Bab 8 BAB 8. Alasan Perbuatan Kevin
by Lizbeth Lee
13:21,Jan 23,2024
“Lalu, apa yang harus Mama lakukan kepada Clay? Mama tidak tega memikirkannya,” lirih Garini seperti sedang memakan buah simalakama.
“Tolong Kevin, dengan mengirimkan Clay ke luar negeri Mama. Pernikahanku dengan Felisha juga tidak perlu dirayakan, aku hanya butuh pernikahan yang sah di mata agama dan negara. Itu sudah lebih dari cukup. Suruh Clay untuk mengambil S2 di luar negeri, setelahnya aku akan memberikan akses untuk Clay memegang Perusahaan cabang yang ada di eropa atau di amerika, terserah Clay mau yang mana,” pinta Kevin.
Ia tau kalau hal ini pasti berat untuk keluarganya. Tetapi untuk saat ini, keputusan mengirim Clay keluar negeri adalah pilihan yang terbaik. Garini tidak dapat berbicara banyak, ia segera menganbil ponselnya.
“Ando, tolong pesankan tiket ke London untuk besok malam atas nama anakku Clay Bimantoro Sanjaya dan atas namamu. Tugasmu adalah memastikan Clay melanjutkan pendidikannya di London selama dua tahun ini,” titah Garini sangat jelas.
Ando adalah tangan kanannya, pria paruh baya yang sudah bekerja dengannya sejak Garini masih belum punya anak. Seperti biasanya, Ando tidak pernah bertanya mengapa dan ada apa, dia selalu mengatakan iya dan menyanggupi segala perintah Garini.
“Baik, Nyonya,” jawab Ando.
Kini saatnya Garini untuk menemui Clay yang sudah diantarkan Bagio ke vila di Bandung sesuai dengan perintahnya. “Mama akan ke Bandung malam ini, bagaimana pun mama harus mengantarkan Clay dan memberikan pengertian kepadanya,” lirih Garini resah dengan Keputusan yang diambilnya.
Kalau saja Felisha tidak sampai hamil, maka tidak akan sejauh ini Garini mengambil tindakan. “Ma, apa tidak lebih baik kalau Mama menunggu di sini saja. Biarkan Om Ando yang menjemput Clay datang kembali ke Jakarta besok pagi?” Kevin merasa tidak tenang kalau mamanya berangkat malam-malam keluar kota.
“Jangan halangi Mama untuk menghibur adikmu. Kalau saja nanti Felisha sudah melahirkan, jika memang diperlukan, Mama harap kamu akan menceraikan dia,” gerutu Garini.
Kevin tidak percaya dengan yang didengarnya. “Bagaimana mungkin Mama mengusulkan hal yang buruk seperti ini kepadaku, Ma? Apa Mama begitu marah dengan Kevin? Sampai sampai sudah menyuruh Kevin bercerai padahal pernikahan saja belum dilaksanakan?” tanya Kevin menatap kecewa pada Garini.
“Bagaimana kalau setelah dua tahun atau tiga tahun ternyata Clay masih mencintai Felisha? Hatiku sebagai wanita yang melahirkan kalian pasti hancur berkeping-keping kalau melihat kalian bertengkar dan memperebutkan seorang wanita yang sama,” sesal Garini.
Kevin terdiam, dia tau jika keputusannya memang mengecewakan semua orang terlebih Garini tapi Kevin memiliki alasan yang kuat. Apakah ini saat yang tepat untuk membela diri di depan Garini? Demi mempertahankan Felisha? Kevin terdiam dan masih ragu, ia takut kalau Garini syok melihat kelakuan Clay yang sebenarnya.
“Apakah kalau Kevin mengatakan alasan kuat di balik perbuatan Kevin kepada Felisha selain alasan cinta, Mama mau mendengar dan melihatnya?” tanya Kevin ragu-ragu.
“Cinta hanyalah alasan klasik yang membuat Mama semakin muak denganmu. Demi merebut wanita yang kamu cintai, kamu justru menghancurkan cinta Clay dan Felisha. Mama masih belum bisa menerima kenyataan ini dengan dalil alasan cinta,” keluh Garini tetap anggun sambil memijat keningnya.
“Baiklah, Mama tunggu sebentar yah,” pinta Kevin lalu menghubungi Kadir supirnya.
“Pak tolong amplop coklat di dasbor depan bawa masuk sekarang yah, saya ada di ruang tamu bersama dengan Mama,” titah Kevin.
Tidak lebih dari lima menit, Kadir mengetuk pintu utama rumah bak istana itu dan memberikan amplop tersebut kepada Kevin. Dua amplop tepatnya yang kini berada di tangan Kevin dan belum dibuka di depan Garini.
“Apa itu?” tanya Rini menatap dingin anaknya.
“Ini adalah alasan dari segala perbuatan bejatku kepada Felisha dan alasanku merebut Felisha dari Clay. Mama tau kan? Kalau dari awal Kevin memang jatuh cinta dengan Felisha terlebih dulu sebelum Clay mengenal Feli.” Kevin mengingatkan kembali masa remaja kedua anaknya.
“Tapi, kamu sendiri kan yang bilang kepada Mama kalau kamu merelakan Felisha untuk bersama dengan Clay?! Lalu, kenapa baru sekarang kamu berubah pikiran, hah?!” dengus Rini yang merasa jika anaknya ini sedang mencari alasan untuk pembenaran dirinya.
“Iya benar Ma, itu dulu sebelum akhirnya Kevin tau perbuatan Clay di belakang Feli.” Mulailah Kevin membuka sebuah amplop.
Di dalam amplop tersebut ada beberapa foto-foto beserta tanggal pengambilannya. Kevin memberikan satu persatu foto di tangannya dan menunjukkannya kepada Garini.
Walau awalnya Garini terlihat enggan tapi sebuah foto menarik perhatiannya. Bukan hanya menarik perhatian tapi berhasil membuat Garini membelalakkan matanya dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya.
“Tidak! Tidak mungkin ini adalah Clay, Kevin?! Kamu dapat foto ini dari mana?!” tanya Garini memegang foto tersebut dengan tangan gemetar.
“Apa Mama mau mendengar kenapa sampai foto ini berada di tanganku?” tanya Kevin dengan lembut juga sakit saat melihat mamanya bersedih.
“Cepat ceritakan, apa yang terjadi?! Apa yang terjadi sebenarnya?!” pekik Garini tidak lagi terlihat marah dengan elegan tetapi justru sedang hancur berkeping-keping.
Kevin sudah tau kalau keadaan ini pasti tidak terelakkan. Ia lantas memeluk Garini dan membiarkan mamanya bersandar di dada bidangnya.
“Ma, apa Mama kasus penggelapan dana yang terjadi tiga tahun lalu? Sampai saat ini, Kevin mengatakan kalau pelaku belum ketemu bukan? Maafkan Kevin berbohong, sebenarnya saat melakukan penyelidikan mendalam, Kevin menemukan orang yang sudah mengambil uang senilai dua puluh milyar dari perusahaan,” ucap Kevin sambil menghela nafas.
“Detektif itu mengikuti pelaku atas perintah Kevin, Ma. Dia juga mengumpulkan bukti, mulai dari beberapa foto, rekaman video, bill transaksi sampai keluar masuknya uang di rekening pribadi si pelaku.” Kevin lalu menunjuk wajah pria yang ada di dalam foto tersebut kepada mamanya.
“Tidak! Tidak mungkin Clay melakukan ini! Dia bisa meminta uang kepada kita, buat apa dia mencuri uang perusahaan? Apa alasannya? Semua terdengar tidak masuk akal, Kevin!” Garini berteriak tidak terima.
“Untuk ini, Ma.” Kevin kembali mengeluarkan berkas dan beberapa foto serta surat asli dengan tulisan tangan Clay dan seorang yang tidak di kenal oleh Garini.
“Ini adalah wanita yang menjadi korbannya Clay, wanita ini meninggal saat Clay melakukan hubungan intim dengannya. Clay memiliki kelainan dan suka dengan kekerasan saat berhubungan intim, Ma. Kedua orangtuanya tidak jadi menuntut Clay setelah Clay membayar uang senilai lima milyar, sedangkan sepuluh milyar lainnya dia gunakan untuk menyuap polisi, jaksa, hakim dan sisanya untuk perta narkoba seperti foto-foto yang Mama lihat saat ini,” terang Kevin.
Garini menutup wajahnya dan menggeleng kepalanya tidak percaya. Ia menangis histeris, ia tidak percaya kalau Clay pernah membunuh seorang wanita.
“Itu adalah awal Clay bertemu dengan Felisha. Mereka baru pacarana sekitar dua bulan. Kevin memanggilnya dan menanyakannya perihal kejadian kelam dan aib ini. Clay mengakuinya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Tapi sayang, sebelum pertunangan terjadi, Kevin kembali menemukan ini,”
“Tolong Kevin, dengan mengirimkan Clay ke luar negeri Mama. Pernikahanku dengan Felisha juga tidak perlu dirayakan, aku hanya butuh pernikahan yang sah di mata agama dan negara. Itu sudah lebih dari cukup. Suruh Clay untuk mengambil S2 di luar negeri, setelahnya aku akan memberikan akses untuk Clay memegang Perusahaan cabang yang ada di eropa atau di amerika, terserah Clay mau yang mana,” pinta Kevin.
Ia tau kalau hal ini pasti berat untuk keluarganya. Tetapi untuk saat ini, keputusan mengirim Clay keluar negeri adalah pilihan yang terbaik. Garini tidak dapat berbicara banyak, ia segera menganbil ponselnya.
“Ando, tolong pesankan tiket ke London untuk besok malam atas nama anakku Clay Bimantoro Sanjaya dan atas namamu. Tugasmu adalah memastikan Clay melanjutkan pendidikannya di London selama dua tahun ini,” titah Garini sangat jelas.
Ando adalah tangan kanannya, pria paruh baya yang sudah bekerja dengannya sejak Garini masih belum punya anak. Seperti biasanya, Ando tidak pernah bertanya mengapa dan ada apa, dia selalu mengatakan iya dan menyanggupi segala perintah Garini.
“Baik, Nyonya,” jawab Ando.
Kini saatnya Garini untuk menemui Clay yang sudah diantarkan Bagio ke vila di Bandung sesuai dengan perintahnya. “Mama akan ke Bandung malam ini, bagaimana pun mama harus mengantarkan Clay dan memberikan pengertian kepadanya,” lirih Garini resah dengan Keputusan yang diambilnya.
Kalau saja Felisha tidak sampai hamil, maka tidak akan sejauh ini Garini mengambil tindakan. “Ma, apa tidak lebih baik kalau Mama menunggu di sini saja. Biarkan Om Ando yang menjemput Clay datang kembali ke Jakarta besok pagi?” Kevin merasa tidak tenang kalau mamanya berangkat malam-malam keluar kota.
“Jangan halangi Mama untuk menghibur adikmu. Kalau saja nanti Felisha sudah melahirkan, jika memang diperlukan, Mama harap kamu akan menceraikan dia,” gerutu Garini.
Kevin tidak percaya dengan yang didengarnya. “Bagaimana mungkin Mama mengusulkan hal yang buruk seperti ini kepadaku, Ma? Apa Mama begitu marah dengan Kevin? Sampai sampai sudah menyuruh Kevin bercerai padahal pernikahan saja belum dilaksanakan?” tanya Kevin menatap kecewa pada Garini.
“Bagaimana kalau setelah dua tahun atau tiga tahun ternyata Clay masih mencintai Felisha? Hatiku sebagai wanita yang melahirkan kalian pasti hancur berkeping-keping kalau melihat kalian bertengkar dan memperebutkan seorang wanita yang sama,” sesal Garini.
Kevin terdiam, dia tau jika keputusannya memang mengecewakan semua orang terlebih Garini tapi Kevin memiliki alasan yang kuat. Apakah ini saat yang tepat untuk membela diri di depan Garini? Demi mempertahankan Felisha? Kevin terdiam dan masih ragu, ia takut kalau Garini syok melihat kelakuan Clay yang sebenarnya.
“Apakah kalau Kevin mengatakan alasan kuat di balik perbuatan Kevin kepada Felisha selain alasan cinta, Mama mau mendengar dan melihatnya?” tanya Kevin ragu-ragu.
“Cinta hanyalah alasan klasik yang membuat Mama semakin muak denganmu. Demi merebut wanita yang kamu cintai, kamu justru menghancurkan cinta Clay dan Felisha. Mama masih belum bisa menerima kenyataan ini dengan dalil alasan cinta,” keluh Garini tetap anggun sambil memijat keningnya.
“Baiklah, Mama tunggu sebentar yah,” pinta Kevin lalu menghubungi Kadir supirnya.
“Pak tolong amplop coklat di dasbor depan bawa masuk sekarang yah, saya ada di ruang tamu bersama dengan Mama,” titah Kevin.
Tidak lebih dari lima menit, Kadir mengetuk pintu utama rumah bak istana itu dan memberikan amplop tersebut kepada Kevin. Dua amplop tepatnya yang kini berada di tangan Kevin dan belum dibuka di depan Garini.
“Apa itu?” tanya Rini menatap dingin anaknya.
“Ini adalah alasan dari segala perbuatan bejatku kepada Felisha dan alasanku merebut Felisha dari Clay. Mama tau kan? Kalau dari awal Kevin memang jatuh cinta dengan Felisha terlebih dulu sebelum Clay mengenal Feli.” Kevin mengingatkan kembali masa remaja kedua anaknya.
“Tapi, kamu sendiri kan yang bilang kepada Mama kalau kamu merelakan Felisha untuk bersama dengan Clay?! Lalu, kenapa baru sekarang kamu berubah pikiran, hah?!” dengus Rini yang merasa jika anaknya ini sedang mencari alasan untuk pembenaran dirinya.
“Iya benar Ma, itu dulu sebelum akhirnya Kevin tau perbuatan Clay di belakang Feli.” Mulailah Kevin membuka sebuah amplop.
Di dalam amplop tersebut ada beberapa foto-foto beserta tanggal pengambilannya. Kevin memberikan satu persatu foto di tangannya dan menunjukkannya kepada Garini.
Walau awalnya Garini terlihat enggan tapi sebuah foto menarik perhatiannya. Bukan hanya menarik perhatian tapi berhasil membuat Garini membelalakkan matanya dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya.
“Tidak! Tidak mungkin ini adalah Clay, Kevin?! Kamu dapat foto ini dari mana?!” tanya Garini memegang foto tersebut dengan tangan gemetar.
“Apa Mama mau mendengar kenapa sampai foto ini berada di tanganku?” tanya Kevin dengan lembut juga sakit saat melihat mamanya bersedih.
“Cepat ceritakan, apa yang terjadi?! Apa yang terjadi sebenarnya?!” pekik Garini tidak lagi terlihat marah dengan elegan tetapi justru sedang hancur berkeping-keping.
Kevin sudah tau kalau keadaan ini pasti tidak terelakkan. Ia lantas memeluk Garini dan membiarkan mamanya bersandar di dada bidangnya.
“Ma, apa Mama kasus penggelapan dana yang terjadi tiga tahun lalu? Sampai saat ini, Kevin mengatakan kalau pelaku belum ketemu bukan? Maafkan Kevin berbohong, sebenarnya saat melakukan penyelidikan mendalam, Kevin menemukan orang yang sudah mengambil uang senilai dua puluh milyar dari perusahaan,” ucap Kevin sambil menghela nafas.
“Detektif itu mengikuti pelaku atas perintah Kevin, Ma. Dia juga mengumpulkan bukti, mulai dari beberapa foto, rekaman video, bill transaksi sampai keluar masuknya uang di rekening pribadi si pelaku.” Kevin lalu menunjuk wajah pria yang ada di dalam foto tersebut kepada mamanya.
“Tidak! Tidak mungkin Clay melakukan ini! Dia bisa meminta uang kepada kita, buat apa dia mencuri uang perusahaan? Apa alasannya? Semua terdengar tidak masuk akal, Kevin!” Garini berteriak tidak terima.
“Untuk ini, Ma.” Kevin kembali mengeluarkan berkas dan beberapa foto serta surat asli dengan tulisan tangan Clay dan seorang yang tidak di kenal oleh Garini.
“Ini adalah wanita yang menjadi korbannya Clay, wanita ini meninggal saat Clay melakukan hubungan intim dengannya. Clay memiliki kelainan dan suka dengan kekerasan saat berhubungan intim, Ma. Kedua orangtuanya tidak jadi menuntut Clay setelah Clay membayar uang senilai lima milyar, sedangkan sepuluh milyar lainnya dia gunakan untuk menyuap polisi, jaksa, hakim dan sisanya untuk perta narkoba seperti foto-foto yang Mama lihat saat ini,” terang Kevin.
Garini menutup wajahnya dan menggeleng kepalanya tidak percaya. Ia menangis histeris, ia tidak percaya kalau Clay pernah membunuh seorang wanita.
“Itu adalah awal Clay bertemu dengan Felisha. Mereka baru pacarana sekitar dua bulan. Kevin memanggilnya dan menanyakannya perihal kejadian kelam dan aib ini. Clay mengakuinya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Tapi sayang, sebelum pertunangan terjadi, Kevin kembali menemukan ini,”
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved