belatinya, berbalik dan lari dari sana.
Dia memang seorang gangster, tapi bertemu dengan Oustin Ye, manusia gila tak takut mati ini jelas baru pertama kali.
Melihat Kak Dao melarikan diri, Oustin Ye menunjukkan senyum lega, rasa berdengung di kepalanya akhirnya membuatnya jatuh ke tanah.
“Oustin Ye, kamu tidak apa-apa kan?” Chelsy Zhang bergegas mendekat dan membawa kepala Oustin Ye ke dalam pelukannya.
“Tidak apa-apa, aku baik-baik saja.” Melihat Chelsy Zhang yang penuh air mata, Oustin Ye pun langsung menghiburnya.
“Baguslah kalau tidak apa-apa, bagus lah.” Chelsy Zhang mengatakannya sambil tersedak air mata, tenaga tangannya yang menarik lengan Oustin Ye semakin keras.
Oustin Ye merasa kalau dirinya akan mati lemas, karena kepalanya terbenam habis di dada Chelsy Zhang, perasaan yang begitu dekat ini membuat pikirannya mengembara liar dan tak terkendali.
"Bos, bisa tidak lepaskan aku dulu, aku kehabisan napas..." Oustin Ye dengan tidak mudah mencoba mengerahkan sedikit kekuatan dan mengatakan itu.
Mendengar itu Chelsy Zhang pertama-tama tertegun, lalu setelah sadar dia dengan cepat melepaskan Oustin Ye, pipinya juga memerah.
Seketika keadaan di sana menjadi sedikit canggung.
“Bos, bantu aku berdiri.” Oustin Ye berkata lagi, memecah suasana canggung ini.
"Baik." Chelsy Zhang menjawab dan buru-buru membantu Oustin Ye berdiri.
“Ayo pergi, aku akan membawamu ke rumah sakit.” Kata Chelsy Zhang sambil membantu Oustin Ye berjalan menuju tempat parkir.
"Tidak perlu, pergi ke klinik kecil saja untuk membungkus luka ini."
"Mana bisa, pokoknya harus pergi ke rumah sakit."
Chelsy Zhang membantu Oustin Ye berjalan hingga ke tempat parkir, dia kemudian memasukkannya ke mobil dan mereka langsung pergi ke rumah sakit.
40 menit kemudian, Rumah Sakit Umum 1, Chelsy Zhang berjalan keluar sambil memapah Oustin Ye yang kepalanya sudah dibalut.
Menatap perban di kepala Oustin Ye, hati Chelsy Zhang bergetar hebat. Barusan dia yang menyelamatkan dirinya tanpa peduli akan keselamatannya sendiri. Chelsy Zhang merasa hatinya seperti tersentuh dan tatapan matanya pada Oustin Ye menjadi lebih lembut.
Oustin Ye merasa sangat bahagia. Meskipun kepalanya dipukul dengan batu bata, tapi dia berhasil menyelamatkan bosnya. Ini sudah lebih dari cukup.
Selain itu, tatapan mata bosnya padanya tampak lebih lembut.
Setelah meninggalkan Rumah Sakit Umum 1, Chelsy Zhang pun mengantar Oustin Ye pulang.
Jalanan sudah sepi, sesekali ada satu-dua pejalan kaki dan kendaraan yang lewat. Cahaya remang-remang dari dua lampu jalan bersinar melalui jendela mobil dan mengenai pipi keduanya. Suasananya tampaknya sedikit hangat dan intim.
Chelsy Zhang pura-pura fokus mengemudikan mobilnya, tetapi sebenarnya, dari sudut matanya, dia terus melihat Oustin Ye. Hal yang sama berlaku untuk Oustin Ye juga. Dia tidak bisa mengendalikan dirinya untuk tidak curi pandang pada Chelsy Zhang.
Namun, itu semua hanya sekilas, dia dengan cepat menarik kembali pandangannya.
Bisa dilihat kalau dia sangat pemalu!
Suasana di dalam mobil sangat sunyi, tidak ada yang berbicara, sampai di gang depan rumah kontrakan tempat Oustin Ye menyewa, suasana hening itu baru pecah.
“Bos, aku masuk ke rumah dulu ya, nanti kamu pulangnya hati-hati ya.” Oustin Ye mengatakan itu sambil memandang Chelsy Zhang, saat menyadari kalau pihak yang diajak bicara juga tengah memandangnya Oustin Ye pun buru-buru menundukkan kepalanya.
Chelsy Zhang tadi sedang bengong menatap Oustin Ye, dia tidak berharap kalau Oustin Ye akan melihatnya, jadi seketika keadaannya kembali menjadi canggung: "Oh, iya, aku tahu, kamu masuk dan istirahat lah, besok istirahat sajadi rumah, kapan sudah sembuh baru datang kerja ya."
"Tidak apa-apa, ini hanya luka kecil, bukan luka serius."
"Mana bisa begitu, tetap harus istirahat..."
"Baik lah!" Oustin Ye akhirnya hanya bisa dengan enggan mengiyakan.
Turun dari mobil, Oustin Ye pun berjalan di sepanjang gang.
Chelsy Zhang yang duduk di dalam mobil, menatap punggung Oustin Ye, dan fokusnya terbagi lagi.
Satu langkah, dua langkah, sepuluh langkah..., Oustin Ye menghitung jarak sekitar dua puluh langkah sebelum akhirnya berbalik. Dia pikir bosnya pada saat ini seharusnya sudah pergi.
Tapi begitu berbalik, Oustin Ye tertegun, mobil Chelsy Zhang masih diparkir di tempat tadi, dan kemudian cahaya dari lampu jalan di pinggir jalan membuatnya bisa dengan jelas melihat pipi Chelsy Zhang.
Chelsy Zhang pada saat ini sedang fokus menatap dirinya.
Oustin Ye jadi semakin tersipu, dia langsung berbalik dan buru-buru lari dari sana.
"Hihi..." Chelsy Zhang tidak bisa menahan tawa, anak ini lagi-lagi malu, polos sekali.
Sampai di rumah, Oustin Ye menyentuh pipinya yang memerah, setelah beberapa waktu dia baru bisa menenangkan dirinya.
Di dalam kamar, Oustin Ye berbaring, saat memejamkan mata, semua yang terjadi hari ini mulai muncul lagi di benaknya, itu seperti mimpi tetapi itu nyata karena dia benar-benar mengalaminya.
Sampai dini hari, Oustin Ye baru bisa tertidur.
Keesokan harinya, Oustin Ye bangun pagi-pagi, kebiasaan yang telah dia tanamkan sejak kecil, dia dari kecil memang sudah terbiasa bangun pagi, bahkan sekalipun bosnya sudah memberinya beberapa hari libur untuk istirahat.
Setelah berpakaian dan meregangkan badan, dia merasakan perasaan yang menyegarkan, kepalanya juga sangat ringan, seperti sebelumnya tidak ada terluka.
Dengan perasaan ragu, Oustin Ye pergi ke kamar mandi untuk mandi, dan akhirnya tidak bisa menahan diri membuka balutan kain kasa di atas kepalanya.
Saat kain kasa diangkat, Oustin Ye langsung tercengang, bekas luka di kepalanya benar-benar hilang, seolah-olah dia tidak pernah terluka sebelumnya.
Apakah kekuatan di matanya itu juga memiliki fungsi penyembuhan diri?
Setelah merenung beberapa menit, Oustin Ye akhirnya berpikir kalau hanya kemungkinan ini yang masuk akal.
Keluar dari kamar dia langsung pergi makan sarapan, dan selesai sarapan langsung pergi ke TYX dengan semangat yang tinggi.
Oustin Ye dan bos cantiknya Chelsy Zhang muncul di pintu TYX hampir bersamaan. Melihat Oustin Ye ada di sana wajah Chelsy Zhang jadi terlihat menjadi jelek.
"Oustin Ye, aku sudah bilang kan, aku akan memberimu beberapa hari libur, setelah kamu benar-benar sembuh baru datang ke toko lagi."
Mendengar itu Oustin Ye hanya bisa menggaruk kepalanya menjawab, "Bo...Bos, kamu lihat dulu, aku sekarang sudah baik-baik saja kok. Lihat semuanya sudah membaik."
Chelsy Zhang langsung tertegun. Barusan tadi dia sangat kesal sehingga tidak memperhatikan Oustin Ye dengan seksama. Setelah melihat lebih dekat, kepala Oustin Ye ternyata benar-benar sudah sembuh, bahkan terlihat seperti tidak pernah terluka.
Bagaimana bisa seperti ini?
Chelsy Zhang menggumamkan suatu kalimat yang tak terbayangkan. Sejak kemarin, dia merasa Oustin Ye seperti telah berubah. Ditambah hal aneh saat ini, perasaan dalam hatinya jadi semakin penasaran.
Chelsy Zhang merasa pasti ada rahasia yang tersembunyi di tubuh Oustin Ye, tetapi mengenai apa rahasianya, dia juga tidak jelas.
Setelah mengobrol beberapa kata, Oustin Ye dan Chelsy Zhang berjalan masuk ke TYX bersama-sama. Ketika Kusno Li dan Alex Li melihat ini, mereka langsung menundukkan kepala, tatapan jahat yang melintas di mata mereka tersembunyi lebih dalam.
Bisnis toko barang antik pada umumnya relatif sepi, sehari bisa melakukan lebih dari belasan transaksi itu sudah hebat, namun, meskipun bisnis ini terlihat sepi, tapi keuntungan setiap transaksi sangat besar. Pendapatan dalam setahun juga cukup besar.
Oustin Ye yang sudah dipromosikan menjadi master penilai oleh bos tentu saja tidak perlu terus melakukan tugas bersih-bersih, ditambah masalah taruhan kemarin, sekarang semua masalah kebersihan menjadi tugas Alex Li seorang.
Sore hari, Chelsy Zhang pergi keluar, sampai sore jam 5 dia baru kembali.
"Oustin Ye, ikut aku ke atas..." Di lantai pertama TYX, Chelsy Zhang yang baru pulang memanggil Oustin Ye untuk naik ke atas dengannya.
Oustin Ye langsung menanggapinya dan dalam diam mengikuti langkah bosnya ke ruangan kerjanya di lantai dua.
“Bos, apa kamu punya perintah yang harus dikerjakan?” Di lantai dua, di ruangan Chelsy Zhang, Oustin Ye yang mengikuti di belakang bertanya dengan ragu.
Chelsy Zhang tidak menjawab pertanyaan Oustin Ye, bahkan lirikan matanya ke arah Oustin Ye terlihat terburu-buru.
Bang!
Chelsy Zhang menutup pintu dan menguncinya dengan tidak sabar.
Bang bang...
Kemudian Chelsy Zhang melempar heelsnya ke samping, lalu dengan buru-buru berjalan ke sofa, duduk di sana, mengangkat satu kakinya di kaki lainnya, betis dan pahanya terlihat begitu dempet dan erat, dan di bawah rok pendeknya, kedua kaki yang ramping itu hampir terlihat sepenuhnya...
Setelah beberapa saat, Oustin Ye juga tidak dapat mengingat berapa banyak pukulan yang dia terima, dan setelah menjatuhkan kedua anggota gangster lainnya, di belakangnya sisa satu orang gangster menepuk kepalanya pakai batu bata, dan darah langsung menyebar ke seluruh kepalanya.
Dengan tubuh terguncang, Oustin Ye mencoba terbaik untuk terus berdiri di tempat, dan dia pun berjalan menuju gangster terakhir. Di benaknya saat ini hanya ada satu pikiran, setelah mengalahkan gangster terakhir ini, Chelsy Zhang akan aman.
Oustin Ye dengan kepala penuh darahnya terlihat sangat mengerikan, kak Dao pun turut merasa takut. Dia mengeluarkan belatinya dan meletakkannya di depannya, kemudian dengan gemetar berkata, "Jangan kemari, jangan kemari."
Oustin Ye seperti tidak mendengarnya terus maju selangkah demi selangkah.
"Ahh……!"
Akhirnya, Kak Dao tidak tahan lagi, dia menjatuhkan belatinya, berbalik dan lari dari sana.
Dia memang seorang gangster, tapi bertemu dengan Oustin Ye, manusia gila tak takut mati ini jelas baru pertama kali.
Melihat Kak Dao melarikan diri, Oustin Ye menunjukkan senyum lega, rasa berdengung di kepalanya akhirnya membuatnya jatuh ke tanah.
“Oustin Ye, kamu tidak apa-apa kan?” Chelsy Zhang bergegas mendekat dan membawa kepala Oustin Ye ke dalam pelukannya.
“Tidak apa-apa, aku baik-baik saja.” Melihat Chelsy Zhang yang penuh air mata, Oustin Ye pun langsung menghiburnya.
“Baguslah kalau tidak apa-apa, bagus lah.” Chelsy Zhang mengatakannya sambil tersedak air mata, tenaga tangannya yang menarik lengan Oustin Ye semakin keras.
Oustin Ye merasa kalau dirinya akan mati lemas, karena kepalanya terbenam habis di dada Chelsy Zhang, perasaan yang begitu dekat ini membuat pikirannya mengembara liar dan tak terkendali.
"Bos, bisa tidak lepaskan aku dulu, aku kehabisan napas..." Oustin Ye dengan tidak mudah mencoba mengerahkan sedikit kekuatan dan mengatakan itu.
Mendengar itu Chelsy Zhang pertama-tama tertegun, lalu setelah sadar dia dengan cepat melepaskan Oustin Ye, pipinya juga memerah.
Seketika keadaan di sana menjadi sedikit canggung.
“Bos, bantu aku berdiri.” Oustin Ye berkata lagi, memecah suasana canggung ini.
"Baik." Chelsy Zhang menjawab dan buru-buru membantu Oustin Ye berdiri.
“Ayo pergi, aku akan membawamu ke rumah sakit.” Kata Chelsy Zhang sambil membantu Oustin Ye berjalan menuju tempat parkir.
"Tidak perlu, pergi ke klinik kecil saja untuk membungkus luka ini."
"Mana bisa, pokoknya harus pergi ke rumah sakit."
Chelsy Zhang membantu Oustin Ye berjalan hingga ke tempat parkir, dia kemudian memasukkannya ke mobil dan mereka langsung pergi ke rumah sakit.
40 menit kemudian, Rumah Sakit Umum 1, Chelsy Zhang berjalan keluar sambil memapah Oustin Ye yang kepalanya sudah dibalut.
Menatap perban di kepala Oustin Ye, hati Chelsy Zhang bergetar hebat. Barusan dia yang menyelamatkan dirinya tanpa peduli akan keselamatannya sendiri. Chelsy Zhang merasa hatinya seperti tersentuh dan tatapan matanya pada Oustin Ye menjadi lebih lembut.
Oustin Ye merasa sangat bahagia. Meskipun kepalanya dipukul dengan batu bata, tapi dia berhasil menyelamatkan bosnya. Ini sudah lebih dari cukup.
Selain itu, tatapan mata bosnya padanya tampak lebih lembut.
Setelah meninggalkan Rumah Sakit Umum 1, Chelsy Zhang pun mengantar Oustin Ye pulang.
Jalanan sudah sepi, sesekali ada satu-dua pejalan kaki dan kendaraan yang lewat. Cahaya remang-remang dari dua lampu jalan bersinar melalui jendela mobil dan mengenai pipi keduanya. Suasananya tampaknya sedikit hangat dan intim.
Chelsy Zhang pura-pura fokus mengemudikan mobilnya, tetapi sebenarnya, dari sudut matanya, dia terus melihat Oustin Ye. Hal yang sama berlaku untuk Oustin Ye juga. Dia tidak bisa mengendalikan dirinya untuk tidak curi pandang pada Chelsy Zhang.
Namun, itu semua hanya sekilas, dia dengan cepat menarik kembali pandangannya.
Bisa dilihat kalau dia sangat pemalu!
Suasana di dalam mobil sangat sunyi, tidak ada yang berbicara, sampai di gang depan rumah kontrakan tempat Oustin Ye menyewa, suasana hening itu baru pecah.
“Bos, aku masuk ke rumah dulu ya, nanti kamu pulangnya hati-hati ya.” Oustin Ye mengatakan itu sambil memandang Chelsy Zhang, saat menyadari kalau pihak yang diajak bicara juga tengah memandangnya Oustin Ye pun buru-buru menundukkan kepalanya.
Chelsy Zhang tadi sedang bengong menatap Oustin Ye, dia tidak berharap kalau Oustin Ye akan melihatnya, jadi seketika keadaannya kembali menjadi canggung: "Oh, iya, aku tahu, kamu masuk dan istirahat lah, besok istirahat sajadi rumah, kapan sudah sembuh baru datang kerja ya."
"Tidak apa-apa, ini hanya luka kecil, bukan luka serius."
"Mana bisa begitu, tetap harus istirahat..."
"Baik lah!" Oustin Ye akhirnya hanya bisa dengan enggan mengiyakan.
Turun dari mobil, Oustin Ye pun berjalan di sepanjang gang.
Chelsy Zhang yang duduk di dalam mobil, menatap punggung Oustin Ye, dan fokusnya terbagi lagi.
Satu langkah, dua langkah, sepuluh langkah..., Oustin Ye menghitung jarak sekitar dua puluh langkah sebelum akhirnya berbalik. Dia pikir bosnya pada saat ini seharusnya sudah pergi.
Tapi begitu berbalik, Oustin Ye tertegun, mobil Chelsy Zhang masih diparkir di tempat tadi, dan kemudian cahaya dari lampu jalan di pinggir jalan membuatnya bisa dengan jelas melihat pipi Chelsy Zhang.
Chelsy Zhang pada saat ini sedang fokus menatap dirinya.
Oustin Ye jadi semakin tersipu, dia langsung berbalik dan buru-buru lari dari sana.
"Hihi..." Chelsy Zhang tidak bisa menahan tawa, anak ini lagi-lagi malu, polos sekali.
Sampai di rumah, Oustin Ye menyentuh pipinya yang memerah, setelah beberapa waktu dia baru bisa menenangkan dirinya.
Di dalam kamar, Oustin Ye berbaring, saat memejamkan mata, semua yang terjadi hari ini mulai muncul lagi di benaknya, itu seperti mimpi tetapi itu nyata karena dia benar-benar mengalaminya.
Sampai dini hari, Oustin Ye baru bisa tertidur.
Keesokan harinya, Oustin Ye bangun pagi-pagi, kebiasaan yang telah dia tanamkan sejak kecil, dia dari kecil memang sudah terbiasa bangun pagi, bahkan sekalipun bosnya sudah memberinya beberapa hari libur untuk istirahat.
Setelah berpakaian dan meregangkan badan, dia merasakan perasaan yang menyegarkan, kepalanya juga sangat ringan, seperti sebelumnya tidak ada terluka.
Dengan perasaan ragu, Oustin Ye pergi ke kamar mandi untuk mandi, dan akhirnya tidak bisa menahan diri membuka balutan kain kasa di atas kepalanya.
Saat kain kasa diangkat, Oustin Ye langsung tercengang, bekas luka di kepalanya benar-benar hilang, seolah-olah dia tidak pernah terluka sebelumnya.
Apakah kekuatan di matanya itu juga memiliki fungsi penyembuhan diri?
Setelah merenung beberapa menit, Oustin Ye akhirnya berpikir kalau hanya kemungkinan ini yang masuk akal.
Keluar dari kamar dia langsung pergi makan sarapan, dan selesai sarapan langsung pergi ke TYX dengan semangat yang tinggi.
Oustin Ye dan bos cantiknya Chelsy Zhang muncul di pintu TYX hampir bersamaan. Melihat Oustin Ye ada di sana wajah Chelsy Zhang jadi terlihat menjadi jelek.
"Oustin Ye, aku sudah bilang kan, aku akan memberimu beberapa hari libur, setelah kamu benar-benar sembuh baru datang ke toko lagi."
Mendengar itu Oustin Ye hanya bisa menggaruk kepalanya menjawab, "Bo...Bos, kamu lihat dulu, aku sekarang sudah baik-baik saja kok. Lihat semuanya sudah membaik."
Chelsy Zhang langsung tertegun. Barusan tadi dia sangat kesal sehingga tidak memperhatikan Oustin Ye dengan seksama. Setelah melihat lebih dekat, kepala Oustin Ye ternyata benar-benar sudah sembuh, bahkan terlihat seperti tidak pernah terluka.
Bagaimana bisa seperti ini?
Chelsy Zhang menggumamkan suatu kalimat yang tak terbayangkan. Sejak kemarin, dia merasa Oustin Ye seperti telah berubah. Ditambah hal aneh saat ini, perasaan dalam hatinya jadi semakin penasaran.
Chelsy Zhang merasa pasti ada rahasia yang tersembunyi di tubuh Oustin Ye, tetapi mengenai apa rahasianya, dia juga tidak jelas.
Setelah mengobrol beberapa kata, Oustin Ye dan Chelsy Zhang berjalan masuk ke TYX bersama-sama. Ketika Kusno Li dan Alex Li melihat ini, mereka langsung menundukkan kepala, tatapan jahat yang melintas di mata mereka tersembunyi lebih dalam.
Bisnis toko barang antik pada umumnya relatif sepi, sehari bisa melakukan lebih dari belasan transaksi itu sudah hebat, namun, meskipun bisnis ini terlihat sepi, tapi keuntungan setiap transaksi sangat besar. Pendapatan dalam setahun juga cukup besar.
Oustin Ye yang sudah dipromosikan menjadi master penilai oleh bos tentu saja tidak perlu terus melakukan tugas bersih-bersih, ditambah masalah taruhan kemarin, sekarang semua masalah kebersihan menjadi tugas Alex Li seorang.
Sore hari, Chelsy Zhang pergi keluar, sampai sore jam 5 dia baru kembali.
"Oustin Ye, ikut aku ke atas..." Di lantai pertama TYX, Chelsy Zhang yang baru pulang memanggil Oustin Ye untuk naik ke atas dengannya.
Oustin Ye langsung menanggapinya dan dalam diam mengikuti langkah bosnya ke ruangan kerjanya di lantai dua.
“Bos, apa kamu punya perintah yang harus dikerjakan?” Di lantai dua, di ruangan Chelsy Zhang, Oustin Ye yang mengikuti di belakang bertanya dengan ragu.
Chelsy Zhang tidak menjawab pertanyaan Oustin Ye, bahkan lirikan matanya ke arah Oustin Ye terlihat terburu-buru.
Bang!
Chelsy Zhang menutup pintu dan menguncinya dengan tidak sabar.
Bang bang...
Kemudian Chelsy Zhang melempar heelsnya ke samping, lalu dengan buru-buru berjalan ke sofa, duduk di sana, mengangkat satu kakinya di kaki lainnya, betis dan pahanya terlihat begitu dempet dan erat, dan di bawah rok pendeknya, kedua kaki yang ramping itu hampir terlihat sepenuhnya...
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved