Bab 14 Tupac Zone!
by Devan Astro
17:39,May 25,2023
Hanya Gubernur Fring dan Pengawas Macan Emas Hector di Kota Alburqe yang memenuhi syarat untuk mengetahui tentang Api Serigala.
Setelah ketujuh kali suara lonceng berhenti berbunyi, tampaknya tidak ada yang berubah.
Lebih dari 40 juta orang yang tinggal di Kota Alburqe masih sibuk, mengurus urusan kehidupan masing-masing.
100.000 Penjaga Kota Alburqe sudah mulai berkumpul.
Semua akses utama keluar kota, baik melalui udara, kereta cepat, stasiun bus, kapal feri dan yang lainnya ditutup pada saat yang sama.
Peristiwa ini berdampak besar, namun Kota Alburqe sudah memasuki keadaan siaga perang tingkat pertama, diumumkan bahwa Negara Musuh menolak untuk menyerah dan perang akan segera terjadi, Kota Alburqe terletak di barat daya, tidak jauh dari Melegon Selatan, sehingga mereka harus melakukan yang terbaik untuk menangkap mata-mata musuh.
Orang-orang gempar, tapi mereka semua mengerti dan mendukungnya.
Invasi Negara Musuh telah berlangsung selama sepuluh tahun, banyak putra dan putri Kota Alburqe telah bergabung dengan tentara, namun tidak pernah kembali.
Ini adalah dendam nasional!
Di hadapan dendam nasional, semuanya harus dikompromikan!
...
Kediaman leluhur keluarga Orhan di perbatasan Kota Alburqe.
Sebuah monil Coupe melaju kencang.
Ongki berlari dengan serampangan, wajahnya pucat, matanya penuh kebencian, dia bergegas masuk.
"Ibu!"
Ongki duduk di ruang tamu dan berteriak, meneguk segelas air, jantungnya masih berdetak kencang, tangan dan kakinya juga masih gemetar, tidak bisa tenang.
Tidak lama kemudian, Zandaya yang mengenakan piyama muncul di sudut tangga, turun dengan anggun di sepanjang tangga yang melengkung, lalu berkata dengan tidak puas, "Kenapa pagi-pagi teriak?"
"Bu, sesuatu terjadi! Sesuatu terjadi!"
Saat Ongki melihat Zandaya, dia langsung melompat dan berkata, "Atlas! Atlas, bajingan itu, dia menyiksa Trias hingga sekarat!"
"Apa?"
Zandaya pada awalnya tidak peduli, tapi saat mendengar ini, matanya membulat, dia segera melompat dan berkata, "Cepat katakan padaku apa yang terjadi?"
"Aku bersama Trias tadi malam..."
Ongki mengertakkan gigi dan menceritakan keseluruhan cerita.
"Cari mati!"
Zandaya gemetar ketika mendengarnya, wajahnya penuh ketidakpercayaan, "Apakah bajingan itu gila? Beraninya dia!"
"Pasti karena Altria disiksa hingga hampir mati, bajingan itu jadi menggila dan cari mati!"
Ongki menelan ludah, "Bu, haruskah kita menghubungi Tupac? Bagaimana jika Tupac melampiaskan amarahnya padaku?"
"Kamu melakukan hal yang benar dengan tidak menghubungi Tupac terlebih dulu."
Zandaya sudah tenang, senyum dingin muncul di sudut mulutnya, "Bajingan itu sudah melarikan diri selama enam tahun, aku tidak tahu bagaimana dia bergabung dengan militer... ngomong-ngomong, tanda pangkat apa yang ada di pundaknya?"
Ongki mengingatnya dengan hati-hati, lalu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Dia tidak memiliki tanda pangkat."
"Tidak ada tanda pangkat?"
Zandaya tertawa, "Benar, enam tahun yang lalu hingga sekarang dia masih sampah, tidak memiliki tanda pangkat, hanya cecunguk kecil, Melegon Selatan tidak akan peduli dengan cecunguk kecil."
Zandaya meregangkan pinggangnya dengan malas, matanya dingin, "Untung dia tidak menyakitimu, mulai sekarang kamu harus lebih hati-hati, jangan menempatkan dirimu dalam bahaya, adapun Trias, lupakan dia, kita bisa menggunakannya sebagai pion...hahaha, oke!"
Ongki memandang Zandaya yang tiba-tiba tertawa terbahak-bahak dengan sedikit bingung, "Bu..."
Zandaya mengulurkan tangan dan mengusap kepala Ongki, lalu berkata sambil tersenyum, "Bajingan itu telah menciptakan kesempatan lain bagi kita, Trias akan hancur bahkan jika dia tidak mati, Tupac hanya memiliki seorang anak perempuan yang begitu berharga, dia pasti menjadi gila, nasib bajingan itu bisa diprediksi akan sangat menyedihkan, kita tidak perlu peduli, tapi bagaimana setelah itu? Tanpa Trias, seseorang harus mewarisi bisnis keluarga besar Tupac bukan? "
Mata Ongki juga menjadi cerah.
Alasan Ongki sengaja menarik perhatian Trias sejak awal adalah untuk membawanya ke tangannya selangkah demi selangkah, karena dia ingin mewarisi bisnis keluarga Tupac, sekarang Trias benar-benar hancur, dia tidak akan bisa bertahan, kesempatannya telah datang!
Zandaya berkata dengan serius, "Nak, demi pertunjukkan yang bagus, kamu harus sedikit berkorban."
"Bu, katakan apa yang harus kulakukan?"
Zandaya melambaikan tangannya, lalu dua pengawal datang.
Zandaya berkata dengan lembut, "Nak, ini akan sedikit sakit, tahan lah..."
...
Di Jalan Tol Lingkar Dalam Kota Alburqe, sebuah mobil mewah melaju dengan mulus.
Seorang pria paruh baya dengan setelan jas duduk di kursi belakang, dia memiliki hidung mancung dan mata cekung, dilihat dari penampilannya saja, dia terlihat tidak mudah diprovokasi.
Dia adalah ayah Trias Gonzo, pemimpin Tupac Zone, Tupac Gonzo.
Tidak tahu apakah ini sebuah keberuntungan atau bukan.
Tepat setelah melewati tol dan memasuki lingkar dalam, akses jalan raya menuju Kota Alburqe sudah diblokir.
Pria di sampingnya menutup telepon dan berkata dengan hormat, "Tuan Gonzo, semua akses keluar masuk Kota Alburqe diblokir, ini melibatkan Melegon Selatan, Gubernur Fring dari Kota Alburqe sudah mengeluarkan perintah untuk menangkap mata-mata Negara Musuh.”
"Aku tahu."
Tupac mengangguk dan berhenti peduli.
Kota Alburqe terletak di barat daya dan merupakan kota penting di selatan, dalam sepuluh tahun sejak Negara Musuh menyerbu perbatasan Melegon Selatan, banyak mata-mata Negara Musuh menyabotase Kota Alburqe dan sudah ditangkap.
Dan dia, Tupac, justru karena dia sudah membantu menangkap banyak mata-mata, jadi dia memiliki modal dan latar belakang untuk menjadi tokoh penting di Kota Alburqe hari ini.
Bahkan anggota dari empat keluarga besar pun harus bersikap sopan padanya!
Bip bip...
Ponsel tiba-tiba berdering.
Bawahan di sebelah Tupac melihatnya dan dengan hormat menyerahkan ponsel tersebut kepadanya.
Itu adalah panggilan video dari Ongki Salamanca.
Tupac sebenarnya membenci Ongki, tapi nama keluarga Ongki adalah Salamanca, dia adalah anggota keluarga Salamanca, Tupac ingin menggunakan Ongki dan Zandaya untuk berkomplot melawan keluarga Salamanca!
Itu sebabnya dia setuju putrinya bersama dengan Ongki.
Tupac tidak ingin peduli dengannya, tapi tetap memilih untuk menjawab panggilan.
"Nak Ongki..."
Tupac tersenyum dan membuka mulutnya, tapi dalam sekejap, alisnya berkerut.
Karena dalam video tersebut, hidung Ongki memar, wajahnya bengkak, pipinya juga sobek dan berdarah,
Tubuhnya bahkan lebih menyedihkan, pakaiannya compang-camping, bahkan berlumuran darah, dia terlihat sangat kacau.
Sebelum Tupac sempat bertanya, Ongki meratap dengan getir, "Paman Gonzo! Selamatkan Trias! Selamatkan Trias!"
Pupil mata Tupac langsung menyusut, dia segera bertanya, "Ada yang terjadi pada putriku?"
"Trias disiksa! Woooooo..." Ongki menangis dengan pilu.
Dia benar-benar menangis, ini sangat menyakitkan!
Mata Tupac langsung memerah, kemarahannya meledak, "Siapa? Siapa yang melakukannya?"
"Atlas! Ini ulah Atlas Orhan ! Putra tak berguna Fadjar! Bajingan terkutuk itu..."
Bang!
Saat Ongki menyelesaikan ucapannya, ponsel Tupac sudah hancur menjadi tiga bagian!
Tupac tampak menggila, dia berteriak marah, "Beraninya kamu menyentuh putriku? Beraninya kamu memprovokasiku! Apakah karena aku terlalu rendah hati akhir-akhir ini, sehingga orang lupa jika aku adalah Tupac Gonzo, Dewa Kota Alburqe? Kumpulkan semua orang-orang Tupac Zone, kepung Hotel Angsawan untukku! Aku ingin dia mati tanpa tubuh utuh!!!"
Di kawasan hiburan utama Kota Alburqe, tempat yang seharusnya semarak dengan banyak gemerlap lampu, tiba-tiba meledak menjadi keributan.
Satu per satu, orang-orang yang mengancam turun ke jalan dan berkumpul.
Di pakaian mereka, terukir tulisan Tupac Zone.
Semua Senior tingkat tinggi Tupac Zone dikirim, tidak peduli apa yang sedang mereka lakukan!
Trias disiksa!
Ini merupakan tamparan di wajah Tupac! Tamparan di wajah Tupac Zone !
Tidak peduli siapa itu, orang yang melakukannya harus mati! Dengan kematian yang mengerikan!
Di Kota Alburqe ini, tidak ada yang bisa menyelamatkan!
Bahkan gubernur Kota Alburqe, Hank Fring, tidak bisa menyelamatkannya!
Setelah ketujuh kali suara lonceng berhenti berbunyi, tampaknya tidak ada yang berubah.
Lebih dari 40 juta orang yang tinggal di Kota Alburqe masih sibuk, mengurus urusan kehidupan masing-masing.
100.000 Penjaga Kota Alburqe sudah mulai berkumpul.
Semua akses utama keluar kota, baik melalui udara, kereta cepat, stasiun bus, kapal feri dan yang lainnya ditutup pada saat yang sama.
Peristiwa ini berdampak besar, namun Kota Alburqe sudah memasuki keadaan siaga perang tingkat pertama, diumumkan bahwa Negara Musuh menolak untuk menyerah dan perang akan segera terjadi, Kota Alburqe terletak di barat daya, tidak jauh dari Melegon Selatan, sehingga mereka harus melakukan yang terbaik untuk menangkap mata-mata musuh.
Orang-orang gempar, tapi mereka semua mengerti dan mendukungnya.
Invasi Negara Musuh telah berlangsung selama sepuluh tahun, banyak putra dan putri Kota Alburqe telah bergabung dengan tentara, namun tidak pernah kembali.
Ini adalah dendam nasional!
Di hadapan dendam nasional, semuanya harus dikompromikan!
...
Kediaman leluhur keluarga Orhan di perbatasan Kota Alburqe.
Sebuah monil Coupe melaju kencang.
Ongki berlari dengan serampangan, wajahnya pucat, matanya penuh kebencian, dia bergegas masuk.
"Ibu!"
Ongki duduk di ruang tamu dan berteriak, meneguk segelas air, jantungnya masih berdetak kencang, tangan dan kakinya juga masih gemetar, tidak bisa tenang.
Tidak lama kemudian, Zandaya yang mengenakan piyama muncul di sudut tangga, turun dengan anggun di sepanjang tangga yang melengkung, lalu berkata dengan tidak puas, "Kenapa pagi-pagi teriak?"
"Bu, sesuatu terjadi! Sesuatu terjadi!"
Saat Ongki melihat Zandaya, dia langsung melompat dan berkata, "Atlas! Atlas, bajingan itu, dia menyiksa Trias hingga sekarat!"
"Apa?"
Zandaya pada awalnya tidak peduli, tapi saat mendengar ini, matanya membulat, dia segera melompat dan berkata, "Cepat katakan padaku apa yang terjadi?"
"Aku bersama Trias tadi malam..."
Ongki mengertakkan gigi dan menceritakan keseluruhan cerita.
"Cari mati!"
Zandaya gemetar ketika mendengarnya, wajahnya penuh ketidakpercayaan, "Apakah bajingan itu gila? Beraninya dia!"
"Pasti karena Altria disiksa hingga hampir mati, bajingan itu jadi menggila dan cari mati!"
Ongki menelan ludah, "Bu, haruskah kita menghubungi Tupac? Bagaimana jika Tupac melampiaskan amarahnya padaku?"
"Kamu melakukan hal yang benar dengan tidak menghubungi Tupac terlebih dulu."
Zandaya sudah tenang, senyum dingin muncul di sudut mulutnya, "Bajingan itu sudah melarikan diri selama enam tahun, aku tidak tahu bagaimana dia bergabung dengan militer... ngomong-ngomong, tanda pangkat apa yang ada di pundaknya?"
Ongki mengingatnya dengan hati-hati, lalu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Dia tidak memiliki tanda pangkat."
"Tidak ada tanda pangkat?"
Zandaya tertawa, "Benar, enam tahun yang lalu hingga sekarang dia masih sampah, tidak memiliki tanda pangkat, hanya cecunguk kecil, Melegon Selatan tidak akan peduli dengan cecunguk kecil."
Zandaya meregangkan pinggangnya dengan malas, matanya dingin, "Untung dia tidak menyakitimu, mulai sekarang kamu harus lebih hati-hati, jangan menempatkan dirimu dalam bahaya, adapun Trias, lupakan dia, kita bisa menggunakannya sebagai pion...hahaha, oke!"
Ongki memandang Zandaya yang tiba-tiba tertawa terbahak-bahak dengan sedikit bingung, "Bu..."
Zandaya mengulurkan tangan dan mengusap kepala Ongki, lalu berkata sambil tersenyum, "Bajingan itu telah menciptakan kesempatan lain bagi kita, Trias akan hancur bahkan jika dia tidak mati, Tupac hanya memiliki seorang anak perempuan yang begitu berharga, dia pasti menjadi gila, nasib bajingan itu bisa diprediksi akan sangat menyedihkan, kita tidak perlu peduli, tapi bagaimana setelah itu? Tanpa Trias, seseorang harus mewarisi bisnis keluarga besar Tupac bukan? "
Mata Ongki juga menjadi cerah.
Alasan Ongki sengaja menarik perhatian Trias sejak awal adalah untuk membawanya ke tangannya selangkah demi selangkah, karena dia ingin mewarisi bisnis keluarga Tupac, sekarang Trias benar-benar hancur, dia tidak akan bisa bertahan, kesempatannya telah datang!
Zandaya berkata dengan serius, "Nak, demi pertunjukkan yang bagus, kamu harus sedikit berkorban."
"Bu, katakan apa yang harus kulakukan?"
Zandaya melambaikan tangannya, lalu dua pengawal datang.
Zandaya berkata dengan lembut, "Nak, ini akan sedikit sakit, tahan lah..."
...
Di Jalan Tol Lingkar Dalam Kota Alburqe, sebuah mobil mewah melaju dengan mulus.
Seorang pria paruh baya dengan setelan jas duduk di kursi belakang, dia memiliki hidung mancung dan mata cekung, dilihat dari penampilannya saja, dia terlihat tidak mudah diprovokasi.
Dia adalah ayah Trias Gonzo, pemimpin Tupac Zone, Tupac Gonzo.
Tidak tahu apakah ini sebuah keberuntungan atau bukan.
Tepat setelah melewati tol dan memasuki lingkar dalam, akses jalan raya menuju Kota Alburqe sudah diblokir.
Pria di sampingnya menutup telepon dan berkata dengan hormat, "Tuan Gonzo, semua akses keluar masuk Kota Alburqe diblokir, ini melibatkan Melegon Selatan, Gubernur Fring dari Kota Alburqe sudah mengeluarkan perintah untuk menangkap mata-mata Negara Musuh.”
"Aku tahu."
Tupac mengangguk dan berhenti peduli.
Kota Alburqe terletak di barat daya dan merupakan kota penting di selatan, dalam sepuluh tahun sejak Negara Musuh menyerbu perbatasan Melegon Selatan, banyak mata-mata Negara Musuh menyabotase Kota Alburqe dan sudah ditangkap.
Dan dia, Tupac, justru karena dia sudah membantu menangkap banyak mata-mata, jadi dia memiliki modal dan latar belakang untuk menjadi tokoh penting di Kota Alburqe hari ini.
Bahkan anggota dari empat keluarga besar pun harus bersikap sopan padanya!
Bip bip...
Ponsel tiba-tiba berdering.
Bawahan di sebelah Tupac melihatnya dan dengan hormat menyerahkan ponsel tersebut kepadanya.
Itu adalah panggilan video dari Ongki Salamanca.
Tupac sebenarnya membenci Ongki, tapi nama keluarga Ongki adalah Salamanca, dia adalah anggota keluarga Salamanca, Tupac ingin menggunakan Ongki dan Zandaya untuk berkomplot melawan keluarga Salamanca!
Itu sebabnya dia setuju putrinya bersama dengan Ongki.
Tupac tidak ingin peduli dengannya, tapi tetap memilih untuk menjawab panggilan.
"Nak Ongki..."
Tupac tersenyum dan membuka mulutnya, tapi dalam sekejap, alisnya berkerut.
Karena dalam video tersebut, hidung Ongki memar, wajahnya bengkak, pipinya juga sobek dan berdarah,
Tubuhnya bahkan lebih menyedihkan, pakaiannya compang-camping, bahkan berlumuran darah, dia terlihat sangat kacau.
Sebelum Tupac sempat bertanya, Ongki meratap dengan getir, "Paman Gonzo! Selamatkan Trias! Selamatkan Trias!"
Pupil mata Tupac langsung menyusut, dia segera bertanya, "Ada yang terjadi pada putriku?"
"Trias disiksa! Woooooo..." Ongki menangis dengan pilu.
Dia benar-benar menangis, ini sangat menyakitkan!
Mata Tupac langsung memerah, kemarahannya meledak, "Siapa? Siapa yang melakukannya?"
"Atlas! Ini ulah Atlas Orhan ! Putra tak berguna Fadjar! Bajingan terkutuk itu..."
Bang!
Saat Ongki menyelesaikan ucapannya, ponsel Tupac sudah hancur menjadi tiga bagian!
Tupac tampak menggila, dia berteriak marah, "Beraninya kamu menyentuh putriku? Beraninya kamu memprovokasiku! Apakah karena aku terlalu rendah hati akhir-akhir ini, sehingga orang lupa jika aku adalah Tupac Gonzo, Dewa Kota Alburqe? Kumpulkan semua orang-orang Tupac Zone, kepung Hotel Angsawan untukku! Aku ingin dia mati tanpa tubuh utuh!!!"
Di kawasan hiburan utama Kota Alburqe, tempat yang seharusnya semarak dengan banyak gemerlap lampu, tiba-tiba meledak menjadi keributan.
Satu per satu, orang-orang yang mengancam turun ke jalan dan berkumpul.
Di pakaian mereka, terukir tulisan Tupac Zone.
Semua Senior tingkat tinggi Tupac Zone dikirim, tidak peduli apa yang sedang mereka lakukan!
Trias disiksa!
Ini merupakan tamparan di wajah Tupac! Tamparan di wajah Tupac Zone !
Tidak peduli siapa itu, orang yang melakukannya harus mati! Dengan kematian yang mengerikan!
Di Kota Alburqe ini, tidak ada yang bisa menyelamatkan!
Bahkan gubernur Kota Alburqe, Hank Fring, tidak bisa menyelamatkannya!
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved