Bab 8 Part 8
by Dinda Tirani
17:01,Aug 01,2023
Lalu Bu Nisa berlutut di hadapan Gw. Dia genggam kontol Gw lalu dikocoknya perlahan. Bu Nisa mengawali dengan menjilati kepala kontol Gw, batang lalu ke biji Gw. Dengan lahap dia telannya itu kedua buah zakar kedalam mulutnya.
“Slurppp. Ahhh. Ini nih yang dicari-cari warga.” candanya.
“Bu, pelan-pelan. Geli tau.” kata Gw.
Bu Lena hanya bisa bengong menyaksikan dua orang guru sekolah dasar Islam sedang melakukan perbuatan dosa itu. Bu Nisa tidak peduli, yang dia rasakan adalah nikmatnya menjilati kontol yang memuaskan syahwatnya.
*Slurrpphh sluurrpp
*Hlock hlockk hlockk
Bu Nisa menyodokkan kontol Gw hingga menyentuh kerongkongannya hingga mengeluarkan bunyi seperti itu. Dengan tempo sedang, Bu Nisa menyedot kontol Gw dan menaik turunkan kepalanya.
*Slurpp slurpp slurpp
“Ahhhh, enak banget Jak.”
“Sepongan ibu yang enakkk.”
Bu Lena yang melihat perbuatan kami, diam tak berkutik. Daripada menganggur, Gw ajaklah bergumul bersama kami.
“Bu Lena, sini ikut.” ajak Gw.
“Nanti ada Pak Rizki sama Bu Putri gimana?” tanya Bu Lena.
Bu Nisa hanya tersenyum lalu melanjutkan sepongannya. Semua titik dijilatinya tanpa sisa. Dia kecupnya kepala kontol Gw hingga bawah. Lalu dia ulangi menyedot kontol Gw sambil menaik turunkan kepalanya. Merasakan kenikmatan, Gw memegang kepala Bu Nisa yang tertutup jilbab itu dan ikut menggerakkan kepalanya. Semakin nikmat Gw rasakan, semakin cepat Gw naik turunkan kepala Bu Nisa.
*Hurkkk hurkkk hurkk
Kontol Gw menyentuh kerongkongan Bu Nisa.
“Bu, udah mau keluar nih.” ucap Gw memberitahu Bu Nisa.
“Bu Lena yang tampung ya.” kata Bu Nisa.
Lalu Bu Nisa bangun dan menuntun Bu Lena untuk menyepong Gw. Dengan malu-malu Bu Lena memasukkan kontol Gw ke dalam mulutnya. Dia mengikuti gerakan yang tadi ditunjukkan Bu Nisa. Dia hisap sambil memainkan kontol Gw dengan lidahnya. Bu Lena juga menuntun tangan Gw untuk meremas toketnya dari dalam bajunya.
“Iyaa Buu. Dikit lagiiii.”
Bu Lena semakin mempercepat gerakan kepalanya dan Gw pun menyemburkan cairan hangat itu ke dalam mulut Bu Lena.
*Crotttt crootttt.
*Glukkk glukkk glukkkk.
“Ahhh, Jakaaaaa.” ucap Bu Lena.
“Banyak banget iniii. Sampai jadi haus saya.” sambungnya.
Bu Lena langsung menuju dapur untuk mencari air minum. Melihat itu Bu Nisa hanya tertawa kecil. Gw hanya bisa bersyukur karena telah disepongi oleh dua orang MILF yang baik hati.
Beberapa menit kemudian Pak Rizki dan Bu Putri kembali dan menjelaskan idenya tentang acara perpisahan ini. Setelah pembicaraan yang rumit, sore harinya kami balik ke sekolah untuk pulang ke rumah masing-masing.
“Jaka.”
Bu Nisa mengirim pesan lewat WA ke Gw
“Iya, Bu?”
“Lagi dimana??”
“Ruang Guru, Bu. Nemenin Bu Farhah.”
“Oh, yaudah. Saya nyusul.”
Bu Nisa berniat menimbrung bersama Gw dan Bu Farhah yang sedang melakukan kegiatan sore kami seperti biasa.
“Siapa tuh? Pacarnya ya?” tanya Bu Farhah.
“Bukan lah. Bu Nisa ini, mau gabung kesini.”
“Yaah, enggak jadi berduaan dong.” candanya.
Semenjak Gw bantu untuk menginput nilai siswa, Farhah semakin dekat dengan Gw. Hampir tiap malam kami chattingan hanya untuk menanyakan kabar. Tetapi tiap Gw tawarkan untuk pulang bareng, dia selalu menolah. Entah kenapa Gw juga belum tau.
“Emang kenapa kalo bertiga? Maunya berduaan aja emangnya? Hahahaha.”
“Enggak juga sihh. Nanti ada setannya dong.”
“Assalamualaikum.” Bu Nisa memasuki ruang guru.
“Nah, tuh setannya.” canda Gw yang dilanjutkan oleh tawa Farhah.
“Ihh, anak muda. Orang masuk beri salam, bukannya dijawab malah dikatain setan.” protes Bu Nisa.
“Au tuh, Jaka.”
“Kamu lagi apa, Far?”
“Enggak lagi apa-apa. Tadi mah biasa, lagi nyicil input nilai. Sekarang udah selesai.”
“Mau pulang sekarang?”
“Enggak tau deh. Niatnya sih masih mau disini.”
“Mau berduaan sama Jaka ya.”
“Iyaaa. Tapi gara-gara ibu dateng jadi ada setannya.” kata Gw.
“Ihh nih anak.” kata Bu Nisa sambil melempar spidol ke arah Gw.
“Ett, gak kena. Hahaha.”
*Pltakkk
Spidol yang kedua yang dilempar oleh Farhah tepat mengenai hidung Gw.
“Tuh, bu saya bantuin. Enak aja bilang lagi berduaan.”
“Hahahaha. Rasain kamu, Jak.”
“Duh, parah nih dikerjain dua cewek.” kata Gw.
“Threesome dong. Hahahaha.” kata Bu Nisa.
Gw dan Farhah bingung mendengar Bu Nisa tertawa. Dan juga bingung, apa itu arti threesome.
“Threesome itu apa, Bu?” tanya Bu Farhah.
“Ada dehh. Suatu saat juga kamu bakal tau. Wkwkwk.”
“Ayo, Bu Farhah. Kita pulang.” ajak Gw.
“Ehh, kamu sama Bu Nisa aja. Aku naik ojol aja seperti biasa.”
“Udahh, gapapa. Sekali-kali saya yang naik ojol. Kan rumah kalian yang berdekatan. Masa saya mulu yang bareng Jaka.”
“Tapi jatahnya enggak berkurang kan, Bu?” tanya Gw.
“Enggak atuh laa. Kan kamu tinggal minta sama Farhah. Hahaha.”
Gw mulai berpikiran aneh. Tentang jatah yang dimaksud Bu Nisa. Mungkin yang dimaksud minta jatah ke Farhah adalah upah. Tapi bagaimana jika yang dimaksud Bu Nisa adalah jatah ngentot. Sejak kejadian sama Bu Nisa waktu itu, pikiran Gw selalu menjadi mesum. Ditambah kejadian dua sepongan dari Bu Nisa dan Bu Lena.
“Bu, gara-gara ngomongin jatah saya jadi pengen ngentot lagi nih.”
“Yeh, kamu. Ada Farhah nih. Gimana.”
“Di kamar Bang Sani aja yuk.”
“Ayuk, deh. Tapi sebentar aja ya.”
“Iya. Bu Nisa pura-pura ke kamar mandi gih. Nanti saya nyusul.”
Karena kepengen, Gw minta Bu Nisa untuk merasakan ngentot lagi. Tapi karena ada Farhah, kami bingung untuk melakukannya.
“Aku mau pup dulu ya. Kalian jangan macam-macam berdua disini.” kata Bu Nisa meninggalkan Ruang Guru.
“Ihh, enggak lah Bu.” kata Farhah.
“Far, aku mau ngerokok dulu yah.” kata Gw.
“Yaudah gih.”
“Tapi jangan pulang dulu yaa. Jadi bareng kan?”
“Hmmm, gimana yah?”.
“Udah, bareng aja.”
“Yaudah deh.”
Lalu Gw menyusul Bu Nisa ke kamar Bang Sani. Dia sudah duduk di kasur masing dengan pakaian lengkap.
“Bang Sani nya mana, Bu?”
“Tadi saya udah ngomong, pake aja katanya.”
“Oke dehh.”
Lalu Gw langsung membuka seluruh pakaian Gw, begitu juga Bu Nisa. Dia langsung telentang di atas kasur dengan membuka pahanya.
“Bu, kemaren Bu Nisa sama Bu Lena jilatin kontol saya. Kalo saya jilatin memek Bu Nisa itu bisa gak sih?” tanya Gw yang masih polos ini.
“Hahahaha. Bisa atuh, Jak. Cobain aja.”
Lalu Gw mulai mendekati memek Bu Nisa. Bulunya tipis, memeknya juga masih merah agak kehitaman. Lalu Gw belai dengan ibu jari Gw.
“Ini apa sih Bu.” tanya Gw sambil membelai-belai sesuatu yang menonjol di atas memeknya.
“Itu namanya klitoris, atau itil. Itu tempat paling geli buat cewek. Sumber nikmatnya ada disitu.”
Lalu Gw langsung menjilati klitoris Bu Nisa. Sambil sesekali Gw sedot.
“Ahhhh, Jaakkk.” Bu Nisa menjambak Gw.
“Mpphhhh, Jakaa. Geliii tauuu.”
Lalu Gw hisap seluruh memeknya. Gw masukkan lidah Gw ke dalam liang kenikmatannya. Tak diam, tangan Gw meremas toket indahnya itu.
“Jakk, ayuk langsung aja. Ada Farhah nungguin.”
Gw langsung bangun, lalu mengarahkan kontol Gw ke memek Bu Nisa.
“Masukin ya, Bu.” izin Gw.
Gw pun langsung memasukkan kontol Gw ke memek Bu Nisa.
*Blessss
Bersambung
“Slurppp. Ahhh. Ini nih yang dicari-cari warga.” candanya.
“Bu, pelan-pelan. Geli tau.” kata Gw.
Bu Lena hanya bisa bengong menyaksikan dua orang guru sekolah dasar Islam sedang melakukan perbuatan dosa itu. Bu Nisa tidak peduli, yang dia rasakan adalah nikmatnya menjilati kontol yang memuaskan syahwatnya.
*Slurrpphh sluurrpp
*Hlock hlockk hlockk
Bu Nisa menyodokkan kontol Gw hingga menyentuh kerongkongannya hingga mengeluarkan bunyi seperti itu. Dengan tempo sedang, Bu Nisa menyedot kontol Gw dan menaik turunkan kepalanya.
*Slurpp slurpp slurpp
“Ahhhh, enak banget Jak.”
“Sepongan ibu yang enakkk.”
Bu Lena yang melihat perbuatan kami, diam tak berkutik. Daripada menganggur, Gw ajaklah bergumul bersama kami.
“Bu Lena, sini ikut.” ajak Gw.
“Nanti ada Pak Rizki sama Bu Putri gimana?” tanya Bu Lena.
Bu Nisa hanya tersenyum lalu melanjutkan sepongannya. Semua titik dijilatinya tanpa sisa. Dia kecupnya kepala kontol Gw hingga bawah. Lalu dia ulangi menyedot kontol Gw sambil menaik turunkan kepalanya. Merasakan kenikmatan, Gw memegang kepala Bu Nisa yang tertutup jilbab itu dan ikut menggerakkan kepalanya. Semakin nikmat Gw rasakan, semakin cepat Gw naik turunkan kepala Bu Nisa.
*Hurkkk hurkkk hurkk
Kontol Gw menyentuh kerongkongan Bu Nisa.
“Bu, udah mau keluar nih.” ucap Gw memberitahu Bu Nisa.
“Bu Lena yang tampung ya.” kata Bu Nisa.
Lalu Bu Nisa bangun dan menuntun Bu Lena untuk menyepong Gw. Dengan malu-malu Bu Lena memasukkan kontol Gw ke dalam mulutnya. Dia mengikuti gerakan yang tadi ditunjukkan Bu Nisa. Dia hisap sambil memainkan kontol Gw dengan lidahnya. Bu Lena juga menuntun tangan Gw untuk meremas toketnya dari dalam bajunya.
“Iyaa Buu. Dikit lagiiii.”
Bu Lena semakin mempercepat gerakan kepalanya dan Gw pun menyemburkan cairan hangat itu ke dalam mulut Bu Lena.
*Crotttt crootttt.
*Glukkk glukkk glukkkk.
“Ahhh, Jakaaaaa.” ucap Bu Lena.
“Banyak banget iniii. Sampai jadi haus saya.” sambungnya.
Bu Lena langsung menuju dapur untuk mencari air minum. Melihat itu Bu Nisa hanya tertawa kecil. Gw hanya bisa bersyukur karena telah disepongi oleh dua orang MILF yang baik hati.
Beberapa menit kemudian Pak Rizki dan Bu Putri kembali dan menjelaskan idenya tentang acara perpisahan ini. Setelah pembicaraan yang rumit, sore harinya kami balik ke sekolah untuk pulang ke rumah masing-masing.
“Jaka.”
Bu Nisa mengirim pesan lewat WA ke Gw
“Iya, Bu?”
“Lagi dimana??”
“Ruang Guru, Bu. Nemenin Bu Farhah.”
“Oh, yaudah. Saya nyusul.”
Bu Nisa berniat menimbrung bersama Gw dan Bu Farhah yang sedang melakukan kegiatan sore kami seperti biasa.
“Siapa tuh? Pacarnya ya?” tanya Bu Farhah.
“Bukan lah. Bu Nisa ini, mau gabung kesini.”
“Yaah, enggak jadi berduaan dong.” candanya.
Semenjak Gw bantu untuk menginput nilai siswa, Farhah semakin dekat dengan Gw. Hampir tiap malam kami chattingan hanya untuk menanyakan kabar. Tetapi tiap Gw tawarkan untuk pulang bareng, dia selalu menolah. Entah kenapa Gw juga belum tau.
“Emang kenapa kalo bertiga? Maunya berduaan aja emangnya? Hahahaha.”
“Enggak juga sihh. Nanti ada setannya dong.”
“Assalamualaikum.” Bu Nisa memasuki ruang guru.
“Nah, tuh setannya.” canda Gw yang dilanjutkan oleh tawa Farhah.
“Ihh, anak muda. Orang masuk beri salam, bukannya dijawab malah dikatain setan.” protes Bu Nisa.
“Au tuh, Jaka.”
“Kamu lagi apa, Far?”
“Enggak lagi apa-apa. Tadi mah biasa, lagi nyicil input nilai. Sekarang udah selesai.”
“Mau pulang sekarang?”
“Enggak tau deh. Niatnya sih masih mau disini.”
“Mau berduaan sama Jaka ya.”
“Iyaaa. Tapi gara-gara ibu dateng jadi ada setannya.” kata Gw.
“Ihh nih anak.” kata Bu Nisa sambil melempar spidol ke arah Gw.
“Ett, gak kena. Hahaha.”
*Pltakkk
Spidol yang kedua yang dilempar oleh Farhah tepat mengenai hidung Gw.
“Tuh, bu saya bantuin. Enak aja bilang lagi berduaan.”
“Hahahaha. Rasain kamu, Jak.”
“Duh, parah nih dikerjain dua cewek.” kata Gw.
“Threesome dong. Hahahaha.” kata Bu Nisa.
Gw dan Farhah bingung mendengar Bu Nisa tertawa. Dan juga bingung, apa itu arti threesome.
“Threesome itu apa, Bu?” tanya Bu Farhah.
“Ada dehh. Suatu saat juga kamu bakal tau. Wkwkwk.”
“Ayo, Bu Farhah. Kita pulang.” ajak Gw.
“Ehh, kamu sama Bu Nisa aja. Aku naik ojol aja seperti biasa.”
“Udahh, gapapa. Sekali-kali saya yang naik ojol. Kan rumah kalian yang berdekatan. Masa saya mulu yang bareng Jaka.”
“Tapi jatahnya enggak berkurang kan, Bu?” tanya Gw.
“Enggak atuh laa. Kan kamu tinggal minta sama Farhah. Hahaha.”
Gw mulai berpikiran aneh. Tentang jatah yang dimaksud Bu Nisa. Mungkin yang dimaksud minta jatah ke Farhah adalah upah. Tapi bagaimana jika yang dimaksud Bu Nisa adalah jatah ngentot. Sejak kejadian sama Bu Nisa waktu itu, pikiran Gw selalu menjadi mesum. Ditambah kejadian dua sepongan dari Bu Nisa dan Bu Lena.
“Bu, gara-gara ngomongin jatah saya jadi pengen ngentot lagi nih.”
“Yeh, kamu. Ada Farhah nih. Gimana.”
“Di kamar Bang Sani aja yuk.”
“Ayuk, deh. Tapi sebentar aja ya.”
“Iya. Bu Nisa pura-pura ke kamar mandi gih. Nanti saya nyusul.”
Karena kepengen, Gw minta Bu Nisa untuk merasakan ngentot lagi. Tapi karena ada Farhah, kami bingung untuk melakukannya.
“Aku mau pup dulu ya. Kalian jangan macam-macam berdua disini.” kata Bu Nisa meninggalkan Ruang Guru.
“Ihh, enggak lah Bu.” kata Farhah.
“Far, aku mau ngerokok dulu yah.” kata Gw.
“Yaudah gih.”
“Tapi jangan pulang dulu yaa. Jadi bareng kan?”
“Hmmm, gimana yah?”.
“Udah, bareng aja.”
“Yaudah deh.”
Lalu Gw menyusul Bu Nisa ke kamar Bang Sani. Dia sudah duduk di kasur masing dengan pakaian lengkap.
“Bang Sani nya mana, Bu?”
“Tadi saya udah ngomong, pake aja katanya.”
“Oke dehh.”
Lalu Gw langsung membuka seluruh pakaian Gw, begitu juga Bu Nisa. Dia langsung telentang di atas kasur dengan membuka pahanya.
“Bu, kemaren Bu Nisa sama Bu Lena jilatin kontol saya. Kalo saya jilatin memek Bu Nisa itu bisa gak sih?” tanya Gw yang masih polos ini.
“Hahahaha. Bisa atuh, Jak. Cobain aja.”
Lalu Gw mulai mendekati memek Bu Nisa. Bulunya tipis, memeknya juga masih merah agak kehitaman. Lalu Gw belai dengan ibu jari Gw.
“Ini apa sih Bu.” tanya Gw sambil membelai-belai sesuatu yang menonjol di atas memeknya.
“Itu namanya klitoris, atau itil. Itu tempat paling geli buat cewek. Sumber nikmatnya ada disitu.”
Lalu Gw langsung menjilati klitoris Bu Nisa. Sambil sesekali Gw sedot.
“Ahhhh, Jaakkk.” Bu Nisa menjambak Gw.
“Mpphhhh, Jakaa. Geliii tauuu.”
Lalu Gw hisap seluruh memeknya. Gw masukkan lidah Gw ke dalam liang kenikmatannya. Tak diam, tangan Gw meremas toket indahnya itu.
“Jakk, ayuk langsung aja. Ada Farhah nungguin.”
Gw langsung bangun, lalu mengarahkan kontol Gw ke memek Bu Nisa.
“Masukin ya, Bu.” izin Gw.
Gw pun langsung memasukkan kontol Gw ke memek Bu Nisa.
*Blessss
Bersambung
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved