Bab 1 Perubaha Mendadak

by OrangeZpink 09:25,Sep 16,2021
Malam, jas Presiden mewah, pasangan berpelukan erat di katil.

Di bawah cahaya redup, Alice bernapas pantas, mencoba melihat pria di atasnya dengan jelas. Siapa orang ini?

Namun, dia tidak berhasil….

Ia hanya bisa merasakan, pria ini adalah pria yang tegap dan bergaya.

Saat situasi mereka hampir mencapai klimaks, tiba-tiba pintu kamar diketuk. Alice terkejut dan sadar, tubuhnya berkeringat.

Alice menyentuh wajah sendiri yang hangat, malu. Kenapa… .mengapa dia bermimpi aneh lagi? Mimpi ini sangat benar.

“Alice, perayaan ulang tahunmu akan segera dimulai! Kenapa masih tidur?” Pada titik ini, saudara perempuan Alice, Josie muncul dengan tumit setinggi hampir 10cm. Josie adalah saudara tiri Alice. Josie menatap Alice dengan tatapan cemburu.

Alice tahu Josie datang dengan niat tidak baik, dan menjawab, "Ya, aku pergi sekarang!!"

Hari ini adalah ulang tahun ke-20 Alice. Sebagai pewaris tunggal Keluarga Hew yang ditentukan oleh Tuan Hew, ulang tahun Alice adalah yang paling mewah di Kota A. Upacara diadakan di hotel bintang tujuh. Ketika Alice tiba, semua tamu hadir.

"Alice, selamat ulang tahun!" Salam dari tunangan Alice, Paul yang merupakan putra tertua dari Keluarga Soo. Setelah itu dia membagikan hadiah yang dibungkus dengan indah, “Alice buka! Apakah Alice suka? "

"Terima kasih!" Senyum bahagia muncul di wajah Alice.

Alice dan Paul telah bertunangan sejak kecil. Setelah itu, keluarga Soo bermigrasi ke Amerika Serikat. Belakangan tahun ini, Paul kembali ke negara untuk mencari Alice, baru kemudian hubungan mereka menjadi dekat lagi dan menetapkan tanggal pernikahan.

Saat Alice hendak membuka hadiah itu, tiba-tiba sebuah suara keras terdengar di aula dewan.

“Bukankah itu Nona Hew Muda Kedua? Mengapa dia melakukan hal yang tidak tahu malu seperti itu? ”

"Dia terlihat sangat suci, aku tidak menyangka dia seperti itu! Ups! Tidak tahu malu!"

Alice tidak mengerti apa yang dikatakan para tamu, dia melihat ke monitor. Video yang memukau sedang diputar. Semuanya gambar Alice!

Sebuah gambar yang menunjukkan sepasang pria dan wanita bermesra manis di atas katil.

Wajah pria itu telah diburamkan, namun, wanita dalam gambar itu dapat terlihat dengan jelas… .. Dia adalah Alice Hew!

Tubuh Alice menegang, apa yang terjadi? Pikirannya langsung kosong!

Apa yang terjadi? Kenapa ada gambar seperti ini?

Mendengar kritik dari para tamu, wajah Alice menjadi pucat! Dia tidak mengerti!

Tidakkah menurutmu, apakah mimpi itu benar? Apakah semua itu pernah terjadi?

"Alice, kenapa kamu melakukan ini? Kamu telah menjatuhkan wajah Keluarga Hew! ” Ayah Alice, CEO Grup Hew, Matthew Hew muncul dengan wajah galak dan memarahi Alice. Dia menghapus video yang ditampilkan.

"Aku ... .Aku tidak!" Wajah Alice masih pucat dan tangannya mengepal. Dia tidak pernah melakukannya!

"Tidak?" Ibu tiri Alice, Maria bercanda di sampingnya, "Semua gambar. Semua tamu melihat, mengapa Anda bisa mengecewakan saya dan ayah anda! Tak tahu malu! ”
“Yalah, adikku! Kali ini, kakak pun tak dapat membantu kamu!” Josie berkata. Dia menambah lagi, “Paul melayan kamu dengan begitu baik, begitu mencintai kamu, tergamak kamu melakukan perkara itu di belakangnya!”

Baru Josie habis cakap, Paul meneruskan, “Cukup! Alice, kamu mengecewakan saya!”

“Paul!” Alice terpegun. Dia tak pernah melihat Paul yang begitu dingin. Selama ini, dia melayan dirinya dengan lemah-lembut.

Mengapa dia tak mendengar penjelasan?

Muka Paul semakin dingin, dia memandang Alice dan berkata, “Sedangkan Cik Alice Hew melakukan perkara yang memalukan begini, saya perlu membatalkan pertunangan saya dengan dia!”

“Tak boleh! Ini pertunangan keluarga Hew dengan Keluarga Soo!” kata Matthew. Dia tidak boleh membiarkan imej keluarga Hew terjejas.

“Kalau begitu, saya mahu berkahwin dengan Josie Hew!” Kata-kata Paul bagaikan batu yang jatuh ke atas hati Alice, berkecai serta-merta.

Adakah disebabkan gambar-gambar tadi?

Mengapa semua perkara ini berlaku dengan tiba-tiba?

Josie tersenyum. Dia memandang Paul, “Paul, betulkah kamu mahu berkahwin dengan saya?”

“Mestilah! Kalau berbanding dengan adik kamu yang memalukan, kamu lebih baik!” Pandangan itu, pernah dimiliki oleh Alice. Namun, pada ketika ini, amat memalukan!

Melihat senyuman di atas muka Josie, Alice seolah-olah faham sesuatu perkara!

Ini satu perangkap! Semua ini bermula semasa Maria yang mencadangkan mahu menyambut hari jadi ke-20nya. Semua ini perangkap yang dirancang oleh anak-beranak ini!

Menarik napas dalam, melihat dan mendengar kritikan tamu, Alice coba bertenang dan berkata, “Saya tak pernah melakukan ini, saya dianiayai oleh orang lain. Saya pasti akan menyiasat, tidak akan biarkan begitu sahaja!”

Lepas cakap Alice berjalan keluar dari pintu dewan dan tidak peduli hujan lebat di luar.

Badan Alice dibasahi oleh hujan tetapi dia tidak mempunyai sebarang perasaan!

Tiba-tiba dia terfikir foto Josie dengan Paul!

Hatinya amat pedih! Menggengam tangan dengan kuat, air mata mula mengalir. Tetapi dengan hujan yang lebat ini, Alice tidak dapat membezakan sama ada air mata atau air hujan.

Malam yang gelap, rebut petir yang tak berhenti-henti, tiba-tiba muncul beberapa orang samseng. Mereka melihat Alice yang berjalan seorang diri lalu mula mengacaunya.

“Si Comel, apa yang berlaku, kamu sudah basah kuyup. Sakit hatiku melihat kamu basah!”

“Pergi!” Alice ketakutan dan lari. Namun sudah terlambat, beberapa orang samseng itu menarik tangannya dan menghala ke lorong yang sunyi.

Pada masa ini, langit telah gelap. Tambahan lagi, hujan yang lebat menyebabkan orang di jalan menjadi sangat jarang.

“Tolong!” Alice coba menjerit keras tetapi suaranya ditutupi oleh suara hujan lebat.

Samseng-samseng semakin mendekati Alice. Alice berundurkan diri dan terlanggar dinding di belakang tubuhnya.

Ketakutan meliputi Alice. Dia menggigit bibir, jantungnya berdenyut pantas.

Dia tidak boleh membiarkan samseng ini mencemari dirinya.

Memandang arah lorong sebelah, sebaiknya Alice ternampak seorang lelaki yang berbadan tegap melalui lorong situ.

Alice menjerit dengan kuat seperti ternampak penyelamat, “Tolong! Tolong!”

Bawah lampu jalan yang gelap, lelaki itu dengar suara Alice dan mendekati mereka, dia bersuara, “Lepaskan dia!”

Selepas kedengaran suara yang begitu mantap, samseng-samseng itu terdiam, namun apabila mereka mendapati bahawa hanya seorang sahaja, mereka menengking, “Jahanam, jangan menyibuk! Pergi dari sini!”

Pria itu ketawa, dengan beberapa saat dia sudah menumbukan samseng-samseng yang berlagak tadi. Alice tidak sempat nak melihat tumbukannya.

Alice tercenggang melihat para penjahat merayu supaya pria itu melepaskan mereka. Alice berasa amat berterima kasih dengan penyelamatnya.

Pria ini memakai kemeja rapi. Dia sangat tinggi, wajahnya tampa, sememangnya kurniaan daripada Tuhan.

Tapi semakin lama Alice memandang lelaki ini, dia seolah-olah pernah berjumpa dengan dia. Di mana?

“Nak tengok berapa lama?” Lelaki itu memandang Alice.

Alice terkejut lalu mengucap terima kasih dengan segera, “Tadi…..Tadi terima kasih!”

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

169