Bab 15 Jamuan Makan Kelas Atas!

by F. Scott Fitzgerald 07:56,Sep 09,2023
"Nyawa mereka bisa diampuni, tapi tetap harus diberi pelajaran!"

Jecky berkata sambil menatap Rizwan.

Raut wajah Rizwan berubah, dan berkata dengan mata memancarkan cahaya, "Apa rencana Tuan Muda?"

"Masing-masing patahkan satu kaki!" kata Jecky dengan dingin.

Segera, raut wajah Rizwan dan kedua putranya berubah.

"Kamu berani?"

Dito berteriak dengan marah kepada Jecky.

"Tutup mulutmu!"

Rizwan marah kepada Dito, kemudian menatap Jecky, "Karena aku tidak mendidik mereka dengan baik, maka biarkan aku yang melakukannya sendiri!"

Kemudian, Rizwan memerintahkan bawahannya untuk membawakan sebatang tongkat dan berjalan menuju kedua putranya.

"Jangan, Ayah, aku tidak ingin kakiku patah!"

Rian ketakutan hingga wajahnya memucat ketika melihat ayahnya mendekat, dan ia terus-menerus memohon.

"Anak durhaka!"

Rizwan berkata dengan marah, dan tongkat di tangannya langsung dipukulkan ke kaki Rian.

Krak!

Ah!!!

Seketika, kaki Rian patah, ia berteriak kesakitan, dan terbaring di bawah.

Saat Dito melihat adegan ini, ekspresinya sedikit berubah, tapi ia tidak berkata apa-apa.

Krak!

Kemudian, Rizwan memukul Dito dengan tongkat, mematahkannya satu kakinya. Dito hanya mendengus, menggigit bibir, tetapi tidak berteriak.

"Apakah Tuan Muda sudah puas?"

Rizwan melemparkan tongkatnya dan menatap Jecky.

"Pergilah!"

"Ingat, kalau lain kali terjadi lagi, yang akan patah bukan hanya satu kaki!"

Jecky berkata dengan tenang.

Tetapi kata-kata itu terdengar seperti suara hantu yang membuat Rizwan merasa ngeri!

"Ya, pasti!"

Rizwan mengangguk dan segera memerintahkan orang untuk membawa kedua putranya pergi, sedangkan bawahan Dito yang terluka, mereka saling membantu dan meninggalkan Paviliun Baihua.

"Tuan Muda, apakah kita terlalu memudahkan mereka dengan membiarkan mereka pergi begitu saja?"

Winda berkata sambil menatap Jecky.

"Ini hanya peringatan, jika ada pelanggaran lagi, tidak akan ada belas kasihan!"

Jecky berkata dengan tenang.

"Ya!"

Sisil dan yang lainnya mengangguk.

Di dalam mobil di luar Paviliun Baihua, Dito dan Rian dibawa naik mobil, dan Rizwan duduk di sampingnya.

"Ayah, ini hanya Paviliun Baihua, kenapa Ayah takut pada mereka?"

"Ayah adalah komandan tentara Tianhai, yang memimpin jutaan orang!"

Wajah Rian pucat, ia menatap Rizwan dengan ekspresi dipenuhi dengan rasa sakit dan ketidakpuasan.

"Anak durhaka, apa yang kamu tahu?"

"Kamu pikir Paviliun Baihua hanyalah tempat bersenang-senang?"

"Apakah kamu tahu seberapa besar latar belakang Paviliun Baihua ini?"

"Bahkan para tokoh berkuasa di ibu kota pun tidak berani membuat masalah di Paviliun Baihua, kamu malah membuat keributan di sana dan membujuk kakakmu untuk mengepung Paviliun Baihua, apakah kamu ingin menghancurkan Keluarga Chai?"

Rizwan berkata dengan penuh amarah.

Rian dimarahi hingga tidak bisa menjawab.

"Ayah, apakah Paviliun Baihua benar-benar begitu menakutkan?" Dito berkata dengan menggertakkan giginya.

"Benar, kekuatan Paviliun Baihua tidak bisa kita bayangkan."

"Ingatlah, jangan pernah menyinggung Paviliun Baihua, atau seluruh Keluarga Chai akan hancur!" kata Rizwan dengan serius!

Sementara di sebuah kamar rumah sakit di Tianhai, suara teriakan terdengar.

"Kurang ajar!!!"

Di dalam kamar pasien, Kenji, ketua klub taekwondo Universitas Tianhai, terbaring di tempat tidur dengan wajahnya dibalut perban, ia sangat marah.

"Tuan Muda, jangan marah, kalau tidak luka di wajah Anda akan terbuka lagi!" Kata seorang pria yang berada di sebelah tempat tidur.

"Kamu segera pergi dan cari tahu siapa dia, beri tahu pamanku agar dia mengirimkan master terbaik dari Negara R, aku ingin menghabisi pria itu!" teriak Kenji.

"Tuan Muda, Tuan Kedua adalah orang dari departemen perang Negara R, jika dia mengirim orang ke sini, kalau ketahuan, takutnya Negara L akan melakukan sesuatu yang tidak baik pada Anda!" kata pria itu.

"Memangnya kenapa kalau ketahuan? Tak lama lagi, seluruh Negara L akan menjadi milik Negara R!"

"Kamu pergi sekarang juga dan lakukan sesuai dengan yang aku katakan!" kata Kenji.

"Baik, Tuan Muda!" Kata pria itu sambil mengangguk.

Sementara itu, di sisi Jecky, dia meninggalkan Paviliun Baihua dan langsung pulang ke rumah.

Namun begitu dia baru masuk, dua wanita keluar dari sebuah vila di sebelahnya. Mereka adalah gadis bergaun ungu dan gadis berbaju hijau yang sebelumnya berada di Universitas Tianhai.

"Nona, tak disangka pria itu juga tinggal di sini!" Kata gadis berbaju hijau.

Gadis bergaun ungu tidak mengatakan apa-apa, matanya memancarkan cahaya, dia terlihat sedang merenungkan sesuatu!

Dalam sekejap, matahari terbenam.

Jecky terbangun dari meditasi, melihat jam, dan berencana untuk pergi ke kantor untuk menjemput Shinta.

Setengah jam kemudian, Jecky tiba di gedung Perusahaan Tang.

Kali ini, dua satpam melihat Jecky dan segera memberi hormat dengan ekspresi sopan.

"Ya, lumayan," kata Jecky sambil menepuk-nepuk bahu keduanya, lalu masuk ke dalam.

Namun ketika Jecky tiba di kantor Shinta, dia tidak ada di sana!

"Kamu datang mencari Presdir?" sekretaris Shinta, Dessy, berjalan mendekati Jecky dan berkata padanya.

"Ya, di mana istriku?" tanya Jecky.

"Presdir pergi ke jamuan makan malam ini!"

"Apakah ia tidak memberitahumu?" kata Dessy.

"Jamuan makan?" Jecky mengeluarkan ponsel yang dibeli Shinta untuknya dan mencoba meneleponnya, tetapi tidak ada yang menjawab.

"Apakah kamu tahu di mana jamuan makan itu diadakan?" Jecky menatap Dessy.

"Tampaknya di Hotel Tianhai!"

Jawan Dessy.

Mendengar itu, Jecky segera berjalan keluar.

"Hei, kamu..."

Dessy melihat Jecky dan masih ingin mengatakan sesuatu, tapi pihak lawan sudah menghilang.

"Benar-benar tidak sopan!" Dessy mengomel.

Hotel Tianhai!

Ini adalah salah satu hotel paling mewah di Tianhai,

Orang-orang yang makan di sini adalah orang-orang besar di Tianhai!

Hari ini, seluruh Hotel Tianhai telah disewa sepenuhnya oleh Tuan Muda Keluarga Bai, salah satu dari empat keluarga besar Jiangnan.

Jamuan makan malam ini bisa dianggap sebagai salah satu jamuan makan paling eksklusif di Tianhai oleh semua orang-orang besar di kota.

Saat ini, di ruang VIP terpilih Hotel Tianhai yang paling mewah, terdapat beberapa meja makan yang telah disiapkan, dan semua tamu yang duduk di sini adalah pemimpin keluarga-keluarga besar di Tianhai dan tokoh-tokoh berkuasa lainnya!

Para pemimpin dari keluarga besar Tianhai, seperti Keluarga Du, Keluarga Gong, Keluarga Jiang, Keluarga Tang, dan Keluarga Yan, semuanya hadir!

Bisa membuat pemimpin dari kelima keluarga besar ini hadir, cukup menunjukkan status dan posisi tinggi Keluarga Bai!

Di meja utama, Nyonya Heni, Pasha, Liana, Shinta, dan Fahri duduk bersama.

"Hari ini, semua pemimpin keluarga besar di Tianhai berkumpul di sini. Siapa pun yang bisa mendapatkan perhatian Tuan Muda Bai akan menjadi keluarga pertama Tianhai!"

Nyonya Heni berkata dengan serius, dan matanya melirik Shinta, maksudnya sangat jelas!

Shinta mengerutkan kening ketika mendengar kata-kata Nyonya Heni, menggenggam tangannya dengan erat.

Sementara itu, anggota keluarga besar lainnya diam-diam berkomunikasi dan mencoba menebak tujuan kedatangan Tuan Muda Keluarga Bai ke Tianhai dan tujuan dari jamuan makan malam ini.

"Tuan Muda Irfan tiba!"

Pada saat ini, suara teriakan terdengar.

Setelah itu, pintu besar ruang makan terbuka, Irfan Bai, yang mengenakan setelan jas putih, dengan senyuman yang elegan, berjalan masuk ke dalam seperti seorang pangeran tampan.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

110