chapter 5 Melarikan Diri
by Roderick Slavon
21:52,Jan 27,2024
Ibu kota Kerajaan Nokturna, Ethan tumbuh di sini sejak dia masih kecil dan mengenal tempat ini dengan sangat baik.
Jalan Satrya adalah salah satu jalan terbesar di ibu kota dengan gang-gang kecil di kedua sisinya.
Peta ibu kota pun muncul di benak Ethan, dia sudah punya rencana.
Di tengah Jalan Satrya, ada Jalan Hangtuah yang merupakan kawasan merah dengan banyak rumah bordil. Penghuninya sangat padat, bahkan termasuk berbagai orang...
Ada banyak jalan dan lorong rahasia di dalamnya yang dapat Ethan manfaatkan.
Setelah keluar dari Jalan Hangtuah dan melewati Tiga Gerbang Utama, dia bisa langsung menuju Jalan Langgam, tempat istana Pangeran Leo Bennett berada.
Orang yang mengejarnya,juga tidak akan berani menginjakkan kaki di istana sang pangeran seenaknya, apalagi menggeledahnya.
Hari ini, upacara akbar Pengorbanan Kerajaan akan diadakan, dan sebagai anggota keluarga kerajaan, Pangeran Leo pasti tidak akan berada di istananya.
Alasan kenapa Ethan memilih tempat ini adalah karena Pangeran Leo independen, tidak ikut serta dalam urusan pemerintahan, tidak punya pengikut, dan hanya ada anggota keluarganya yang tinggal di istana.
Alasan lain adalah karena Pangeran Leo dan ibu Ethan memiliki hubungan yang baik di masa lalu. Ketika masih muda, keduanya mengalami banyak hal dan melakukan perjalanan panjang bersama.
Setelah melewati istana, dia akan mendekati Gerbang Utara.
Val Dawson, jenderal penjaga Gerbang Utara, cedera saat berlatih dan telah cuti berhari-hari sehingga tidak akan berada di posnya.
Oleh karena itu, Gerbang Utara adalah yang terlemah di antara keempat gerbang yang ada.
Hari ini festival kerajaan sedang diadakan, dan menurut hukum, keempat gerbang kota tidak boleh ditutup sepanjang hari.
Ini adalah kesempatan sempurna bagi Ethan. Jika mampu meninggalkan ibu kota, dia mungkin bisa melarikan diri.
Ethan pun menarik napas dalam-dalam dan membayangkan seluruh rute lagi.
Saat ini di upacara Pengorbanan Kerajaan, hampir semua tokoh besar di ibu kota telah tiba, dan semua agenda berjalan lancar.
Namun, yang ditunggu semua orang bukanlah acara pengorbanan atau doa, melainkan kedatangan Ethan.
Banyak orang berkumpul di kedua sisi Jalan Satrya. Beberapa memaki Keluarga Harris karena memberontak, sementara yang lain tidak percaya dan meneriakkan ketidakadilan.
Namun, semua orang tahu bahwa pemuda yang dulunya begitu cemerlang itu pasti akan mati hari ini.
Iring-iringan gerbong terus bergerak maju dan akhirnya sampai di bagian tengah Jalan Satrya.
Ada lebih banyak orang yang berkumpul di sini dan Jalan Hangtuah berada di seberangnya. Di posisi itu, tampak para wanita mendongakkan kepala mereka untuk melihat apa yang terjadi dari berbagai rumah bordil.
Sepertinya mereka tidak akan menerima pelanggan hari ini.
“Kalau begitu, ayo mulai!”
Di pusat energi Ethan, bayangan pedang perlahan bergetar.
Energi gelap yang sangat kuat meresap ke seluruh tubuhnya dan berubah menjadi energi yang dominan, tapi juga tersembunyi.
Tungsten Langit mengalir ke anggota tubuh Ethan serta rantai yang membelenggunya seperti garis energi hitam, dan rantai yang disertai dengan mantra kuat itu terlepas satu demi satu.
"Ethan, aku ingat terakhir kali kamu berjalan di Jalan Satrya, kamu disambut dengan hangat. Kali ini, kamu dibenci, bagaimana perasaanmu?" Penda berbalik dan menatap Ethan dengan sinis.
Ethan meliriknya, dan Penda langsung terkejut.
Tatapan Ethan membuatnya langsung panik, persis seperti dulu ketika dia memprovokasi Ethan, tetapi dikalahkan dengan satu serangan.
Penda menggelengkan kepalanya dan menganggap dirinya hanya terlalu cemas.
Ethan tidak punya kekuatan apa-apa sekarang.
Apa yang bisa dilakukan oleh orang cacat yang terbelenggu rantai dengan mantra kuat seperti ini?
Belenggu.
Eh?
Belenggunya kenapa terbuka?
Penda tiba-tiba merasakan udara dingin mengalir dari punggung ke dahinya. Dia hendak berteriak, tetapi Ethan lebih cepat darinya. Tubuh pemuda itu seperti pedang terhunus yang menghancurkan gerbong tahanan dan meraih Penda.
“Apa?!” Adegan yang tiba-tiba itu menimbulkan banyak seruan dari kerumunan.
“Ethan, lari!”
“Apa kamu pikir kamu bisa kabur?” teriak Penda. Energi misterius melonjak dari sekujur tubuhnya dan berkumpul menjadi satu. Dia adalah ahli bela diri yang kuat di Alam Seribu Energi tingkat tiga.
Dia tidak peduli bagaimana Ethan bisa keluar. Baginya, ini cuma upaya perlawanan nekat yang memberinya kesempatan untuk langsung menghancurkan Ethan.
Ini adalah momennya.
Ethan, terima kasih banyak. Setelah hari ini, Penda akan menjadi pahlawan ibu kota.
Penda pun tertawa liar.
Tombak berkilauan dilemparkan. Dia langsung menikam Ethan dengan tombak yang merupakan keahlian khas Keluarga Martinez yang pernah berjaya di militer.
"Kemampuan Ilahi formasi militer punya banyak kekurangan, dan Keluarga Martinez juga makin tidak becus," bisik Ethan. Dengan Tungsten Langit di tangannya, dia memotong ujung tombak yang berkilauan dengan pedang.
Pada saat yang sama, dia juga membelah tubuh Penda menjadi dua bagian.
“Tidak, tidak!” Penda putus asa, tetapi ajalnya tidak bisa dihindari.
Hanya membutuhkan sepersekian detik untuk membunuh Penda. Detik berikutnya, Ethan sudah berlari menuju Jalan Hangtuah secepat mungkin.
Teriakan dari kerumunan pun pecah. Ada yang meraung, ada pula yang menyorakinya. Jarang sekali terjadi adegan seheboh ini.
“Tangkap dia, jangan biarkan dia melarikan diri!” teriak seorang penjaga berbaju zirah emas, dan sejumlah besar ahli bela diri pun mengejar Ethan.
Pada saat yang sama, sebuah jimat dihancurkan, dan kabar tentang peristiwa ini dengan cepat dikirimkan. Seorang tokoh yang benar-benar kuat akan segera tiba.
Ethan tidak akan bisa melarikan diri!
Setelah berlari ke Jalan Hangtuah, Ethan masuk ke lorong tersembunyi dan segera berbelok arah.
Banyak orang dari berbagai latar belakang tinggal di sini, dan ada banyak rahasia tersembunyi. Jika sekelompok penjaga berbaju zirah emas tiba-tiba muncul, tidak mungkin tidak terjadi konflik.
Semakin kacau keadaannya, semakin besar pula peluang Ethan.
Di belakang, teriakan terdengar sahut-menyahut, dan pertempuran pun pecah. Sebagian besar penjaga berbaju zirah emas dihadang dan tidak bisa bergerak maju.
“Pemberontak, kami pikir bisa kabur?” Seorang penjaga berbaju zirah emas yang gerakannya segesit angin telah menyusulnya.
Apa dia berlatih jurus angin?
“Duri Angin, bunuh dia!” teriak penjaga itu, dan beberapa embusan angin berubah menjadi duri sebelum menusuk ke arah Ethan.
Ethan tidak punya waktu untuk bertarung dengannya. Dia pun cepat menghindarinya dan menghilang ke dalam gang gelap.
Setelah berkali-kali meleset, para penjaga pun mengejarnya. Di belakang Ethan, lebih banyak penjaga berbaju zirah emas menghambur dari segala arah. Bagi mereka, Ethan hanyalah katak dalam tempurung.
Setelah keluar dari Jalan Hangtuah, Ethan langsung menuju Tiga Gerbang Utama tanpa berhenti.
Lusinan penjaga berbaju zirah emas sudah mengepung dari sisi lain. Mereka ingin menghentikan Ethan di sini.
“Tungsten Langit!”
Di tubuh Ethan, seekor naga hitam tiba-tiba berputar-putar dengan energi kuat yang melebihi oleh Alam Tirani Kuat tingkat kedua, dan sebuah kekuatan dahsyat menyapu sekeliling.
Ethan memegang Tungsten Langit dan bergegas menuju formasi lawan.
Sepanjang karir militernya, pemuda itu telah berkali-kali menghancurkan formasi pasukan. Namun, biasanya yang dihadapinya adalah kerajaan musuh, dan pada saat ini, dia menghadapi penjaga ibukota.
Sayangnya, kali ini mereka bahkan lebih lemah.
Satu tebasan pedangnya berhasil menghancurkan baju zirah para penjaga.
Ini dia jurus rahasia Keluarga Harris, Enam Belas Bilah Penghancur Formasi.
Ethan menebaskan enam belas bilah pedang sekaligus, dan baju besi emas penjaga-penjaga itu pun hancur, tidak ada yang bisa menghentikannya.
Ketika menghadapi Ethan, barulah para penjaga ibu kota negara yang sombong ini memahami kengerian medan perang.
Pemuda ini tidak bisa dihentikan sama sekali.
Setelah melewati Tiga Gerbang Utama, Ethan bergegas menuju Jalan Langgam. Di gang yang panjang dan sempit itu, terdengar suara emas dan besi berbenturan, serta baju zirah berat yang menginjak tanah bergemuruh.
Itu adalah pasukan berat berbaju besi. Cepat sekali mereka datang!
Namun, dia sudah sampai pada titik ini, Ethan tidak bisa mundur. Ini adalah satu-satunya harapannya.
Sambil memegang pedang, dia memasuki gang dan membunuh semua yang ditemuinya di jalan, selangkah demi selangkah tanpa henti.
Banyak baju besi berat yang retak dan darah berceceran di mana-mana. Tubuh Ethan bermandikan darah, dan dia terus merangsek maju mengandalkan ilmu bela dirinya yang terasah oleh pertempuran militer bertahun-tahun.
Teriakan, raungan, dan jeritan terdengar.
Petarungan merebak di sepanjang jalan, dan baju besi yang hancur serta tombak berdarah yang patah berserakan. Jalan Langgam kini penuh dengan darah.
Ethan pun berlari keluar.
Dia terluka dan darahnya terus mengalir keluar. Pemuda itu mengertakkan gigi dan bergegas ke istana Pangeran Leo.
Ini adalah tempat yang paling berisiko. Jika Pangeran Leo ingin menangkapnya, meski dia tidak berada di istana saat ini, Ethan tidak akan bisa lolos.
Ethan melompat melintasi istana dan menuju Gerbang Utara.
Dari kejauhan, dia melihat seorang lelaki tua di tangga aula utama istana yang sedang menatap Ethan.
Namun, Ethan tidak menoleh ke belakang.
Penjaga berbaju zirah emas datang dari segala arah, dan beberapa komandan juga berkumpul. Dengan kekuatan seperti itu, Ethan jelas bukan tandingan mereka.
Semuanya yakin bisa mengepung dan membunuh Ethan di istana.
“Siapa pun yang berani menerobos masuk ke istana akan dibunuh tanpa ampun!” Sebuah suara keras terdengar, dan lelaki tua yang berdiri di depan aula utama itulah yang berbicara.
Apa!?
Para penjaga berbaju zirah emas segera berhenti, dan sang komandan mau tak mau berteriak dengan marah, "Kami di sini untuk menangkap penjahat, beraninya kamu menghentikan kami?!"
“Penjahat?" Lelaki tua itu mendengkus dingin dan berkata, "Aku tidak melihat siapa pun masuk ke istanaku, cuma kalian yang ingin menerobos masuk."
"Kuulangi lagi, kalau berani masuk ke istana ini, kalian akan dibunuh tanpa ampun!"
Wajah komandan penjaga menjadi pucat dan dia berteriak dengan marah, “Apa kamu bersekutu dengan pengkhianat itu? Apa kamu akan mengkhianati Yang Mulia di Istana Pangeran Leo Bennett?!”
“Katakan itu kepada Pangeran, aku cuma penjaga gerbang,” jawab lelaki tua itu dengan tenang.
Jalan Satrya adalah salah satu jalan terbesar di ibu kota dengan gang-gang kecil di kedua sisinya.
Peta ibu kota pun muncul di benak Ethan, dia sudah punya rencana.
Di tengah Jalan Satrya, ada Jalan Hangtuah yang merupakan kawasan merah dengan banyak rumah bordil. Penghuninya sangat padat, bahkan termasuk berbagai orang...
Ada banyak jalan dan lorong rahasia di dalamnya yang dapat Ethan manfaatkan.
Setelah keluar dari Jalan Hangtuah dan melewati Tiga Gerbang Utama, dia bisa langsung menuju Jalan Langgam, tempat istana Pangeran Leo Bennett berada.
Orang yang mengejarnya,juga tidak akan berani menginjakkan kaki di istana sang pangeran seenaknya, apalagi menggeledahnya.
Hari ini, upacara akbar Pengorbanan Kerajaan akan diadakan, dan sebagai anggota keluarga kerajaan, Pangeran Leo pasti tidak akan berada di istananya.
Alasan kenapa Ethan memilih tempat ini adalah karena Pangeran Leo independen, tidak ikut serta dalam urusan pemerintahan, tidak punya pengikut, dan hanya ada anggota keluarganya yang tinggal di istana.
Alasan lain adalah karena Pangeran Leo dan ibu Ethan memiliki hubungan yang baik di masa lalu. Ketika masih muda, keduanya mengalami banyak hal dan melakukan perjalanan panjang bersama.
Setelah melewati istana, dia akan mendekati Gerbang Utara.
Val Dawson, jenderal penjaga Gerbang Utara, cedera saat berlatih dan telah cuti berhari-hari sehingga tidak akan berada di posnya.
Oleh karena itu, Gerbang Utara adalah yang terlemah di antara keempat gerbang yang ada.
Hari ini festival kerajaan sedang diadakan, dan menurut hukum, keempat gerbang kota tidak boleh ditutup sepanjang hari.
Ini adalah kesempatan sempurna bagi Ethan. Jika mampu meninggalkan ibu kota, dia mungkin bisa melarikan diri.
Ethan pun menarik napas dalam-dalam dan membayangkan seluruh rute lagi.
Saat ini di upacara Pengorbanan Kerajaan, hampir semua tokoh besar di ibu kota telah tiba, dan semua agenda berjalan lancar.
Namun, yang ditunggu semua orang bukanlah acara pengorbanan atau doa, melainkan kedatangan Ethan.
Banyak orang berkumpul di kedua sisi Jalan Satrya. Beberapa memaki Keluarga Harris karena memberontak, sementara yang lain tidak percaya dan meneriakkan ketidakadilan.
Namun, semua orang tahu bahwa pemuda yang dulunya begitu cemerlang itu pasti akan mati hari ini.
Iring-iringan gerbong terus bergerak maju dan akhirnya sampai di bagian tengah Jalan Satrya.
Ada lebih banyak orang yang berkumpul di sini dan Jalan Hangtuah berada di seberangnya. Di posisi itu, tampak para wanita mendongakkan kepala mereka untuk melihat apa yang terjadi dari berbagai rumah bordil.
Sepertinya mereka tidak akan menerima pelanggan hari ini.
“Kalau begitu, ayo mulai!”
Di pusat energi Ethan, bayangan pedang perlahan bergetar.
Energi gelap yang sangat kuat meresap ke seluruh tubuhnya dan berubah menjadi energi yang dominan, tapi juga tersembunyi.
Tungsten Langit mengalir ke anggota tubuh Ethan serta rantai yang membelenggunya seperti garis energi hitam, dan rantai yang disertai dengan mantra kuat itu terlepas satu demi satu.
"Ethan, aku ingat terakhir kali kamu berjalan di Jalan Satrya, kamu disambut dengan hangat. Kali ini, kamu dibenci, bagaimana perasaanmu?" Penda berbalik dan menatap Ethan dengan sinis.
Ethan meliriknya, dan Penda langsung terkejut.
Tatapan Ethan membuatnya langsung panik, persis seperti dulu ketika dia memprovokasi Ethan, tetapi dikalahkan dengan satu serangan.
Penda menggelengkan kepalanya dan menganggap dirinya hanya terlalu cemas.
Ethan tidak punya kekuatan apa-apa sekarang.
Apa yang bisa dilakukan oleh orang cacat yang terbelenggu rantai dengan mantra kuat seperti ini?
Belenggu.
Eh?
Belenggunya kenapa terbuka?
Penda tiba-tiba merasakan udara dingin mengalir dari punggung ke dahinya. Dia hendak berteriak, tetapi Ethan lebih cepat darinya. Tubuh pemuda itu seperti pedang terhunus yang menghancurkan gerbong tahanan dan meraih Penda.
“Apa?!” Adegan yang tiba-tiba itu menimbulkan banyak seruan dari kerumunan.
“Ethan, lari!”
“Apa kamu pikir kamu bisa kabur?” teriak Penda. Energi misterius melonjak dari sekujur tubuhnya dan berkumpul menjadi satu. Dia adalah ahli bela diri yang kuat di Alam Seribu Energi tingkat tiga.
Dia tidak peduli bagaimana Ethan bisa keluar. Baginya, ini cuma upaya perlawanan nekat yang memberinya kesempatan untuk langsung menghancurkan Ethan.
Ini adalah momennya.
Ethan, terima kasih banyak. Setelah hari ini, Penda akan menjadi pahlawan ibu kota.
Penda pun tertawa liar.
Tombak berkilauan dilemparkan. Dia langsung menikam Ethan dengan tombak yang merupakan keahlian khas Keluarga Martinez yang pernah berjaya di militer.
"Kemampuan Ilahi formasi militer punya banyak kekurangan, dan Keluarga Martinez juga makin tidak becus," bisik Ethan. Dengan Tungsten Langit di tangannya, dia memotong ujung tombak yang berkilauan dengan pedang.
Pada saat yang sama, dia juga membelah tubuh Penda menjadi dua bagian.
“Tidak, tidak!” Penda putus asa, tetapi ajalnya tidak bisa dihindari.
Hanya membutuhkan sepersekian detik untuk membunuh Penda. Detik berikutnya, Ethan sudah berlari menuju Jalan Hangtuah secepat mungkin.
Teriakan dari kerumunan pun pecah. Ada yang meraung, ada pula yang menyorakinya. Jarang sekali terjadi adegan seheboh ini.
“Tangkap dia, jangan biarkan dia melarikan diri!” teriak seorang penjaga berbaju zirah emas, dan sejumlah besar ahli bela diri pun mengejar Ethan.
Pada saat yang sama, sebuah jimat dihancurkan, dan kabar tentang peristiwa ini dengan cepat dikirimkan. Seorang tokoh yang benar-benar kuat akan segera tiba.
Ethan tidak akan bisa melarikan diri!
Setelah berlari ke Jalan Hangtuah, Ethan masuk ke lorong tersembunyi dan segera berbelok arah.
Banyak orang dari berbagai latar belakang tinggal di sini, dan ada banyak rahasia tersembunyi. Jika sekelompok penjaga berbaju zirah emas tiba-tiba muncul, tidak mungkin tidak terjadi konflik.
Semakin kacau keadaannya, semakin besar pula peluang Ethan.
Di belakang, teriakan terdengar sahut-menyahut, dan pertempuran pun pecah. Sebagian besar penjaga berbaju zirah emas dihadang dan tidak bisa bergerak maju.
“Pemberontak, kami pikir bisa kabur?” Seorang penjaga berbaju zirah emas yang gerakannya segesit angin telah menyusulnya.
Apa dia berlatih jurus angin?
“Duri Angin, bunuh dia!” teriak penjaga itu, dan beberapa embusan angin berubah menjadi duri sebelum menusuk ke arah Ethan.
Ethan tidak punya waktu untuk bertarung dengannya. Dia pun cepat menghindarinya dan menghilang ke dalam gang gelap.
Setelah berkali-kali meleset, para penjaga pun mengejarnya. Di belakang Ethan, lebih banyak penjaga berbaju zirah emas menghambur dari segala arah. Bagi mereka, Ethan hanyalah katak dalam tempurung.
Setelah keluar dari Jalan Hangtuah, Ethan langsung menuju Tiga Gerbang Utama tanpa berhenti.
Lusinan penjaga berbaju zirah emas sudah mengepung dari sisi lain. Mereka ingin menghentikan Ethan di sini.
“Tungsten Langit!”
Di tubuh Ethan, seekor naga hitam tiba-tiba berputar-putar dengan energi kuat yang melebihi oleh Alam Tirani Kuat tingkat kedua, dan sebuah kekuatan dahsyat menyapu sekeliling.
Ethan memegang Tungsten Langit dan bergegas menuju formasi lawan.
Sepanjang karir militernya, pemuda itu telah berkali-kali menghancurkan formasi pasukan. Namun, biasanya yang dihadapinya adalah kerajaan musuh, dan pada saat ini, dia menghadapi penjaga ibukota.
Sayangnya, kali ini mereka bahkan lebih lemah.
Satu tebasan pedangnya berhasil menghancurkan baju zirah para penjaga.
Ini dia jurus rahasia Keluarga Harris, Enam Belas Bilah Penghancur Formasi.
Ethan menebaskan enam belas bilah pedang sekaligus, dan baju besi emas penjaga-penjaga itu pun hancur, tidak ada yang bisa menghentikannya.
Ketika menghadapi Ethan, barulah para penjaga ibu kota negara yang sombong ini memahami kengerian medan perang.
Pemuda ini tidak bisa dihentikan sama sekali.
Setelah melewati Tiga Gerbang Utama, Ethan bergegas menuju Jalan Langgam. Di gang yang panjang dan sempit itu, terdengar suara emas dan besi berbenturan, serta baju zirah berat yang menginjak tanah bergemuruh.
Itu adalah pasukan berat berbaju besi. Cepat sekali mereka datang!
Namun, dia sudah sampai pada titik ini, Ethan tidak bisa mundur. Ini adalah satu-satunya harapannya.
Sambil memegang pedang, dia memasuki gang dan membunuh semua yang ditemuinya di jalan, selangkah demi selangkah tanpa henti.
Banyak baju besi berat yang retak dan darah berceceran di mana-mana. Tubuh Ethan bermandikan darah, dan dia terus merangsek maju mengandalkan ilmu bela dirinya yang terasah oleh pertempuran militer bertahun-tahun.
Teriakan, raungan, dan jeritan terdengar.
Petarungan merebak di sepanjang jalan, dan baju besi yang hancur serta tombak berdarah yang patah berserakan. Jalan Langgam kini penuh dengan darah.
Ethan pun berlari keluar.
Dia terluka dan darahnya terus mengalir keluar. Pemuda itu mengertakkan gigi dan bergegas ke istana Pangeran Leo.
Ini adalah tempat yang paling berisiko. Jika Pangeran Leo ingin menangkapnya, meski dia tidak berada di istana saat ini, Ethan tidak akan bisa lolos.
Ethan melompat melintasi istana dan menuju Gerbang Utara.
Dari kejauhan, dia melihat seorang lelaki tua di tangga aula utama istana yang sedang menatap Ethan.
Namun, Ethan tidak menoleh ke belakang.
Penjaga berbaju zirah emas datang dari segala arah, dan beberapa komandan juga berkumpul. Dengan kekuatan seperti itu, Ethan jelas bukan tandingan mereka.
Semuanya yakin bisa mengepung dan membunuh Ethan di istana.
“Siapa pun yang berani menerobos masuk ke istana akan dibunuh tanpa ampun!” Sebuah suara keras terdengar, dan lelaki tua yang berdiri di depan aula utama itulah yang berbicara.
Apa!?
Para penjaga berbaju zirah emas segera berhenti, dan sang komandan mau tak mau berteriak dengan marah, "Kami di sini untuk menangkap penjahat, beraninya kamu menghentikan kami?!"
“Penjahat?" Lelaki tua itu mendengkus dingin dan berkata, "Aku tidak melihat siapa pun masuk ke istanaku, cuma kalian yang ingin menerobos masuk."
"Kuulangi lagi, kalau berani masuk ke istana ini, kalian akan dibunuh tanpa ampun!"
Wajah komandan penjaga menjadi pucat dan dia berteriak dengan marah, “Apa kamu bersekutu dengan pengkhianat itu? Apa kamu akan mengkhianati Yang Mulia di Istana Pangeran Leo Bennett?!”
“Katakan itu kepada Pangeran, aku cuma penjaga gerbang,” jawab lelaki tua itu dengan tenang.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved