Bab 10 Are You Still a Virgin?

by Abigail Kusuma 18:13,Nov 27,2023
Brakkk
Tubuh Xena dibanting pelan di atas hamparan ranjang yang luas. Tampak raut wajah Xena panik dan gugup melihat Morgan sudah berdiri di hadapannya tengah melepas kaus pria itu. Tubuh bidang Morgan tercetak sempurna di depan mata Xena. Lengan kekar. Otot perut, seakan memanjakan mata Xena. Pria di depannya itu memiliki pahatan tubuh yang membangkitkan hasrat para kaum wanita.
Xena bangkit duduk, memundurkan tubuh hingga ke kepala ranjang. Tubuh Xena polos tak memakai sehelai benang pun. Dress yang dipakai Xena telah berhasil Morgan lucuti. Buru-buru, gadis itu menarik selimut, menutupi tubuhnya dengan selimut tebal itu.
“M-Morgan, a-aku mohon jangan.” Xena menelan salivanya susah payah. Gadis itu ingin melarikan diri, tapi bagaimana caranya? Sungguh, Xena merasa otaknya sudah tak lagi berfungsi dengan baik.
Morgan melempar kaus yang baru saja dia lepas ke sembarangan arah. Pria itu masih memakai celana panjangnya. Senyuman samar di wajah Morgan terlukis melihat Xena memintanya untuk berhenti. Morgan mendekat pada Xena. Pria itu duduk di depan Xena sambil membelai pipi Xena dengan lembut. “Tadi aku sudah membiarkanmu untuk membebaskan dirimu dariku, tapi kau tidak melakukan itu. Kenapa sekarang kau berubah pikiran, hm?” bisiknya serak.
“A-aku—” Xena mati-matian berusaha untuk mengatur gejolak hasrat dalam hati. “A-aku mohon, lepaskan aku, Morgan.” Xena kembali memohon pada Morgan untuk melepaskannya.
“Benarkah kau ingin lepas dariku?” Morgan menarik paksa selimut Xena, dan meraih tubuh Xena berada di dalam dekapannya. Sontak, Xena terkejut akan tindakan Morgan. Xena ingin berusaha lepas dari dekapan Morgan, namun alih-alih telepas malah gadis itu semakin berada di dalam dekapn Morgan.
“Morgan, l-lepaskan aku,” pinta Xena memohon.
Morgan mengusap-usap puncak payudara Xena. “Kenapa bibir dan tubuhmu memberikan respon berbeda?”
“Ah, Morgan.” Xena mendesah seraya melihat kedua telunjuk Morgan mengusap-usap lembut puncak payudaranya. “J-jangan, a-aku mohon.” Xena kembali memohon pada Morgan.
“Jika kau ingin lepas dariku, kau bisa menghentikanku.” Morgan menundukan kepalanya, mengisap payudara Xena seraya memilin puncak payudara gadis itu.
“Ah, Morgan.” Xena membusungkan dadanya. Mata Xena semakin berkabut penuh gairah dan hasrat.
Morgan menarik tubuh Xena, hingga terbaring di ranjang. Detik selanjutnya, pria itu menindih tubuh Xena—dan mengisap puncak payudara Xena bergantian layaknya bayi yang lapar. Tampak erangan lolos di bibir Xena.
Morgan menundukan kepalanya, seraya membuka lebar kedua paha Xena, lalu pria itu mencium kewanitaan Xena yang harum dan terawat. Morgan memainkan lidahnya, mengisap klitoris Xena, hingga membuat Xena menjerit akibat kenikmatan.
“Ah! Ah! Ah! Morgan!” Xena menjambak rambut Morgan. Bibir Xena terbuka akibat lenguhan yang tiada henti dia loloskan. Xena sedikit menunduk melihat lidah Morgan bermain liar di kewanitaannya. Gadis itu meringis nikmat. Tubuhnya seperti terkena setruman tegangan tinggi.
Gelora hasrat dan gairah layaknya api yang kian membara. Xena tak sanggup untuk menahan sentuhan dahsyat yang Morgan ciptakan. Xena langsung menangkup kedua pipi Morgan, melumat liar bibir pria itu. Tangan lentik Xena melucuti celana yang masih dipakai Morgan.
Morgan membalas ciuman Xena agresif. Dalam ciuman itu, Morgan tersenyum melihat Xena yang liar. Bahkan gadis itu kini berhasil menanggalkan ikat pinggangnya. Morgan menyukai wanita yang liar di ranjang.
Morgan membantu Xena membuka kancing celana, dan melucuti celana yang dipakainya serta melempar ke sembarangan tempat. Tampak mata Xena menatap memuja kejantanan Morgan yang berdiri tegak dan keras itu.
“Touch it, Xena,” bisik Morgan serak.
Xena memberanikan diri menyentuh batang keperkasaan Morgan. Mengusap-usap lembut, hingga membuat Morgan menggeram menahan erangan. Berikutnya, Xena menundukan kepala, memasukan kejantanan Morgan ke dalam mulutnya, mengisap layaknya permen.
“Oh, Shit!” Morgan menjambak rambut Xena. Tak bisa menahan, Morgan memaju mundurkan kepala Xena, membuat Xena bermain dengaan liar mengulum kejantanan Morgan.
Morgan menangkup kedua pipi Xena melumat dengan liar bibir gadis itu. “Mulutmu berbahaya, Xena. Kalau kau masih terus mengisap miliku dengan mulutmu, aku bisa saja mengeluarkan di dalam mulutmu.” Tangan Morgan membelai kedua puncak payudara Xena.
“Morgan, please.” Xena menggigit bibir bawahnya, memejamkan mata.
Morgan tersenyum puas. “Katakan, apa yang kau inginkan.”
Xena mendekatkan bibirnya ke telinga Morgan, dan berbisik sensual. “Fuck me, Morgan. Please!”
“Shit!” Morgan kembali menindih tubuh Xena, dan menyambar kondom yang ada di atas nakas. Namun, di kala Morgan hendak memakai kondom, Xena langsung menahan tangan Morgan.
“Jangan pakai itu,” pinta Xena memohon.
“Xena—”
“Please, aku ingin merasakanmu tanpa menggunakan kondom,” pinta Xena lagi.
Morgan terdiam sebentar mendengar permintaan Xena. Persetan dengan semuanya! Morgan tak bisa menahan. Morgan melempar kondomnya ke sembarangan arah. Pria itu menyambar bibir Xena, lalu mengisap pucak payudara Xena.
“Ah,” desah Xena merdu.
Morgan kini membuka lebar kedua paha Xena, dan menyatukan kejantanannya ke dalam liang sempit Xena—dan langsung membuat Xena berteriak. Sontak Morgan terkejut kala merasakan seperti ada penghalang yang menghalanginya untuk masuk ke dalam Xena.
“Xena, kau—”
“Please, jangan berhenti,” ringis Xena menahan rasa sakit.
Raut wajah Morgan menegang. “Are you still a virgin?”
“Do it, Morgan. Jangan berhenti.” Xena langsung mencium bibir Morgan kala Morgan hendak ingin menyudahi permainan.
Morgan terlena dengan ciuman Xena. Detik itu juga Morgan membalas ciuman Xena agresif. “Buka pahamu. Hanya sakit pertama saja,” bisiknya di depan bibir Xena.
Xena patuh dengan apa yang dikatakan oleh Morgan. Gadis itu membuka lebar paha, lalu Morgan kembali melanjutkan aksinya, memasuki liang sempit Xena. Terlihat Morgan kesulitan untuk memasuki Xena.
Hingga ketika, Morgan berhasil menyatukan miliknya ke dalam milik Xena; Xena menjerit seraya memeluk punggung Morgan dengan erat. Sudut mata Xena mengeluarkan air mata akibat rasa perihnya.
Morgan menggerakan pinggulnya, menghujam Xena dengan tempo yang pelan, sedang, dan cepat. Morgan menggeram seraya memejamkan mata merakan milik Xena yang sangat sempit.
“Fuck! Kau nikmat sekali, Xena!” erang Morgan dengan terus menghentak semakin dalam.
Xena merintih kesakitan. “Morgan pelan. Ini sakit.”
Morgan menatap Xena, dengan tatapan penuh gairah. “Kau terlalu nikmat, Xena. Aku tidak mungkin pelan.” Lalu Morgan meletakan kedua tangan Xena ke atas kepala gadis itu, dan menahannya hanya dengan satu tangan.
Morgan menghujam Xena dengan liar dan dalam, dan membuat Xena terus menjerit keras. Namun, jeritan Xena langsung dibungkam oleh mulut Morgan. Morgan menggila. Pria itu tak memedulikan rintihan sakit Xena.
Perlahan rasa sakit Xena mulai tergantikan dengan erangan merdu. Dan ketika keduanya telah berhasil mencapai puncak, Morgan hendak mengeluarkan di luar, tapi sayang kejantanan Morgan seakan tak ingin lepas dari liang sempit Xena. Morgan meledakan lahar panasnya ke dalam rahim Xena.
Xena pikir Morgan akan menyudahi permainan panas itu, tapi sayangnya tidak. Morgan kembali memasuki Xena. Pria itu bahkan memasuki Xena jauh lebih liar. Xena tak bisa melawan. Gadis itu pasrah di bawah Morgan saat Morgan tak bisa mengendalikan diri.




Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

94