Bab 14 Dia Tidak Perlu Kebaikan Orang Lain
by Diana
10:01,Nov 19,2021
Sampai setelah Lindsey Lu naik ke atas, ekspresi Agnes Zhuang masih belum membaik : “Tidak tahu diri, mengikuti Jayden Li si cacat itu ada apa baiknya?”
Eden Li berkata sambil mengingat dendam : “Tidak makan sudahlah, biarkan dia mati kelaparan!”
Evan Li berkata tenang : “Ibu, kakak ipar terbesar kemarin baru masuk kemari, masih tidak mengerti banyak keadaan di rumah, nanti aku akan pelan-pelan memberitahunya.”
Dari awal sampai akhir, hanya Angel Bai yang tidak mengatakan pendapatnya, sepasang matanya hanya menunduk seperti tertutup selapis kabut, membuat orang tidak dapat melihat dengan jelas.
*
Lantai dua.
Lindsey Lu menjinjing makanan pesan antar, membuka pintu masuk ke dalam kamar Jayden Li, pada saat yang bersamaan berkata : “Aku sudah kembali.”
Namun Jayden Li hanya mendengus dingin setelah mendengar suaranya.
Lindsey Lu mengira dia kelaparan, bergegas berkata : “Membuatmu lama menunggu, aku bawakan makanan untukmu.”
Namun Jayden Li mencibir berkata : “Aku masih mengira kamu begitu gembira hingga lupa, tidak rela kembali.”
Ujung bibir Lindsey Lu berkedut, dari awal sampai akhir, Agnes Zhuang tidak memberinya ekspresi jelek sudah bagus, mana ada gembira hingga lupa?
“Kamu jangan tidak adil padaku, aku selesai makan langsung ke atas, tidak menunda sedikitpun.” Sambil bicara, Lindsey Lu teringat sesuatu, bertanya : “Oh ya, apa Kepala Pelayan Zhou mengantarkan kotak obat kemari padamu?”
Mendengarnya, Jayden Li mengangguk : “Sudah mengantarkannya.”
“Oh.” Lindsey Li melihat ke sekeliling : “Kalau begitu dia taruh di mana?”
Jayden Lu berkata tidak mengerti : “Ada di sini, kamu kemari.”
Lindsey Lu akhirnya mendekat padanya, hasilnya di sisi kakinya melihat sebuah kotak obat yang terbuka, perban, alkohol, obat di dalamnya bergulir keluar.
Dia menatap pembuat onar ini dengan pusing, dalam hati berpikir apakah pria ini seekor Husky di kehidupan sebelumnya? Khusus merusak rumah!
Namun Jayden Li masih mengeluarkan ekspresi ini hal yang seharusnya dilakukan : “Ingat, aku tidak perlu kebaikan orang lain.”
Awalnya Lindsey Lu masih sedikit risau, namun setelah mendengar ucapannya, dia merasa hal ini mencurigakan, bagaimanapun sebelum dia meninggalkan ruang baca, suasana hati Jayden Li sudah stabil, kalau tidak dia juga tidak akan membiarkannya berhasil menempelkan plester ke keningnya.
Setelah berpikir, dia bertanya mencari tahu : “Apakah saat Kepala Pelayan Zhou datang, dia mengatakan ucapan yang tidak enak didengar?”
Sepuluh jari Jayden Li yang ditekan di sisi kasur mengerat, balik bertanya : “Kenapa, apa kamu merasa bersalah?”
Lindsey Lu hanya merasa aneh : “Aku merasa bersalah apanya? Aku yang meminta kotak obat pada Kepala Pelayan Zhou, aku tidak merasa bersalah.”
Jayden Li memicingkan mata : “Benarkah? Kalau begitu atas dasar apa Kepala Pelayan Zhou memberimu muka?”
“.....”Lindsey Lu seketika terdiam.
Jayden Li langsung mengatakan tepat sasaran : “Evan Li yang keluar membantumu!”
Walaupun jelas-jelas tahu dia tidak bisa melihat, namun tatapannya saat melotot padanya tetap sangat menakutkan, Lindsey Lu hanya bisa mengatakan yang sebenarnya : “Benar....Benar, tapi aku juga terpaksa, dibandingkan aku, jelas ucapan Tuan Muda Kedua lebih berguna...”
“Cukup!” Jayden Li seperti gunung berapi yang meletus, sangat marah : “Lindsey Lu, kamu dengarkan baik-baik, asal barang yang dia berikan, aku tidak mau!”
Lindsey Lu melihatnya seakan menerima maskud baik Evan adalah yang sangat memalukan, akhirnya tidak memaksa lagi : “Baik, aku menghormati keinginanmu, tapi besok dokter akan datang, mohon kamu katakan padanya dengan jelas, bukan aku tidak ingin menolongmu, kamu sendiri yang tidak ingin menggunakan barang yang diberikan Evan Li.”
Beberapa saat kemudian, dia meletakkan makanan pesan antar di lemari nakas, berkata : “Makanan pesan antar aku beli sendiri dengan uangku, tidak ada hubungannya dengan Evan Li, kamu bisa menerima ini bukan?”
Jayden Li mendengar nada bicaranya yang tetap sabar, tidak tahu kenapa, hati yang penuh amarah itu anehnya menjadi tenang.
Harus diketahui orang lain di rumah ini, setiap di saat ini, selalu akan memakinya tidak tahu diri, tak disangka berani menolak niat baik Evan Li, bila dibandingkan, hanya dia yang berbeda....
Eden Li berkata sambil mengingat dendam : “Tidak makan sudahlah, biarkan dia mati kelaparan!”
Evan Li berkata tenang : “Ibu, kakak ipar terbesar kemarin baru masuk kemari, masih tidak mengerti banyak keadaan di rumah, nanti aku akan pelan-pelan memberitahunya.”
Dari awal sampai akhir, hanya Angel Bai yang tidak mengatakan pendapatnya, sepasang matanya hanya menunduk seperti tertutup selapis kabut, membuat orang tidak dapat melihat dengan jelas.
*
Lantai dua.
Lindsey Lu menjinjing makanan pesan antar, membuka pintu masuk ke dalam kamar Jayden Li, pada saat yang bersamaan berkata : “Aku sudah kembali.”
Namun Jayden Li hanya mendengus dingin setelah mendengar suaranya.
Lindsey Lu mengira dia kelaparan, bergegas berkata : “Membuatmu lama menunggu, aku bawakan makanan untukmu.”
Namun Jayden Li mencibir berkata : “Aku masih mengira kamu begitu gembira hingga lupa, tidak rela kembali.”
Ujung bibir Lindsey Lu berkedut, dari awal sampai akhir, Agnes Zhuang tidak memberinya ekspresi jelek sudah bagus, mana ada gembira hingga lupa?
“Kamu jangan tidak adil padaku, aku selesai makan langsung ke atas, tidak menunda sedikitpun.” Sambil bicara, Lindsey Lu teringat sesuatu, bertanya : “Oh ya, apa Kepala Pelayan Zhou mengantarkan kotak obat kemari padamu?”
Mendengarnya, Jayden Li mengangguk : “Sudah mengantarkannya.”
“Oh.” Lindsey Li melihat ke sekeliling : “Kalau begitu dia taruh di mana?”
Jayden Lu berkata tidak mengerti : “Ada di sini, kamu kemari.”
Lindsey Lu akhirnya mendekat padanya, hasilnya di sisi kakinya melihat sebuah kotak obat yang terbuka, perban, alkohol, obat di dalamnya bergulir keluar.
Dia menatap pembuat onar ini dengan pusing, dalam hati berpikir apakah pria ini seekor Husky di kehidupan sebelumnya? Khusus merusak rumah!
Namun Jayden Li masih mengeluarkan ekspresi ini hal yang seharusnya dilakukan : “Ingat, aku tidak perlu kebaikan orang lain.”
Awalnya Lindsey Lu masih sedikit risau, namun setelah mendengar ucapannya, dia merasa hal ini mencurigakan, bagaimanapun sebelum dia meninggalkan ruang baca, suasana hati Jayden Li sudah stabil, kalau tidak dia juga tidak akan membiarkannya berhasil menempelkan plester ke keningnya.
Setelah berpikir, dia bertanya mencari tahu : “Apakah saat Kepala Pelayan Zhou datang, dia mengatakan ucapan yang tidak enak didengar?”
Sepuluh jari Jayden Li yang ditekan di sisi kasur mengerat, balik bertanya : “Kenapa, apa kamu merasa bersalah?”
Lindsey Lu hanya merasa aneh : “Aku merasa bersalah apanya? Aku yang meminta kotak obat pada Kepala Pelayan Zhou, aku tidak merasa bersalah.”
Jayden Li memicingkan mata : “Benarkah? Kalau begitu atas dasar apa Kepala Pelayan Zhou memberimu muka?”
“.....”Lindsey Lu seketika terdiam.
Jayden Li langsung mengatakan tepat sasaran : “Evan Li yang keluar membantumu!”
Walaupun jelas-jelas tahu dia tidak bisa melihat, namun tatapannya saat melotot padanya tetap sangat menakutkan, Lindsey Lu hanya bisa mengatakan yang sebenarnya : “Benar....Benar, tapi aku juga terpaksa, dibandingkan aku, jelas ucapan Tuan Muda Kedua lebih berguna...”
“Cukup!” Jayden Li seperti gunung berapi yang meletus, sangat marah : “Lindsey Lu, kamu dengarkan baik-baik, asal barang yang dia berikan, aku tidak mau!”
Lindsey Lu melihatnya seakan menerima maskud baik Evan adalah yang sangat memalukan, akhirnya tidak memaksa lagi : “Baik, aku menghormati keinginanmu, tapi besok dokter akan datang, mohon kamu katakan padanya dengan jelas, bukan aku tidak ingin menolongmu, kamu sendiri yang tidak ingin menggunakan barang yang diberikan Evan Li.”
Beberapa saat kemudian, dia meletakkan makanan pesan antar di lemari nakas, berkata : “Makanan pesan antar aku beli sendiri dengan uangku, tidak ada hubungannya dengan Evan Li, kamu bisa menerima ini bukan?”
Jayden Li mendengar nada bicaranya yang tetap sabar, tidak tahu kenapa, hati yang penuh amarah itu anehnya menjadi tenang.
Harus diketahui orang lain di rumah ini, setiap di saat ini, selalu akan memakinya tidak tahu diri, tak disangka berani menolak niat baik Evan Li, bila dibandingkan, hanya dia yang berbeda....
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved