Bab 6 Perusahaan Real Estate Li
by Denava
13:02,Oct 09,2023
“Sayang, aku takut … ”
Wanita itu menatap Arton dengan panik, dia bergetar ketakutan dan memeluk suaminya erat-erat.
“Jangan takut sayang, kita tidak berobat dengan dokter buruk ini lagi, aku akan membawamu ke Rumah Sakit Sahari ... ” Suaminya terus menghibur istri yang di dalam pelukannya.
“Dia dihantui oleh roh jahat, jika kita tidak segera menyingkirkan roh jahatnya, nyawanya akan terancam kapan pun.” Arton memandang dengan tenang, dia menatap wanita yang dipeluk pria itu, aura buruk di keningnya masih ada.
“Omong kosong apa yang kamu bicarakan? Kalian tidak bisa menyembuhkan istriku, jadi kalian bilang roh jahat yang menghantuinya?”
Pria itu menunjuk ke arah Arton, Yoga mereka dan marah besar, “Dasar dokter-dokter yang tidak berguna, aku akan menghancurkan klinik kalian nanti!”
Pria itu memeluk istrinya pergi, dia sempat menoleh ke arah Arton dan menunjukkan senyuman yang sangat aneh, Arton hanya mengernyit dan menghela napas tanpa berdaya.
“Aduh, Arton, keterampilan medismu tidak hanya buruk saja, tetapi kamu juga percaya takhayul.”
Agung menghela napas lega setelah melihat orang itu pergi. Dia langsung menunjuk arah ke Arton dan marah, “Sudah zaman apa ini, kamu masih saja percaya dengan hal feodal itu? Mungkinkah kamu yang dirasuki dan diperintah roh jahat untuk berbicara omong kosong di sini?”
“Benar, aku rasa dia sudah gila.”
Perawat Ara dan dokter di sebelahnya memarahi Arton satu per satu, mereka merasa Arton ingin mengekspresikan dirinya jadi dia menarik perhatian orang lain.
“Tidak, Kakak Arton bukan orang seperti itu, kalian tidak boleh memarahinya.” Melihat Arton dikritik dan dihina banyak orang, Lily langsung membelanya.
Yoga tidak berkata apa-apa, dia hanya menghela napas berat dan kembali ke kantornya. Tentu saja dia tidak mempercayai teori feodal Arton, yang perlu dia pikirkan sekarang adalah penyakit apa yang diderita pasien itu.
“Sampah, keluarlah dari klinikku.”
Melihat ayahnya sudah tidak ada di sana, Agung langsung menarik Arton dan mendorongnya keluar dari klinik, dia menunjuk ke arah aula Balai Medis Jiang sambil mendengus, “Kamu hanya cocok tinggal di klinik medismu yang kumuh itu, jangan keluar untuk mempermalukan orang ... “
“Kak, kamu sangat keterlaluan … ” ujar Lily di sebelahnya dengan marah.
“Lily, kenapa kamu selalu melindunginya?”
Agung menarik adiknya Lily dan menunjuk ke arah Arton, “Dia hanyalah seorang dokter yang buruk dan pecundang yang bergantung dengan wanita. Jika bukan karena kakeknya Martin, mungkinkah dia bisa bergabung dengan keluarga Ye? Sampah seperti dia sama sekali tidak dapat dibandingkan dengan Shella.”
“Benar, miskin tetapi ingin mendapatkan yang kaya, dia bahkan tidak menilai apakah dia memiliki kemampuan itu.” Perawat Ara setuju dan mencibir.
Arton tidak berekspresi, dia hanya berjalan keluar dari klinik dan kembali ke aula Balai Medis Jiang tanpa menjawab ejekan Agung dan Ara mereka.
Arton sudah terbiasa dengan sifat buruk orang-orang ini, jadi dia tidak peduli dan tidak ingin dirinya terpengaruhi orang-orang yang tidak relevan ini.
“Kak Bobby, istriku hampir kehilangan nyawanya di satu klinik, kamu harus membantuku balas dendam, benar, Klinik Paman Yoga No. 130 di jalan pengobatan tradisional.”
“Mereka semua hanya sekelompok dokter yang tidak berguna, kita harus habisi mereka, ok, kamu langsung bawa bawahanmu ke sana, aku harus membawa Ayu ke rumah sakit dulu untuk perawatan, gitu saja dulu.“ Pria yang mengemudikan mobil ini adalah Tara Wang yang baru saja keluar dari Klinik Paman Yoga bersama istrinya, namun ketika dia melihat istrinya yang duduk di kursi sebelahnya, dia tiba-tiba terkejut karena wajah istrinya yang ngeri dan aneh. Tara sampai ketakutan.
“Argh!”
Dia berteriak ketakutan dan tidak bisa mengendalikan setirnya, mobilnya keluar dari jalan raya dan menabrak pohon besar di pinggir jalan dengan kuat. Terdengar suara ledakan dan kemudian asap mengepul dari kap depan mobil.
“Cepat hubungi 120 ... ” Ketika orang-orang yang lewat melihat kecelakaan mobil itu, mereka juga membantu memanggil ambulans.
Di depan Restoran Merhada.
Shella mengenakan gaun kerja berwarna putih, tubuhnya tinggi, sosoknya sangat menawan, dia memiliki temperamen anggun dan elegan, dia sudah lama di sana dan menjadi pemandangan yang indah di depan restoran.
“Jam berapa Tuan Li bilang dia akan datang?” Shella menoleh dan bertanya kepada Nina Deng yang mengikutinya kemari.
“Uhm, sekitar jam 12:30 siang. Seharusnya sudah mau tiba.” Ujar Nina sambil melihat arlojinya.
Kemudian dia bertanya kepada Shella dengan penasaran, “CEO Ye, akutidak mengerti, mengapa kita harus bekerja sama dengan Perusahaan Perusahaan Real Estate Grup Li? Kredibilitas dan reputasi Pak Li di dunia industri ini agak buruk!”
Shella menyipitkan matanya sedikit dan mengangguk, “Meskipun dia memiliki reputasi buruk, tetapi Grup Real Estat Li adalah grup real estat terkemuka di Kota Tamara, kalau Grup Ye ingin mendapatkan proyek Kota New Century Distrik Lincoln dan memasuki dunia bidang real estat, kita harus menjalin kerja sama dengan Grup Real Estat Li terlebih dahulu agar kita dapat memiliki kesempatan untuk mendapatkan tawaran, mengerti?”
“Oh, aku mengerti.”
Nina mengangguk lalu dia berbisik kepada Shella, “Tetapi aku dengar Kak Yue dari Departemen Hubungan Masyarakat bilang bahwa Pak Li ini sangat arogan dan mendominasi, dia juga sangat mesum!”
Shella sedikit mengernyit, baru saja dia menoleh dan ingin mengatakan sesuatu kepada Nina.
Saat ini, sebuah mobil Mercedes datang dengan menderu-deru dan berhenti dengan mantap di depan pintu restoran. Supirnya segera keluar dari mobil, membuka pintu belakang dengan hormat, dan menyambut seorang pria paruh baya yang akan turun.
Dia mengenakan pakaian kasual desainer berwarna abu-abu, tubuhnya agak gemuk, terlihat seperti berusia sekitar empat puluh tahun, rambutnya yang kilau disisir ke belakang, dia ditemani seorang sekretaris muda. Gaya berjalannya cukup megah dan memencarkan aura kesuksesan.
Melihat pria paruh baya yang berjalan kemari, Shella menyipitkan matanya, dilihat dari ekspresi senyum di wajahnya, dia tahu pria ini adalah pengusaha yang sangat licik dan sulit dihadapi.
“Haha, CEO Shella, akhirnya kita sudah bertemu.” Nandar berjalan kemudian mengulurkan tangan besarnya dan tersenyum lebar kepada Shella.
“Halo Pak Li, terima kasih sudah datang.” Shella tersenyum profesional dan sopan, kemudian dia mengulurkan tangan halusnya untuk menjabat tangan.
Nandar mengenggam tangan halus Shella yang putih dan lembut tampak enggan melepaskannya, dia berkata sambil tersenyum, "CEO Ye, apa yang kamu bicarakan? Begitu aku tahu kamu yang mengundangku datang untuk makan malam, aku langsung membatalkan semua jadwalku hari ini dan datang ke sini untuk bertemu denganmu.”
“Haha, sama persis seperti rumor yang beredar. CEO Ye adalah pengusaha elit yang terkenal di komunitas bisnis Kota Tamara. Tidak hanya sangat hebat, tetapi juga sangat cantik dan menawan. Sungguh menakjubkan.”
“Terima kasih atas pujiannya Pak Li.”
Shella merasa jijik saat tangan besar Nandar terus menggosok tangannya.
Namun dia masih mempertahankan senyuman yang sopan, Dia mengerahkan sedikit kekuatan dan menarik kembali tangannya dari tangan Nandar dan memberi isyarat mengundang, “Pak Li, silakan masuk, kita bicara di dalam saja.”
“Baiklah.”
Nandar menggosok telapak tangannya dengan enggan, sepertinya dia sedang mengingat kembali tangan Shella yang putih dan lembut, kemudian dia masuk ke restoran bersama sekretarisnya.
Shella tertawa, ada rasa jijik di matanya, Pak Li ini sama persis dengan yang dikatakan Nina tadi, sepertinya kerjasama kali ini tidak akan berjalan dengan mulus.
Dia sudah memesan tempat duduk dari awal, Shella dan Nandar duduk, sedangkan kedua sekretaris mereka berdiri di belakang mereka.
Shella meminta pelayan membawakan menu untuk Nandar, kemudian dia berkata sambil tersenyum, “Hari ini aku terburu-buru, aku minta maaf karena tidak memilih tempat yang baik untuk menjamu Pak Li. Pesan saja apa yang Anda ingin makan, anggap saja sebagai permintaan maaf dariku.”
“Haha, apakah CEO Ye keberatan dengan bau cerutu?”
Nandar kemudian mengambil cerutu yang diserahkan sekretarisnya. Melihat Shella menggelengkan kepalanya, barulah Nandar menyalakan cerutu dengan korek api. Sepasang mata bijaknya mengernyit sambil berkata, “CEO Ye pesan saja, aku tidak memilih makanan. Aku hanya peduli dengan siapa aku makan bersama!"
Shella terkejut dan menunjukkan senyuman tidak sopan, dia memesan beberapa makanan khas restoran kemudian mengembalikan menunya kepada pelayan.
Nandar yang duduk di depan Shella terus menatapnya, bibirnya yang sedang menghisap cerutu memperlihatkan senyuman yang jahat.
Wanita itu menatap Arton dengan panik, dia bergetar ketakutan dan memeluk suaminya erat-erat.
“Jangan takut sayang, kita tidak berobat dengan dokter buruk ini lagi, aku akan membawamu ke Rumah Sakit Sahari ... ” Suaminya terus menghibur istri yang di dalam pelukannya.
“Dia dihantui oleh roh jahat, jika kita tidak segera menyingkirkan roh jahatnya, nyawanya akan terancam kapan pun.” Arton memandang dengan tenang, dia menatap wanita yang dipeluk pria itu, aura buruk di keningnya masih ada.
“Omong kosong apa yang kamu bicarakan? Kalian tidak bisa menyembuhkan istriku, jadi kalian bilang roh jahat yang menghantuinya?”
Pria itu menunjuk ke arah Arton, Yoga mereka dan marah besar, “Dasar dokter-dokter yang tidak berguna, aku akan menghancurkan klinik kalian nanti!”
Pria itu memeluk istrinya pergi, dia sempat menoleh ke arah Arton dan menunjukkan senyuman yang sangat aneh, Arton hanya mengernyit dan menghela napas tanpa berdaya.
“Aduh, Arton, keterampilan medismu tidak hanya buruk saja, tetapi kamu juga percaya takhayul.”
Agung menghela napas lega setelah melihat orang itu pergi. Dia langsung menunjuk arah ke Arton dan marah, “Sudah zaman apa ini, kamu masih saja percaya dengan hal feodal itu? Mungkinkah kamu yang dirasuki dan diperintah roh jahat untuk berbicara omong kosong di sini?”
“Benar, aku rasa dia sudah gila.”
Perawat Ara dan dokter di sebelahnya memarahi Arton satu per satu, mereka merasa Arton ingin mengekspresikan dirinya jadi dia menarik perhatian orang lain.
“Tidak, Kakak Arton bukan orang seperti itu, kalian tidak boleh memarahinya.” Melihat Arton dikritik dan dihina banyak orang, Lily langsung membelanya.
Yoga tidak berkata apa-apa, dia hanya menghela napas berat dan kembali ke kantornya. Tentu saja dia tidak mempercayai teori feodal Arton, yang perlu dia pikirkan sekarang adalah penyakit apa yang diderita pasien itu.
“Sampah, keluarlah dari klinikku.”
Melihat ayahnya sudah tidak ada di sana, Agung langsung menarik Arton dan mendorongnya keluar dari klinik, dia menunjuk ke arah aula Balai Medis Jiang sambil mendengus, “Kamu hanya cocok tinggal di klinik medismu yang kumuh itu, jangan keluar untuk mempermalukan orang ... “
“Kak, kamu sangat keterlaluan … ” ujar Lily di sebelahnya dengan marah.
“Lily, kenapa kamu selalu melindunginya?”
Agung menarik adiknya Lily dan menunjuk ke arah Arton, “Dia hanyalah seorang dokter yang buruk dan pecundang yang bergantung dengan wanita. Jika bukan karena kakeknya Martin, mungkinkah dia bisa bergabung dengan keluarga Ye? Sampah seperti dia sama sekali tidak dapat dibandingkan dengan Shella.”
“Benar, miskin tetapi ingin mendapatkan yang kaya, dia bahkan tidak menilai apakah dia memiliki kemampuan itu.” Perawat Ara setuju dan mencibir.
Arton tidak berekspresi, dia hanya berjalan keluar dari klinik dan kembali ke aula Balai Medis Jiang tanpa menjawab ejekan Agung dan Ara mereka.
Arton sudah terbiasa dengan sifat buruk orang-orang ini, jadi dia tidak peduli dan tidak ingin dirinya terpengaruhi orang-orang yang tidak relevan ini.
“Kak Bobby, istriku hampir kehilangan nyawanya di satu klinik, kamu harus membantuku balas dendam, benar, Klinik Paman Yoga No. 130 di jalan pengobatan tradisional.”
“Mereka semua hanya sekelompok dokter yang tidak berguna, kita harus habisi mereka, ok, kamu langsung bawa bawahanmu ke sana, aku harus membawa Ayu ke rumah sakit dulu untuk perawatan, gitu saja dulu.“ Pria yang mengemudikan mobil ini adalah Tara Wang yang baru saja keluar dari Klinik Paman Yoga bersama istrinya, namun ketika dia melihat istrinya yang duduk di kursi sebelahnya, dia tiba-tiba terkejut karena wajah istrinya yang ngeri dan aneh. Tara sampai ketakutan.
“Argh!”
Dia berteriak ketakutan dan tidak bisa mengendalikan setirnya, mobilnya keluar dari jalan raya dan menabrak pohon besar di pinggir jalan dengan kuat. Terdengar suara ledakan dan kemudian asap mengepul dari kap depan mobil.
“Cepat hubungi 120 ... ” Ketika orang-orang yang lewat melihat kecelakaan mobil itu, mereka juga membantu memanggil ambulans.
Di depan Restoran Merhada.
Shella mengenakan gaun kerja berwarna putih, tubuhnya tinggi, sosoknya sangat menawan, dia memiliki temperamen anggun dan elegan, dia sudah lama di sana dan menjadi pemandangan yang indah di depan restoran.
“Jam berapa Tuan Li bilang dia akan datang?” Shella menoleh dan bertanya kepada Nina Deng yang mengikutinya kemari.
“Uhm, sekitar jam 12:30 siang. Seharusnya sudah mau tiba.” Ujar Nina sambil melihat arlojinya.
Kemudian dia bertanya kepada Shella dengan penasaran, “CEO Ye, akutidak mengerti, mengapa kita harus bekerja sama dengan Perusahaan Perusahaan Real Estate Grup Li? Kredibilitas dan reputasi Pak Li di dunia industri ini agak buruk!”
Shella menyipitkan matanya sedikit dan mengangguk, “Meskipun dia memiliki reputasi buruk, tetapi Grup Real Estat Li adalah grup real estat terkemuka di Kota Tamara, kalau Grup Ye ingin mendapatkan proyek Kota New Century Distrik Lincoln dan memasuki dunia bidang real estat, kita harus menjalin kerja sama dengan Grup Real Estat Li terlebih dahulu agar kita dapat memiliki kesempatan untuk mendapatkan tawaran, mengerti?”
“Oh, aku mengerti.”
Nina mengangguk lalu dia berbisik kepada Shella, “Tetapi aku dengar Kak Yue dari Departemen Hubungan Masyarakat bilang bahwa Pak Li ini sangat arogan dan mendominasi, dia juga sangat mesum!”
Shella sedikit mengernyit, baru saja dia menoleh dan ingin mengatakan sesuatu kepada Nina.
Saat ini, sebuah mobil Mercedes datang dengan menderu-deru dan berhenti dengan mantap di depan pintu restoran. Supirnya segera keluar dari mobil, membuka pintu belakang dengan hormat, dan menyambut seorang pria paruh baya yang akan turun.
Dia mengenakan pakaian kasual desainer berwarna abu-abu, tubuhnya agak gemuk, terlihat seperti berusia sekitar empat puluh tahun, rambutnya yang kilau disisir ke belakang, dia ditemani seorang sekretaris muda. Gaya berjalannya cukup megah dan memencarkan aura kesuksesan.
Melihat pria paruh baya yang berjalan kemari, Shella menyipitkan matanya, dilihat dari ekspresi senyum di wajahnya, dia tahu pria ini adalah pengusaha yang sangat licik dan sulit dihadapi.
“Haha, CEO Shella, akhirnya kita sudah bertemu.” Nandar berjalan kemudian mengulurkan tangan besarnya dan tersenyum lebar kepada Shella.
“Halo Pak Li, terima kasih sudah datang.” Shella tersenyum profesional dan sopan, kemudian dia mengulurkan tangan halusnya untuk menjabat tangan.
Nandar mengenggam tangan halus Shella yang putih dan lembut tampak enggan melepaskannya, dia berkata sambil tersenyum, "CEO Ye, apa yang kamu bicarakan? Begitu aku tahu kamu yang mengundangku datang untuk makan malam, aku langsung membatalkan semua jadwalku hari ini dan datang ke sini untuk bertemu denganmu.”
“Haha, sama persis seperti rumor yang beredar. CEO Ye adalah pengusaha elit yang terkenal di komunitas bisnis Kota Tamara. Tidak hanya sangat hebat, tetapi juga sangat cantik dan menawan. Sungguh menakjubkan.”
“Terima kasih atas pujiannya Pak Li.”
Shella merasa jijik saat tangan besar Nandar terus menggosok tangannya.
Namun dia masih mempertahankan senyuman yang sopan, Dia mengerahkan sedikit kekuatan dan menarik kembali tangannya dari tangan Nandar dan memberi isyarat mengundang, “Pak Li, silakan masuk, kita bicara di dalam saja.”
“Baiklah.”
Nandar menggosok telapak tangannya dengan enggan, sepertinya dia sedang mengingat kembali tangan Shella yang putih dan lembut, kemudian dia masuk ke restoran bersama sekretarisnya.
Shella tertawa, ada rasa jijik di matanya, Pak Li ini sama persis dengan yang dikatakan Nina tadi, sepertinya kerjasama kali ini tidak akan berjalan dengan mulus.
Dia sudah memesan tempat duduk dari awal, Shella dan Nandar duduk, sedangkan kedua sekretaris mereka berdiri di belakang mereka.
Shella meminta pelayan membawakan menu untuk Nandar, kemudian dia berkata sambil tersenyum, “Hari ini aku terburu-buru, aku minta maaf karena tidak memilih tempat yang baik untuk menjamu Pak Li. Pesan saja apa yang Anda ingin makan, anggap saja sebagai permintaan maaf dariku.”
“Haha, apakah CEO Ye keberatan dengan bau cerutu?”
Nandar kemudian mengambil cerutu yang diserahkan sekretarisnya. Melihat Shella menggelengkan kepalanya, barulah Nandar menyalakan cerutu dengan korek api. Sepasang mata bijaknya mengernyit sambil berkata, “CEO Ye pesan saja, aku tidak memilih makanan. Aku hanya peduli dengan siapa aku makan bersama!"
Shella terkejut dan menunjukkan senyuman tidak sopan, dia memesan beberapa makanan khas restoran kemudian mengembalikan menunya kepada pelayan.
Nandar yang duduk di depan Shella terus menatapnya, bibirnya yang sedang menghisap cerutu memperlihatkan senyuman yang jahat.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved