Bab 7 Yatim Piatu Dengan Orang Tua Angkat
by Ivena Elisha
15:04,Aug 28,2023
Untuk menjaga nenek, Kyra tentu saja menolak untuk kembali ke rumah.
Jadi mereka membujuk dan berbohong kalau selama Kyra kembali bersama mereka, Keluarga Araceli akan membayar biaya pengobatan Bibi Hilda.
Biaya pengobatan bulanan hampir 40 juta, bahkan jika Kyra harus menjual darahnya, dia tidak bisa menghasilkan uang sebanyak itu.
Ketika Keluarga Araceli pertama kali mendekatinya, Kyra menolak. Selama dua puluh tahun, mereka meninggalkannya, tapi kenapa sekarang mereka ingin Kyra kembali.
Sebenarnya, Kyra tahu betul kalau orang tuanya tidak mencintainya dan sikap mereka terhadapnya lebih buruk daripada sikap mereka pada anjing di rumah.
Mereka hanya mengizinkannya kembali setahun sekali dan setiap kali dia kembali ke rumah Keluarga Araceli, yang dia dapati bukanlah kehangatan dari keluarganya.
Yang paling sering diucapkan ibunya adalah, kenapa kamu sangat bodoh, kenapa kamu tidak bisa seperti adikmu?
Ayahnya tidak peduli padanya, dia tidak mengatakan apa pun kecuali matanya menatap penuh dengan rasa jijik padanya.
Kyra bukanlah orang bodoh yang tidak mengerti apa-apa, dia sudah paham tatapan mata orang tuanya dan nada suaranya sejak dia masih kecil, itu sangat menyakitkan.
Kyra menerima kenyataan sejak awal bahwa dia adalah seorang yatim piatu dengan ayah dan ibu angkat, dia akan selalu menjadi orang yang disia-siakan di Keluarga Araceli, maka dari itu, seiring berjalannya waktu dia tidak mau pulang.
Baginya, rumah adalah ketika dia bersama nenek. Di dunia ini, hanya nenek yang memperlakukannya dengan baik. Nenek menemaninya tumbuh besar dan merawatnya hingga dewasa.
Tapi nenek sakit dan akan mati jika dia tidak punya uang.
Untuk dapat biaya pengobatan, Kyra pergi ke Kota A. Sesampainya di rumah Keluarga Araceli, dia mandi, berganti pakaian bersih dan pergi ke kamar hotel.
Sebelum masuk, Nyonya Araceli berkata kepadanya, "Kyra, kamu nanti jangan bicara apa-apa, tidur dengan pria di dalam, ketika dia bangun dan menikahimu, kami akan membayar biaya pengobatannya."
Kyra telah melihat plot seperti itu di TV dan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Sejak dia masih kecil, neneknya mengajarinya untuk menjaga kesucian dan tidak bergaul dengan pria sembarangan.
Tapi sekarang, dia akan tidur dengan pria asing.
Dia didorong masuk dan ketika pintu ditutup, semuanya menjadi sunyi di dalam.
Di ruangan gelap, dia dikunci dan diperkosa oleh seorang pria berbau alkohol. Rasanya sangat menyakitkan hingga dia ingin menangis. Tapi Kyra mengingat apa yang dikatakan sebelum dia masuk, jadi dia tidak bisa bersuara.
Jadi betapapun menyakitkannya, dia harus tahan. Dia menangis dengan suara teredam dan air mata jatuh ke bantal dari sepanjang sudut matanya. Pada saat itu, dia seperti terikat di atas paku. dan bahkan bernapas pun terasa sakit.
Kyra akan selalu mengingat hari ketika pria itu memeluknya dan memanggilnya "Gresya" dengan nada lembut, jelas tidak memanggil namanya, tapi hatinya melembut.
Sangat disayangkan kelembutan pria itu hanya seumur jagung, ketika dia bangun, yang Kyra lihat adalah tatapan jurang yang dalam, lebih buruk dari kematian.
Setelah itu, dia menjadi calon tunangan Raka. Dua hari kemudian, dia menikah dengannya sebagai istrinya dan menjadi Nyonya Anderson.
Hal-hal yang terjadi di sini terlalu rumit dan sulit dimengerti Kyra.
Karena kesepakatan dengan Keluarga Araceli, dia tidak mengerti kenapa dia harus menderita seperti ini, betapapun sulitnya menerima ini, dia harus menjalaninya, meskipun ayahnya tidak mencintainya, meski banyak orang menyebutnya kejam, meski Raka membencinya dan bahkan tidak mencintainya, tapi untungnya nenek tidak kenapa-napa.
Selama dia merahasiakan "rahasia" ini, Keluarga Araceli akan mau menanggung biaya pengobatan.
Bibi Hilda tidak tahu tentang pernikahan Kyra, dia hanya berpikir Keluarga Araceli-lah yang mau mengurus putrinya ini dan merawatnya dengan baik.
Bibi Hilda semakin tua dan dia sudah puas hidup sampai usia 60 atau 70 tahun, dia tidak peduli apa penyakitnya bisa disembuhkan atau tidak, tapi dia tidak tega membiarkan Kyra sendiri, maka dari itu di ingin bertahan.
"Kyra."
Suara Bibi Hilda membuat Kyra kembali sadar, "Ada apa, nek?"
“Kesini”
Kyra mendekat dengan patuh, Bibi Hilda menggenggam tangannya dengan lembut. Tapi tangannya yang kurus ini terasa sakit saat disentuh.
"Apakah kamu sudah sarapan?"
"Sudah."
Melihat lebih dekat, Bibi Hilda melihat wajah Kyra pucat dan bibirnya juga pucat, jadi dia langsung cemberut, "Apa terjadi sesuatu di rumah Keluarga Araceli?"
Tidak ingin neneknya khawatir, Kyra dengan cepat menggelengkan kepalanya, "Tidak, semuanga baik-baik saja, sungguh."
Tidak ada yang pernah memberi tahu Kyra kalau dia tidak pandai berbohong dan setiap kali dia berbohong, kepalanya tertunduk dan tidak berani menatap mata, tangannya juga bergerak kemana-mana.
Melihatnya begini, bisa diketahui kalau dia berbohong, bibi Hilda merasa sedih. Siapa Keluarga Araceli? Mana mungkin dia tidak tahu siapa mereka karena dia telah bekerja di sana selama bertahun-tahun?
Jika mereka sayang padanya, mereka tidak akan membuang Kyra, yang saat itu berusia kurang dari satu tahun, kepadanya.
"Pergilah kalau kamu tidak senang. Kyra, kamu harus mengingat kebaikan orang lain dan kamu juga harus mengingat yang buruk. Kamu tidak bisa dirugikan oleh orang-orang jahat itu seumur hidup. Dengarkan nenek, kamu tidak usah berusaha mengobati penyakit ini lagi."
Kyra kembali memegang tangan Bibi Hilda, "Nenek, aku tidak apa-apa. Tenang saja, bagaimanapun, mereka orang tuaku dan mereka tidak akan memperlakukanku dengan buruk. Aku juga tidak ingin pergi."
Bukannya Kyra tidak ingin pergi tetapi dia tidak bisa. Sekarang dia “dikurung” dan tidak bisa keluar.
Bibi Hilda menghela napas dan bicara dengan Kyra tentang kejadian baru-baru ini dan entah kenapa, mereka membicarakan tentang pernikahan.
"Aku hanya tidak bisa mengkhawatirkanmu. Alangkah baiknya jika ada seseorang yang bisa menjagamu, Kyra, apakah kamu memiliki seseorang yang kamu sukai? " Ketika orang sudah tua, mereka suka mengingat masa lalu dan Bibi Hilda suka mengingat segala macam hal di masa lalu.
"Masih banyak orang baik di dunia ini. Misalnya, enam tahun lalu ada Tuan Anderson yang datang ke desa kami untuk membantu orang miskin. Jika bukan karena dia, kamu tidak akan punya kesempatan untuk belajar dan kuliah. Kamu harus ingat kalau kebaikannyalah yang membantumu bisa kuliah di sini. Jangan lupa nanti kamu harus berterima kasih padanya saat kamu sukses dan membalas semua kebaikannya."
Kyra menundukkan kepalanya dan berkata, "Oke."
Apa yang nenek tidak tahu adalah Kyra sudah bertemu dan menikah dengannya dua tahun lalu.
Nenek akan senang jika dia melihat Raka.
Kyra punya rahasia, yaitu dia sudah menyukai Raka sejak lama. Ketika dia bahkan tidak tahu apa itu cinta, dia menyimpan Raka di dalam hatinya selama tujuh tahun.
Bibi Hilda, "Jika kamu punya pacar, bawalah ke sini dan biar aku melihatnya, jadi aku bisa menilainya untukmu."
Tapi Kyra tidak akan bisa membawanya, kekasihnya tidak menyukainya, bahkan membencinya dan dia bahkan tidak tahu berapa lama bisa berada di sisi Raka.
Kyra mengangguk patuh dan berkata, "Oke."
Bibi Hilda tidak ingin Kyra tinggal terlalu lama, karena Kyra pasti sibuk di siang hari dan dia takut menunda studinya.
Setelah mengunjungi Bibi Hilda, Kyra meninggalkan bangsal dan turun untuk membeli dua botol obat, sebotol obat penghilang rasa sakit yang ampuh untuk kanker dan sebotol obat anti kanker. Dua botol obat tersebut berharga 7 juta, yang cukup untuk sebulan, Kyra jarang memakannya dan hanya akan memakannya jika rasa sakitnya sudah tak tertahankan.
Setelah hujan semalaman, cuaca cerah, matahari di luar terasa hangat di tubuhnya. Kyra menggenggam botol obat di tangannya, diam sejenak dan akhirnya mengeluarkan ponselnya untuk memanggil Raka.
Dia jarang menelepon Raka, karena Raka jarang menjawab panggilannya. Meski ingatannya Kyra tidak baik, tapi dia ingat jelas nomor telepon Raka.
Kyra perlahan-lahan menekan tombol satu per satu, meskipun nama Raka muncul, dia tetap menekan sisa nomornya.
Dia menelepon tiga kali berturut-turut, tetapi tidak ada yang menjawab. Cuaca hari ini sangat hangat, tapi Kyra terasa lebih dingin dibandingkan kemarin saat hujan.
"Bip...bip..." Telepon keempat berdering lama sekali dan ketika panggilan akan segera berakhir, akhirnya telepon diangkat.
"Ada apa?"
Suara Raka di telepon masuk ke telinga Kyra, dalam dan serak, terdengar seperti dia baru saja bangun tidur.
Sudah siang, apakah Raka baru saja bangun?
Raka memiliki temperamen jelek saat baru bangun tidur, dia bangun dengan jengkel. Dia akan bangun jam tujuh pada hari kerja dan bangun paling lambat sampai jam delapan pada hari libur, tapi sekarang sudah hampir jam sepuluh.
Kyra menelepon Raka hanya untuk memastikan satu hal, apakah Gresya benar-benar kembali.
Sebelum dia bisa membuka mulutnya, suara wanita yang familiar terdengar dari telepon lagi.
"Raka, siapa yang telepon kamu? Aku lapar dan ingin makan."
“Aku akan membuatkannya untukmu sekarang. "
Kyra menjadi lebih dingin, dia meletakkan teleponnya dengan melongo melihat panggilan yang masih aktif di telepon.
"Jangan meneleponku kalau tidak ada urusan. Tutup telepon. "
Kyra masih melongo sampai Raka menutup telepon. Dia berdiri di tengah jalan dengan pandangan kosong, sampai ada suara ban berdecit dan klakson mobil, pemilik mobil kaget, dia membuka jendela mobil, menatap dan mengumpat, "Apa kamu bodoh? Malah diam di tengah jalan, sudah berapa kali aku membunyikan klakson, apa kamu juga tuli?"
Jadi mereka membujuk dan berbohong kalau selama Kyra kembali bersama mereka, Keluarga Araceli akan membayar biaya pengobatan Bibi Hilda.
Biaya pengobatan bulanan hampir 40 juta, bahkan jika Kyra harus menjual darahnya, dia tidak bisa menghasilkan uang sebanyak itu.
Ketika Keluarga Araceli pertama kali mendekatinya, Kyra menolak. Selama dua puluh tahun, mereka meninggalkannya, tapi kenapa sekarang mereka ingin Kyra kembali.
Sebenarnya, Kyra tahu betul kalau orang tuanya tidak mencintainya dan sikap mereka terhadapnya lebih buruk daripada sikap mereka pada anjing di rumah.
Mereka hanya mengizinkannya kembali setahun sekali dan setiap kali dia kembali ke rumah Keluarga Araceli, yang dia dapati bukanlah kehangatan dari keluarganya.
Yang paling sering diucapkan ibunya adalah, kenapa kamu sangat bodoh, kenapa kamu tidak bisa seperti adikmu?
Ayahnya tidak peduli padanya, dia tidak mengatakan apa pun kecuali matanya menatap penuh dengan rasa jijik padanya.
Kyra bukanlah orang bodoh yang tidak mengerti apa-apa, dia sudah paham tatapan mata orang tuanya dan nada suaranya sejak dia masih kecil, itu sangat menyakitkan.
Kyra menerima kenyataan sejak awal bahwa dia adalah seorang yatim piatu dengan ayah dan ibu angkat, dia akan selalu menjadi orang yang disia-siakan di Keluarga Araceli, maka dari itu, seiring berjalannya waktu dia tidak mau pulang.
Baginya, rumah adalah ketika dia bersama nenek. Di dunia ini, hanya nenek yang memperlakukannya dengan baik. Nenek menemaninya tumbuh besar dan merawatnya hingga dewasa.
Tapi nenek sakit dan akan mati jika dia tidak punya uang.
Untuk dapat biaya pengobatan, Kyra pergi ke Kota A. Sesampainya di rumah Keluarga Araceli, dia mandi, berganti pakaian bersih dan pergi ke kamar hotel.
Sebelum masuk, Nyonya Araceli berkata kepadanya, "Kyra, kamu nanti jangan bicara apa-apa, tidur dengan pria di dalam, ketika dia bangun dan menikahimu, kami akan membayar biaya pengobatannya."
Kyra telah melihat plot seperti itu di TV dan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Sejak dia masih kecil, neneknya mengajarinya untuk menjaga kesucian dan tidak bergaul dengan pria sembarangan.
Tapi sekarang, dia akan tidur dengan pria asing.
Dia didorong masuk dan ketika pintu ditutup, semuanya menjadi sunyi di dalam.
Di ruangan gelap, dia dikunci dan diperkosa oleh seorang pria berbau alkohol. Rasanya sangat menyakitkan hingga dia ingin menangis. Tapi Kyra mengingat apa yang dikatakan sebelum dia masuk, jadi dia tidak bisa bersuara.
Jadi betapapun menyakitkannya, dia harus tahan. Dia menangis dengan suara teredam dan air mata jatuh ke bantal dari sepanjang sudut matanya. Pada saat itu, dia seperti terikat di atas paku. dan bahkan bernapas pun terasa sakit.
Kyra akan selalu mengingat hari ketika pria itu memeluknya dan memanggilnya "Gresya" dengan nada lembut, jelas tidak memanggil namanya, tapi hatinya melembut.
Sangat disayangkan kelembutan pria itu hanya seumur jagung, ketika dia bangun, yang Kyra lihat adalah tatapan jurang yang dalam, lebih buruk dari kematian.
Setelah itu, dia menjadi calon tunangan Raka. Dua hari kemudian, dia menikah dengannya sebagai istrinya dan menjadi Nyonya Anderson.
Hal-hal yang terjadi di sini terlalu rumit dan sulit dimengerti Kyra.
Karena kesepakatan dengan Keluarga Araceli, dia tidak mengerti kenapa dia harus menderita seperti ini, betapapun sulitnya menerima ini, dia harus menjalaninya, meskipun ayahnya tidak mencintainya, meski banyak orang menyebutnya kejam, meski Raka membencinya dan bahkan tidak mencintainya, tapi untungnya nenek tidak kenapa-napa.
Selama dia merahasiakan "rahasia" ini, Keluarga Araceli akan mau menanggung biaya pengobatan.
Bibi Hilda tidak tahu tentang pernikahan Kyra, dia hanya berpikir Keluarga Araceli-lah yang mau mengurus putrinya ini dan merawatnya dengan baik.
Bibi Hilda semakin tua dan dia sudah puas hidup sampai usia 60 atau 70 tahun, dia tidak peduli apa penyakitnya bisa disembuhkan atau tidak, tapi dia tidak tega membiarkan Kyra sendiri, maka dari itu di ingin bertahan.
"Kyra."
Suara Bibi Hilda membuat Kyra kembali sadar, "Ada apa, nek?"
“Kesini”
Kyra mendekat dengan patuh, Bibi Hilda menggenggam tangannya dengan lembut. Tapi tangannya yang kurus ini terasa sakit saat disentuh.
"Apakah kamu sudah sarapan?"
"Sudah."
Melihat lebih dekat, Bibi Hilda melihat wajah Kyra pucat dan bibirnya juga pucat, jadi dia langsung cemberut, "Apa terjadi sesuatu di rumah Keluarga Araceli?"
Tidak ingin neneknya khawatir, Kyra dengan cepat menggelengkan kepalanya, "Tidak, semuanga baik-baik saja, sungguh."
Tidak ada yang pernah memberi tahu Kyra kalau dia tidak pandai berbohong dan setiap kali dia berbohong, kepalanya tertunduk dan tidak berani menatap mata, tangannya juga bergerak kemana-mana.
Melihatnya begini, bisa diketahui kalau dia berbohong, bibi Hilda merasa sedih. Siapa Keluarga Araceli? Mana mungkin dia tidak tahu siapa mereka karena dia telah bekerja di sana selama bertahun-tahun?
Jika mereka sayang padanya, mereka tidak akan membuang Kyra, yang saat itu berusia kurang dari satu tahun, kepadanya.
"Pergilah kalau kamu tidak senang. Kyra, kamu harus mengingat kebaikan orang lain dan kamu juga harus mengingat yang buruk. Kamu tidak bisa dirugikan oleh orang-orang jahat itu seumur hidup. Dengarkan nenek, kamu tidak usah berusaha mengobati penyakit ini lagi."
Kyra kembali memegang tangan Bibi Hilda, "Nenek, aku tidak apa-apa. Tenang saja, bagaimanapun, mereka orang tuaku dan mereka tidak akan memperlakukanku dengan buruk. Aku juga tidak ingin pergi."
Bukannya Kyra tidak ingin pergi tetapi dia tidak bisa. Sekarang dia “dikurung” dan tidak bisa keluar.
Bibi Hilda menghela napas dan bicara dengan Kyra tentang kejadian baru-baru ini dan entah kenapa, mereka membicarakan tentang pernikahan.
"Aku hanya tidak bisa mengkhawatirkanmu. Alangkah baiknya jika ada seseorang yang bisa menjagamu, Kyra, apakah kamu memiliki seseorang yang kamu sukai? " Ketika orang sudah tua, mereka suka mengingat masa lalu dan Bibi Hilda suka mengingat segala macam hal di masa lalu.
"Masih banyak orang baik di dunia ini. Misalnya, enam tahun lalu ada Tuan Anderson yang datang ke desa kami untuk membantu orang miskin. Jika bukan karena dia, kamu tidak akan punya kesempatan untuk belajar dan kuliah. Kamu harus ingat kalau kebaikannyalah yang membantumu bisa kuliah di sini. Jangan lupa nanti kamu harus berterima kasih padanya saat kamu sukses dan membalas semua kebaikannya."
Kyra menundukkan kepalanya dan berkata, "Oke."
Apa yang nenek tidak tahu adalah Kyra sudah bertemu dan menikah dengannya dua tahun lalu.
Nenek akan senang jika dia melihat Raka.
Kyra punya rahasia, yaitu dia sudah menyukai Raka sejak lama. Ketika dia bahkan tidak tahu apa itu cinta, dia menyimpan Raka di dalam hatinya selama tujuh tahun.
Bibi Hilda, "Jika kamu punya pacar, bawalah ke sini dan biar aku melihatnya, jadi aku bisa menilainya untukmu."
Tapi Kyra tidak akan bisa membawanya, kekasihnya tidak menyukainya, bahkan membencinya dan dia bahkan tidak tahu berapa lama bisa berada di sisi Raka.
Kyra mengangguk patuh dan berkata, "Oke."
Bibi Hilda tidak ingin Kyra tinggal terlalu lama, karena Kyra pasti sibuk di siang hari dan dia takut menunda studinya.
Setelah mengunjungi Bibi Hilda, Kyra meninggalkan bangsal dan turun untuk membeli dua botol obat, sebotol obat penghilang rasa sakit yang ampuh untuk kanker dan sebotol obat anti kanker. Dua botol obat tersebut berharga 7 juta, yang cukup untuk sebulan, Kyra jarang memakannya dan hanya akan memakannya jika rasa sakitnya sudah tak tertahankan.
Setelah hujan semalaman, cuaca cerah, matahari di luar terasa hangat di tubuhnya. Kyra menggenggam botol obat di tangannya, diam sejenak dan akhirnya mengeluarkan ponselnya untuk memanggil Raka.
Dia jarang menelepon Raka, karena Raka jarang menjawab panggilannya. Meski ingatannya Kyra tidak baik, tapi dia ingat jelas nomor telepon Raka.
Kyra perlahan-lahan menekan tombol satu per satu, meskipun nama Raka muncul, dia tetap menekan sisa nomornya.
Dia menelepon tiga kali berturut-turut, tetapi tidak ada yang menjawab. Cuaca hari ini sangat hangat, tapi Kyra terasa lebih dingin dibandingkan kemarin saat hujan.
"Bip...bip..." Telepon keempat berdering lama sekali dan ketika panggilan akan segera berakhir, akhirnya telepon diangkat.
"Ada apa?"
Suara Raka di telepon masuk ke telinga Kyra, dalam dan serak, terdengar seperti dia baru saja bangun tidur.
Sudah siang, apakah Raka baru saja bangun?
Raka memiliki temperamen jelek saat baru bangun tidur, dia bangun dengan jengkel. Dia akan bangun jam tujuh pada hari kerja dan bangun paling lambat sampai jam delapan pada hari libur, tapi sekarang sudah hampir jam sepuluh.
Kyra menelepon Raka hanya untuk memastikan satu hal, apakah Gresya benar-benar kembali.
Sebelum dia bisa membuka mulutnya, suara wanita yang familiar terdengar dari telepon lagi.
"Raka, siapa yang telepon kamu? Aku lapar dan ingin makan."
“Aku akan membuatkannya untukmu sekarang. "
Kyra menjadi lebih dingin, dia meletakkan teleponnya dengan melongo melihat panggilan yang masih aktif di telepon.
"Jangan meneleponku kalau tidak ada urusan. Tutup telepon. "
Kyra masih melongo sampai Raka menutup telepon. Dia berdiri di tengah jalan dengan pandangan kosong, sampai ada suara ban berdecit dan klakson mobil, pemilik mobil kaget, dia membuka jendela mobil, menatap dan mengumpat, "Apa kamu bodoh? Malah diam di tengah jalan, sudah berapa kali aku membunyikan klakson, apa kamu juga tuli?"
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved