# Kebiasaan Sang Tabib Legendaris

Chapter 140 Bernard 08:05,Jun 16,2025 Dengan segudang kemampuan luar biasa, dia kembali dengan penuh kekuatan. Bisa mengobati penyakit, meramal nasib, meracik pil, memasang formasi, menciptakan jimat... “Di dunia ini, tak ada satu pun hal yang tidak bisa kulakukan!” — Bernard.

# Pertikaian Dewa Penyembuh di Dunia Urban

Chapter 62 Marco Lowenson 08:05,Jun 16,2025 Qin Hua mengalami kecelakaan mobil dan terlempar ke dunia kultivasi. Ketika akhirnya kembali ke Bumi, ternyata baru lima tahun yang berlalu. Dengan kekuatan luar biasa yang dimilikinya, ia mulai mengejar cinta dan menjadi seorang ayah. Dalam bidang pengobatan, ia mampu merebut nyawa dari tangan Dewa Kematian; dalam seni bela diri, ia mampu memusnahkan makhluk hidup di bawah tangan para dewa. Saksikan bagaimana ia menciptakan kisah-kisah legendaris di tengah kehidupan kota.

# Serangan Balik Tabib Sakti dari Desa

Chapter 36 Rowand Thorris 08:07,Jun 16,2025 Intrik di kota terlalu rumit, lebih baik kembali ke desa. Seorang tabib muda di pedesaan, dengan tangan ajaib menyembuhkan penyakit. Mahasiswa bernama Wang Dachun dijebak oleh orang lain, namun musibah itu justru membawanya pada keberuntungan， ia mewarisi ilmu pengobatan dari seorang tabib legendaris. Sejak saat itu, ia menjauh dari hiruk-pikuk kota dan memimpin warga desa untuk bangkit dari kemiskinan. Ia membangun jalan, mendirikan sekolah, beternak ayam emas, menanam tanaman obat, membangun pabrik, hingga membangun vila... Di waktu luang, ia memancing, mengobati pasien, jalan-jalan dengan anjing, bermain dengan burung, mendaki gunung, memasak makanan lezat, dan menjalin cinta dengan gadis tercantik di desa. Ia pun menjalani kehidupan pedesaan yang santai dan membuat semua orang iri.

# Fantasi Pedang dan Dunia

Chapter 20 Rafael Crowantara 07:02,Jun 16,2025 Pedang belum tersarung, kaki sudah melangkah ke dunia persilatan. Seribu layar telah berlalu, pulang pun hati tetap muda. ………… Lahir di zaman kacau, saat perang melanda seantero negeri, rakyat menderita, nyawa manusia tak lebih dari rumput liar. Saat beranjak dewasa, menjunjung keadilan dan berkelana ke seluruh penjuru, pedang panjang di tangan, membelah kabut demi langit yang cerah. Sepuluh tahun menahan dingin, tak jua memadamkan darah yang membara. Menembus duri dan rintangan, hanya demi membuka jalan menuju kedamaian.