Bab 10 Part 10

by Dinda Tirani 16:40,Oct 09,2023
Widya diam dalam posisi menunggingnya, terlihat dengan jelas dari belakang sana bahwa memek Widya telah sangat basah. Dengan sengaja Sobri memasukkan beberapa jarinya ke dalam lubang Memek Widya dan mengocoknya dengan cepat hingga terdengar bunyi kecipak air yang keras.
HAH!!! HAH!!! HAH!!!
Nafas Widya ngos-ngosan saat kocokkan cepat jari Sobri berhenti dan Widya bisa bernafas dengan normal kembali, tapi hal tersebut hanya berlangsung beberapa detik dimana saat jari Sobri dicabut, Sobri langsung memasukkan kembali kontolnya mengisi kubang memek Widya dan langsung menggenjotnya dengan cepat. Widya kembali seperti cacing kepanasan akibat genjotan yang Sobri lakukan.
PLAK!!!
“AAAKKKHHH!!! SSSHHH…..”
Sobri menampar pantat Widya dengan keras sehingga Widya menjerit. Sobri menampar kembali pantat berisi milik Widya. PLAK!!! Terdengar suara erangan keras kembali saat pantatnya kembali mendapat tamparan keras hingga rasanya pantat Widya menjadi panas.
Tamparan keras pada pantatnya tak terjadi satu atau dua kali sehingga Widya mulai mengerang seperti kesetanan. Hal yang menyakitkan, namun hal tersebut dengan perlahan mulai berubah menjadi sebuah kenikmatan yang Widya rasakan dibarengi dengan tusukan keras oleh batang kontol yang memenuhi lubang memeknya. Widya mulai mendesah dan mendesah tiap kali ujung kontol Sobri masuk dalam di dalam memeknya.
“Aakkkhhhh….Aakkkhhhh…Aakkkhhhh….”
“Ayo mendesah lebih keras lagi, bu…Aakkkhhhh…desahan ibu seperti obat semangat untuk saya ngentotin memek bu Widya. Aakkkhhhh….”, racau Sobri yang kini mengambil alih penuh atas tubuh Widya sambil tangannya meremas kedua payudara Widya.
Sambil pantatnya terus bergerak maju mundur, Sobri mencium tengkuk leher Widya dan menjalar pada daun telinga, kemudian ia mengarahkan wajah Widya untuk menghadap samping. Saat itu di lumatlah bibir seksi Widya dengan nafsunya yang membara sambil terus menyetubuhi Widya dari belakang. Bunyi kulit pantat dan selangkangan menggema di ruangan tersebut bercampur dengan suara lumatan bibir keduanya.
PLAK!!! PLAK!!! PLAK!!!
SLURP!!! SLURP!!! SLURP!!!
Sobri mengangkat sebelah kaki Widya sehingga kini harus merangkul leher Sobri dengan satu tangannya sementara dirinya tengah disetebuhi dalam posisi berdiri menyamping dan hanya menggunakan satu kakinya untuk tumpuannya. Widya mulai kalut dimakan oleh hawa nafsu yang diberikan oleh batang kontol besar yang tengah keluar masuk di dalam memeknya tersebut. Dirinya sedang lupa bahwa sedang diperkosa oleh seorang sopir bus dan sedang di tonton oleh tiga pria lainnya yang sedang menunggu giliran untuk menyetubuhinya juga. Widya kalut, Widya mulai menikmatinya.
“ssshhhhh….nikmati, bu….nikmati perzinaan ini. Nikmatilah….sshhhh…”, ucap Sobri seakan-akan sedang mencoba menghipnotis Widya untuk lebih jauh lagi terperangkap dalam nafsunya.
“Paakkk….oowwsshhhh….pak!! Pellannnn….”, desah Widya mulai berkomentar.
Posisi Widya diubah oleh Sobri dengan kini Widya di telentangkan di atas kasur lantai yang tipis dengan kedua kakinya dibukan dengan lebar yang memperlihatkan kondisi memek Widya yang sudah sangat basah akibat perbuatan Sobri. Sobri julurkan lidahnya untuk menjilat bibir memek Widya sejenak lalu dimasukkan kembali kontol besarnya menyumpal lubang memek Widya yang sudah sangat basah tersebut. Sobri genjot lubang tersebut dengan nafsu yang membara sambil memegangi kedua kaki Widya untuk tetap terbuka.
“Aakkkhhhh….Aakkkhhhh….”, Sobri benar-benar menikmati saat kontolnya keluar masuk di dalam memek Widya yang sempit itu. Walau sudah sangat basah, Sobri tetap merasakan bahwa kontolnya diremas dan dijepit dengan sangat kuat. Bahkan sedari tadi Sobri merasakan kalau kontolnya seperti disedot di dalam sana.
“Paakkk…saya ..saya mau kellluaarrggghhhh….sshhhh…aakkhh…”, racau Widya yang akan segera mencapai orgasmenya.
Sobri yang tengah dikuasai oleh nafsu tetap menggerakkan naik turun pantatnya tanpa menghiraukan racauan Widya. Iya terus memompanya dengan cepat sambil meremas keras kedua payudara Widya sambil sesekali membetot dan mencubit gemas puting Widya.
“AAKKKHHH!!! PAK!!! STOOPP!!! AAKKKHHHH….STOOOPP!!!!”
SYUUURRRR!!!
Widya mengalami orgasme dengan masih terus digenjot oleh kontol besar Sobri tanpa henti. Widya merasakan antara nikmat dan nyeri saat kontol tersebut masih tetap bergerak keluar masuk di lubangnya. Namun hal tersebut membuat orgasme yang Widya alami menjadi panjang hingga Widya hanya mampu mengerang nikmat sambil meremas keras kasur lantai yang menjadi alas persetubuhannya itu.
“AAKKKKHHHHHHH!!!!!”, lolong panjang Widya sambil tubuhnya terangkat sampai membusungkan dadanya. Matanya hanya terlihat warna putih dengan mulut yang terbuka lebar.
Momen dimana Widya mengalami orgasme panjang sambil membuka mulutnya dengan lebar dimanfaatkan oleh Mamat untuk memasukkan kontolnya ke dalam mulut Widya dan langsung menggerakkannya keluar masuk. Buah zakarnya memukul-mukul hidung Widya. Mamat yang sudah tak tahan melihat tubuh Widya yang sedang disetubuhi oleh Sobri menjadi sangat bernafsu.
“Aakkkhhhh….gantian, pak. Saya juga udah ga tahan pengen rasain memeknya. Sshhhh….Aakkkhhhh…”, ucap Mamat pada Sobri sambil menggenjot mulut Widya. Sementara Widya yang tengah dalam kondisi orgasme panjang dan langsung disumpal mulutnya oleh kontol milik Mamat hanya gelagapan mencoba mencari udara sambil dirinya terus merasakan gelombang orgasme yang ia dapatkan. Widya merasa tersiksa, namun Widya juga merasakan nikmat yang tiada tara.
Sobri yang merasa akan segera mencapai orgasmenya lantas sedikit lebih cepat lagi menggerakkan laju keluar masuk kontolnya di dalam memek Widya. Ia gempur dengan bertenaga lubang Widya yang sempit itu sampai dirinya mencapai batas dimana peju nya keluar menyembur deras mengisi rahim Widya dengan banyaknya.
CROT!!! CROT!!! CROT!!!
Sekitar 7-8 semburan kontol Sobri luncurkan ke dalam rahim Widya sambil menekan keras ke dalam selangkangan Widya. Widya yang baru beberapa menit mengalami orgasme panjang dibuat mengalami orgasme kembali saat peju Sobri menyemprot dengan kuat di dalam memeknya. Widya kembali mengejang dengan hebat di depan Sobri dan di bawah Mamat. Mamat melepaskan kontolnya dari mulut Widya.
HHHAAHHH!!! HHHAAHHHH!!! HHHAAHHHH!!!!
Widya benar-benar kehilangan banyak nafas setelah mengalami dua kali orgasme dan diperlakukan sedemikian rupa oleh dua pria tersebut. Widya terlihat mangap-mangap, dadanya naik turun dengan cepat memompa udara untuk masuk ke dalam rongga parunya. Sobri mencabut batang kontolnya dan terlihatnya lelehan peju yang mengalir dari bibir memek Widya.
“AAAKKKHHH!!!”, erang Widya saat kontol besar itu terlepas dari lubangnya dan merasakan nyeri serta tubuhnya sedikit bergetar.
Dengan cepat Mamat menggantikan posisi Sobri untuk mengisi kembali lubang memek Widya yang telah kosong. Sama dengan Sobri, Mamat langsung menggenjot memek Widya dengan cepat karna nafsu yang ia tahan sudah berada di ubun-ubunnya. Ia genjot Widya dengan cepat dan bertenaga yang mengakibatkan tubuh Widya ikut terdorong-dorong oleh sentakan pompaan Mamat.
“Akhirnya bisa juga rasain memek bu Widya ini. Ssshhhhh….sshhhh….bagaimana kontolku, bu? Enak bukan? Besar mana sama kontol suamimu? Sshhhh…jawab Lonte!!! Ssshhhhh….”, tanya Mamat dengan menggerakkan lebih cepat pompaan kontolnya.
“IYA ENAKKK….LEBIH BESARRRGGHHH….KONTOL BAPAKKK….AAKKKHHHH….ENAKKK…AAKKKKHHHH….”, Widya sudah dikuasai oleh nafsu yang sedari tadi ia tahan dengan keras supaya tak terbawa suasana dan akhirnya pertahanannya jebol.
“Sebelum bu Widya pergi dari bus saya. Saya bakal buat memek ibu penuh dengan peju. Ssshhhhh…AAKKKHHH!!! ANJING ENK BANGET INI MEMEK!!”, erang Mamat.
PLAK!!!
Bersambung

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

190