chapter 13 Niat Membunuh

by Yordy Gu 17:09,Sep 27,2023
Setelah menyelesaikan semuanya, Bastian mengangkat kepalanya dan melihat tubuh piton raksasa bersisik hitam yang berada tidak jauh dari sana.
"Piton raksasa bersisik hitam ini dipotong menjadi potongan-potongan yang tak terhitung jumlahnya oleh kekuatan pedang yang kejam tadi. Tidak begitu berharga." Bastian menggelengkan kepalanya. Hal yang paling berharga dari piton bersisik hitam adalah sisik dan giginya yang tajam. Tetapi, semua sisik dan gigi tajam itu sudah terpotong oleh kekuatan pedang dan tidak ada bagian yang utuh, jadi nilainya sangat kecil.
Bastian tidak punya pilihan lain selain berbalik dan pergi. Tetapi, pada saat ini, bola hitam yang berada tidak jauh darinya menarik perhatiannya.
Bola hitam itu seukuran setengah telapak tangan, memancarkan energi spiritual samar dan terlihat sangat aneh.
"Hei, ternyata itu adalah alkimia internal!" seru Bastian. Dia dengan cepat berjalan dan mengambil bola hitam itu. Setelah melihatnya dengan hati-hati, Bastian tertawa terbahak-bahak, "Ternyata memang alkimia internal piton bersisik hitam. Tapi, biasanya monster level tiga atau lebih saja yang punya alkimia internal. Piton raksasa bersisik hitam ini cuman monster tingkat dua, tidak disangka dia juga punya alkimia internal."
Alkimia internal monster adalah barang berharga. Ini adalah bahan utama untuk memurnikan ramuan yang berharga. Jika menukar alkimia internal piton raksasa bersisik hitam dengan batu roh, harganya sekitar 500 batu roh tingkat rendah.
Bastian sudah sangat puas dengan panen tak terduga dari alkimia internal piton raksasa bersisik hitam. Dia tidak menginginkan terlalu banyak. Dia berbalik dan menghilang dalam lompatan.
Beberapa hari kemudian, di hutan lebat, Bastian berdiri di samping mayat griffin lapis baja hitam. Ada lubang besar di dada griffin lapis baja hitam itu dan aura kekuatan pedang masih samar-samar menyebar. Dia melirik mayat itu dan berkata pada dirinya sendiri, "Kekuatan pedang benar-benar kuat. Dengan bantuan kekuatan pedang, aku bisa menyelesaikan tugas dengan lebih cepat."
Awalnya, dengan kekuatan Bastian saat ini, akan sulit untuk membunuh griffin lapis baja hitam yang bisa terbang. Tetapi, dengan bantuan kekuatan pedangnya, ketika dia bertemu dengan griffin lapis baja hitam, dia bisa membunuhnya dengan satu tebasan. Setelah Bastian mengumpulkan bulu perut griffin yang tajam, dia bisa mendapatkan enam poin kontribusi.
Setelah memotong bagian berharga dari griffin lapis baja hitam dan memasukkannya ke dalam tasnya, Bastian segera meninggalkan tempat itu.
"Aku akan pergi ke pasar dulu dan menjual sisa-sisa monster ini. Kalau tidak, akan sangat repot membawa tas sebesar ini sepanjang hari."
Setelah mengambil keputusan, Bastian langsung menuju pasar.
Namun, tidak lama setelah dia pergi, dia tiba-tiba berhenti dan menyipitkan matanya menatap ketiga murid Sekte Tianji di hadapannya.
Murid Sekte Tianjin juga memandang Bastian dengan heran.
"Haha! Bastian, Pegunungan Molian begitu besar, tapi kita masih bisa bertemu. Sepertinya kamu memang ditakdirkan untuk jatuh ke tanganku."
Tidak jauh di depan Bastian, Felix menunjuk ke arah Bastian sambil tertawa sinis.
Awalnya, Farrel menyuruh Felix ke Pegunungan Molian untuk berlatih, dengan tujuan untuk bersenang-senang. Tetapi, Felix tidak menyangka akan bertemu Bastian di Pegunungan Molian.
"Bocah, kamu pasti akan mati hari ini," Felix menatap Bastian dengan tatapan tajam.
Felix sangat percaya diri. Di belakangnya ada dua kultivator di Puncak Keenam Alam Pemurnian Tubuh, Jhon Cheng dan Leon Wang. Farrel-lah yang mengatur agar mereka menemani Felix ke Pegunungan Molian untuk berlatih.
"Felix, apa dia Bastian yang kamu bilang? Yang katanya berada di Tahap Kelima Pemurnian Tubuh, menurutku dia tidak sehebat itu." Jhon melirik Bastian.
"Tahap Kelima Pemurnian Tubuh?" Felix terkejut mendengar ucapan Jhon. Felix ingat dengan jelas ketika Bastian melukainya, dia masih berada di Puncak Keempat Alam Pemurnian Tubuh.
Namun, Felix tidak takut karena ada dua kultivator di tahap akhir Tahap Keenam Pemurnian Tubuh yang mendukungnya. Mungkinkah Bastianakan seberuntung itu dan bisa melawan kedua kultivator di tahap akhir Tahap Keenam Pemurnian Tubuh ini?
Felix mengangguk keras dan berkata, "Dia adalah Bastian. Meski dia berubah jadi abu pun, aku tetap bisa mengenalinya."
Bastian melirik Felix, berbalik dan berjalan ke arah lain tanpa berkata apa-apa.
"Berhenti!"
Melihat Bastian yang hendak pergi, wajah Felix tiba-tiba menunjukkan ekspresi garang, "Bastian, kamu pikir kamu bisa pergi begitu saja setelah bertemu denganku?"
"Oh?"
Melihat keadaan yang memburuk, Bastian berhenti dan berkata dengan tenang, "Apa yang kamu mau?"
"Haha!" Setelah mendengarkan kata-kata Bastian, Felix tertawa keras dan berkata suara rendah, "Jika kamu ingin pergi dari sini, itu mudah. ​​Serahkan barang-barangmu dan potong satu lenganmu. Kalau tidak, aku akan menghancurkan titik pusat energimu dan membuatmu menjadi orang tidak berguna."
Hal yang paling berharga yang Bastian miliki adalah adalah barang-barang monster yang ada di di dalam tasnya. Jika dia memberikannya pada Felix, jangan berpikir tentang batu roh, Bastian bahkan tidak akan bisa mendapatkan poin kontribusi apa pun yang paling diinginkan Bastian.
"Felix, besar sekali keberanianmu! Aku sudah memberitahumu dengan jelas, minggirlah sekarang, aku bisa berpura-pura tidak mendengarkan apayang kamu katakan." Bastian mencibir, "Jangan salahkan aku karena tidak mengingatkanmu, aku bisa mengalahkanmu sekali, maka aku bisa mengalahkanmu untuk kedua kalinya."
"Ck, ck." Ekspresi jijik muncul di wajah Jhon, "Apa kepalamu pernah ditendang keledai? Kamu bahkan tidak memikirkan berapa berat badanmu, jadi kamu berani berbicara omong kosong di sini."
Mendengar kata-kata Jhon, Felix memutar matanya dan berkata dengan sungguh-sungguh, "Kak Jhon, Kak Leon, selama kalian membantuku menangkap Bastian, aku akan memberi kalian 200 batu roh tingkat rendah!"
"Kita semua bersaudara, mana mungkin kita menerima batu rohmu?" Leon yang dari tadi hanya terdiam, matanya berbinar ketika mendengar ini dan dia berkata dengan nada bermuka dua.
"Begini saja!" Felix melambaikan tangannya dan mengeluarkan 200 batu roh tingkat rendah dan meletakkannya di tanah. Dia tidak sabar untuk menghancurkan Bastian dengan tangannya sendiri.
Melihat Felix benar-benar mengeluarkan 200 batu roh tingkat rendah, mata Jhon dan Leon semakin berbinar. Mereka saling memandang dan bisa melihat kegembiraan di mata satu sama lain.
Uang yang jatuh dari Langit.
Dengan kultivasi dan kekuatan mereka, bukankah mudah untuk menghadapi Bastian?
Selama mereka berhasil menangkap Bastian, masing-masing dari mereka bisa mendapatkan 100 batu roh tingkat rendah. Apa ada cara yang lebih cepat untuk mendapatkan batu roh dari pada cara ini?
"Felix, tunggu sebentar, ita akan segera menundukkan bocah ini!" Leon terkekeh sambil memasukkan 100 batu roh tingkat rendah di tanah ke dalam cincinnya.
Di sisi lain, Jhon juga memasukkan batu roh ke dalam cincinnya dan mengangkat pedang besar di belakang punggungnya dengan dentang. Saat dia berjalan menuju Bastian, dia berkata dengan nada mengintimidasi, "Bocah, jangan salahkan kita karena kejam. Kamu sudah menyinggung orang yang salah."
Keduanya berhenti sepuluh meter dari Bastian, memandang Bastian dengan ekspresi garang dan berteriak dengan keras.
"Jurus Pemecahan!"
"Jurus Satu Tebasan!"
Keduanya segera meluncurkan serangan masing-masing dan meyerang Bastian dengan pedang mereka secara gila-gilaan.
"Dua orang yang tidak tahu mati." Bastian mendengus dingin dan langsung mengeluarkan pedang baja dari punggungnya. Pada saat yang bersamaan Bastian mengeluarkan teknik pertama dari Pedang Ajaib, Seribu Pisau. Dalam sekejap, bayangan pedang tebal yang menyilaukan mata bermunculan di langit.
Bang bang!
Suara keras terdengar, tetapi melihat pedang baja halus dan kedua pedang itu berpotongan di udara dan semburan bunga api yang menyilaukan meledak.
Jhon dan Leon terhuyung dan mundur.Pada saat bersamaan, mereka menatap Bastian dengan tatapan ngeri.
"Bocah ini sangat kuat!"
"Ilmu pedang macam apa yang dia lakukan? Kalau tadi aku tidak berhati-hati, aku mungkin sudah terkena serangannya."
Keduanya terkejut dan tertegun di tempatnya, tidak berani sembarangan menyerang Bastian lagi.
Felix yang tidak jauh dari mereka sedikit bingung. Dengan kekuatannya, dia tidak bisa melihat pergerakannya. Tetapi, ketika dia melihat Jhon dan Leon tidak terus menyerang, dia langsung berteriak cemas dari belakang, "Kak Leon, Kak Felix, cepat serang. Bastian cuman berada di Tahan Kelima Pemurnian Tubuh, kenapa kalian hanya diam saja?"
Keduanya tertawa getir mendengar ini. Mereka hanya saling memandang dan menyerang Bastian lagi.
"Jurus Pemecahan!"
"Jurus Satu Tebasan!"
Kedua pria itu kembali meluncurkan serangan mereka. Kali ini, mereka memilih untuk menyerang dari arah yang berbeda dan ada sedikit niat membunuh dalam diri mereka.
Tidak mudah jika mau menangkap Bastian, satu-satunya cara adalah dengan melukainya.
Hanya saja Bastian telah berada di Pegunungan Molian selama lebih dari sebulan dan setidaknya sudah membunuh delapan puluh sampai seratus monster. Dia sudah lama dilatih untuk menjadi sangat peka terhadap niat membunuh. Begitu niat membunuh kedua kultivator itu muncul, Bastian segera merasakannya.
"Sepertinya kalau aku tidak memberikan kalian pelajaran, kalian tidak akan membiarkanku pergi." Ekspresi Bastian menjadi dingin dan muncul niat membunuh.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

250