Chapter 8 Melindungi Kemanusiaan

by 大脑斧 13:10,Dec 29,2023
Henry Zhang dan Bella Lin masih ada di dalam mobil patroli yang terbalik itu. Jantung mereka berdua dibuat seolah terhenti sejenak saat mendengar jelas suara keras auman harimau. Benar-benar menakutkan. Tapi kemudian mereka berdua terlihat lega karena melihat kemunculan seekor harimau yang berlari mengejar singa.

“Apakah itu Pangda?” Henry Zhang bertanya dengan nada yang terdengar bersemangat.

“Sepertinya memang benar itu Pangda. Tapi bagaimana bisa dia muncul di Taman Singa?” Raut wajah Bella Lin terlihat bertanya-tanya. Usai berbicara sebentar, mereka tiba-tiba saja melihat harimau dan singa itu menabrak tubuh satu sama lain.

Karla, si Raja Singa yang matanya sudah buta sebelah itu terlihat dipenuhi dengan aura dingin yang membunuh. Anggota tubuhnya telah berevolusi, cakarnya menjadi lebih panjang dan tajam. Tapi cakarnya selalu bersembunyi dan tidak pernah menampakkan diri sebelumnya. JIka muncul,hanya akan di tengggorohkan tenggorokan lawannya.

Dylan Jiang sama sekali tidak takut. Dia mengayunkan cakar tajamnya ke arah raja singa. Suara robekan terdengar, diikuti dengan wajah raja singa yang terlihat berdarah akibat cakaran dari kaki depan kanan Dylan.

Raja Singa itu berusaha untuk menggigit leher Dylan Jiang namun tidak berhasil. Karena Dylan malah lebih dulu mendorongnya menjauh dengan kaki kiri depannya. Kekuatan mereka sangat berbeda jauh.

Meskipun Raja Singa lebih kuat 30% daro[ada saat siang hari, tapi dia tetap akan kesulitan kalau harus menghadapi monster seberat 35o kg yang sudah berevolusi.

Dylan Jiang kembali menerjang ke arah Raja Singa, berharap dapat segera menghabisinya. Namun, Raja Singa segera mengaum keras seraya mundur menjauh ke belakang. Dylan Jiang ingin mengejarnya, tapi dia lebih dulu melihat ada segerombolan singa yang mengepungnya. Mereka mengaum keras padanya. Bahkan, ada lebih dari selusin singa jantan dan betina yang terlihat menyerang mobil patroli. Dengan sekali pukulan, kaca mobil patroli itu pun langsung pecah.

“Sia*an! Raja Singa brengse*k itu menggunakan kekuatan buruk miliknya!” Dylan Jiang pun memutuskan untuk tak mengejar Raja Singa karena takut segerombolan singa itu akan melukai dua orang yang ada di dalam mobil patroli.

“Haum!” Dylan Jiang buru-buru menghampiri mobil patroli tersebut, dan langsung memukul dua ekor singa jantan agar pergi menjauh. Selain itu, demi melindungi dua orang yang ada di dalam mobil dari serangan segerombolan singa ini, dia sengaja berdiri di depan kaca mobil yang dihancurkan Raja Singa tadi.

Sementara Henry Zhang dan Bella Lin yang ada di dalam mobil dibuat tak bisa berkata-kata melihat bagaimana harimau besar itu berusaha keras melindungi mereka berdua. Hari ini suasana hati mereka benar-benar dibuat naik turun setelah menghadapi banyak situasi antara hidup dan mati seperti ini.

Berkat harimau besar ini, mereka berdua akhirnya bisa selamat. Kalau tidak, tubuh mereka berdua pasti sudah hancur tercabik-cabik karena digigit segerombolan singa.

“Terima kasih, Pangda.” Henry Zhang berteriak untuk mengucapkan terima kasih. Dylan Jiang yang ada di luar mobil bisa mendengar teriakan tersebut. Sepertinya, kini penggemarnya bertambah lagi satu. Ah, bukan, bukan satu tapi dua.

Nice! Ada dua peti harta karun besi hitam lagi.

Dylan Jiang melihat segerombolan singa yang ada di depannya dengan tatapan jijik. Dia sama sekali tidak menganggap mereka, dan langsung memukuli mereka semua satu persatu.

Kalau saja Raja Singa Karla tidak menyuruh segerombolan singa untuk menyerang dua orang petugas keamanan ini, Dylan Jiang pasti sudah menghabisinya

“Haum!”

“Haum!”

“Haum!”

Lebih dari sepuluh singa jantan dan enam puluh lebih singa betina mengaum dengan marah ke arah Dylan Jiang, tetapi tidak ada satupun dari singa jantan yang berani menyerangnya.

Itu semua karena mereka takut padanya yang sebelumnya sempat menghantam mereka semua. Kini tak ada satu singa jantan pun yang mau mendapatkan serangan darinya lagi.

Dua orang yang ada di dalam mobil tersebut sama sekali tak takut dengan auman harimau besar itu terhadap gerombolan singa. Mereka malah memujinya, “Pangda luar biasa!”

“Dia sangat kuat, bahkan Karla saja kalah dengannya. Kalau saja bukan demi menyelamatkan kita berdua, pasti sudah menghabisi Karla.” Bella Lin dibuat takjub saat itu juga. Dia memberitahukan semua yang terjadi kepada Kapten Mark. Meskipun dia sedang menahan rasa sakit akibat luka di punggungnya, namun rasa khawatirnya kini telah berubah menjadi perasaan lega karena kehadiran Pangda.

Setelah menunggu selama kurang dari sepuluh menit, beberapa mobil besar terlihat datang dan menyoroti gerombolan singa tersebut dengan lampu mobil. Kapten Mark yang duduk di kursi kemudi mobil bisa melihat mobil patroli yang terbalik.

Dia juga melihat situasi mengerikan, di mana ada gerombolan singa yang mengerubungi mobil tersebut. Ada seekor harimau besar di dekat mobil, tingginya mungkin mencapai 2 meter. Mengerikan!

“Tidak kusangka harimau itu ternyata sepintar ini. Dia tahu melindungi Henry dan Bella terlebih dahulu dari serangan singa-singa itu,” ujar seorang petugas keamanan yang lain dengan nada bicara yang terdengar takjub.

Puluhan singa menyerang mobil patroli tersebut hingga menjungkirbalikkannya. Saat situasi menjadi semakin genting, seekor harimau segera memblokir serangan singa tersebut. Orang-orang tidak ada yang percaya saat mendengar cerita tentang hal ini, namun kali ini mereka melihatnya secara langsung.

“Usir singa-singa itu, lalu selamatkan mereka berdua!” Perintah Kapten Mark.

“Kapten, apa kita juga harus mengusir harimau itu?” tanya petugas tersebut.

Kapten Mark memandang harimau itu dan merenung sejenak sebelum berkata, "Tidak perlu, dia tidak menyakiti siapa pun."

“Baik, Kapten!”

Seseorang terlihat muncul dari mobil tangki air dengan persenjataan lengkap. Dia mengeluarkan pistol air bertekanan tinggi dan menembaki gerombolan singa tersebut. Meskipun serangan air bertegangan tinggi, tapi tidak sampai membunuh para singa tersebut. Namun serangan ini setidaknya cukup kuat hingga membuat mereka ketakutan.

“Kapten, bagaimana cara kita agar bisa menyelamatkan Henry dan Bella?” tanya seorang penjaga keamanan yang terlihat masih muda. Dia menelan ludah ketakutan saat melihat harimau yang duduk di samping mobil patroli yang terbalik. Harimau itu mengerikan sekali, siapa yang berani turun ke sana.

Kapten Mark menggigit bibir sebentar, lalu membuka pintu mobil dengan tangan gemetar. Dia turun dengan membawa persenjataan lengkap. Dia tahu betul bahwa semua senjata yang dibawanya ini tak akan mampu menahan serangan cakar harimau.

“Baiklah, aku akan turun dan mengeluarkan mereka berdua melalui pintu sebelah,” kata Kapten Mark. Dia kemudian berjalan lurus ke arah mobil tersebut. Di saat yang bersamaan, harimau itu tiba-tiba bergerak menjauh. Dia sempat dibuat ketakutan dengan tindakan Dylan Jiang barusan. Dia baru bisa menghela napas lega setelah Dylan Jiang pergi. Punggungnya sampai basah kuyup karena takut.

Hal ini membuatnya jadi merasa sangat kagum pada Anne Luo, yang berani mengurusi lebih dari tiga puluh harimau. Sementara dirinya, mana bisa seberani itu.

Kapten Mark berusaha keras untuk mengeluarkan dua orang itu dari dalam mobil, lalu masukkan mereka ke mobil ambulance. Akhirnya dia bisa merasa sedikit lega. Dia hanya bisa menghela napas melihat dua orang itu akhirnya bisa selamat. Sementara Henry Zhang dan Bella Lin malah terlihat menatap satu sama lain sambil tertawa.

“Kenapa malah tertawa?” Kapten Mark yang terkejut pun bertanya.

“Karena kami tidak akan pernah melupakan apa yang terjadi hari ini, Kapten. Kami benar-benar bisa merasakan apa itu namanya putus asa dan harapan.” Bella Lin tertawa terbahak-bahak.

“Hei, kau harusnya berterima kasih pada Anne. Kalau bukan karena dia mendidik harimau itu dengan baik, kau pasti sudah tinggal tulang sekarang.” Kapten Mark tertawa.

“Benar, kami harus berterima kasih pada Nona Anne.” Dua orang itu mengangguk setuju.

“Baiklah, kalian berdua tidak perlu masuk kerja selama beberapa hari ini. Aku akan melaporkan hal ini pada atasan. Mereka mungkin akan mengirimkan orang untuk menyelidiki hal ini, kalian hanya perlu mengatakan yang sebenarnya saja.”

“Baik, Kapten.”

“Tapi Kapten, harimau itu ke mana? Dia tidak akan kabur dari kebun binatang, kan?”

“Tidak, dia pergi ke Taman Harimau,” Kapten Mark menjawabnya seolah dia memang benar-benar melihat harimau itu pergi ke sana.

“Baguslah kalau begitu.”

Mark Liu diam-diam merasa cemas. Dia tahu betul, dengan kemampuan melompatnya, harimau itu bisa saja memanjat pagar kawat berduri kebun binatang ini. Harimau besar itu bisa dengan mudah kabur seperti Karla jika memang itu yang dia itu mau.

“Aku perlu bicara dengan pemimpin dan Anne, kalau tidak, semua orang bisa ketakutan mengetahui hewan itu kabur.”

Semua mobil pun keluar dari Taman Singa, kecuali mobil yang terbalik tadi.

Sementara itu, Dylan Jiang yang menunggu di lereng bukit langsung melompat keluar dan berlari menuju lokasi tempat produksi batu roh. Dia ingin melihat apakah itu benar batu roh. Kalau iya, maka itu akan menjadi miliknya.

Melihat dia lewat kembali membuat takut sekelompok singa yang berjalan hilir mudik. Namun Dylan Jiang tidak mempedulikan mereka, dan sibuk menggali tanah dengan cakarnya.

“Dug!” Cakarnya memukul sesuatu yang keras. Dia segera mencari posisi yang pas, sebelum akhirnya menarik benda dari kedalaman dua meter itu dengan kuat. Rupanya itu adalah sebuah batu, beratnya mungkin sekitar seratus pon.

“Apa ini? Apakah ini batu roh?” Dylan Jiang bertanya pada sistem dengan kebingungan.

“Tuan rumah yang terhormat, apakah Anda sudah menggunakan tiga peluang lotere Kotak Harta Karun Besi Hitam untuk mengidentifikasi harta karun itu?”

"Si*l, akan ada tiga peluang lagi untuk lotere Kotak Harta Karun Besi Hitam. Kalau kau tidak mengevaluasinya, taruh batu ini di kolom penyimpanan."

"Tuan pemiliki yang terhormat, untuk menyimpan batu ini di kolom penyimpanan, diperlukan lima peluang untuk memenangkan Lotere Kotak Harta Karun Besi Hitam. Apakah Anda ingin menyimpannya?"

Dylan Jiang dibuat emosi. Dia harus menarik undian itu. Kemudian dia akhirnya memutuskan untuk kembali ke markas Taman Harimau sendirian. Dia mengira ini adalah batu roh, kalau tidak mengapa Raja Singa Karla tiba-tiba berevolusi.

“Aku tidak akan menyimpannya, aku akan memindahkannya sendiri.” Dylan Jiang mengambil batu seberat seratus pon itu dengan kaki depan kanannya, lalu berjalan santai menuju ke Taman Harimau.

Gerombolan singa yang ada di sana tidak terima saat melihat Dylan Jiang membawa pergi batu itu. Namun mereka hanya bisa mengaum di sekitarnya tanpa berani menyerang karena takut.

“Pergi sana!” Gerombolan singa itu pun langsung berlari kabur setelah mendapat auman panjang dari Dylan Jiang. Lagi pula, dia kan hanya mengambil batu yang besar, sementara batu yang kecil dia tinggalkan. Para singa itu kabur melarikan diri usai mendapat auman panjang.

“Dasar sekelompok bajing*n!” Dylan Jiang tersenyum, lalu buru-buru pergi ke Taman Harimau dengan membawa batu tersebut.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

25