Bab 14 Kekaisaran Jatuh

Kota RongCheng sebagai kota dengan elektronik dan teknologi jaringan tercanggih di China, beberapa tahun lalu dengan sebutan "Little Silicon Valley" berhasil menarik perhatian dunia.

Hingga saat ini, beberapa perusahaan yang terdaftar di industri yang mengimbangi Keluarga Lu yang merintis jejak di pusat perbelanjaan yang tak terduga, memimpin seluruh industri.

Untuk merekrut pekerja-pekerja bertalenta, perusahaan besar telah menggunakan kemampuan makan susu, tiga hari kuliah, lima hari pertemuan, deskripsi pekerjaan jauh lebih baik daripada di dalam berita.

Elina Tang tidak pernah suka pergi ke tempat-tempat seperti itu untuk ikut bersenang-senang. Dia berpikir bahwa sekelompok orang-orang ini yang bersikap sombong untuk membodohi orang dan selalu ada sekelompok orang yang terbelakang mental yang tertipu.

Ketika sedang memikirkan hal ini, dia melewati gerbang Pusat Pameran Internasional tanpa ekspresi sambil menggigit sedotan minuman.

Setelah beberapa detik.

Sang penjaga keamanan menyaksikan wanita asing itu dengan ekspresi jauh lebih datar.

“Masuk?” Penjaga keamanan itu menatapnya.

“Iya.” Wanita itu mengangguk.

Penjaga keamanan dengan sombong berkata, "tiket."

Elina Tang, "..."

Dia mengutuk dalam hatinya, memang di sini semuanya adalah pembisnis yang buruk. Dia mengeluarkan dua lembar uang dan memasukkannya ke dalam pelukan satpam. Lalu dia masuk dengan santai di bawah rasa keterkejutannya.

Di belakangnya, poster di papan pameran tertiup angin dan karakter besar di atasnya membuat temanya terlihat semakin jelas......

Kekaisaran jatuh dan sejarah kematian Dionysus.

Ada banyak stan di tempat tersebut dari penampilan pertama Bacchus hingga ketenarannya di Perang Dunia Pertama ...

"Apakah ini program pertama yang ditulis oleh Bacchus?" Seorang pria muda mencibir. "cukup bagus, tapi tidak ada yang istimewa tentang itu. aku juga bisa menulis semua ini."

Elina Tang berdiri tidak jauh dab tatapannya mengunci ke arah sana.

Lalu orang lain berkata: "apakah otakmu kemasukan air? Tahukah kamu seberapa cepat teknologi internet diperbarui?"

"Aku tahu, lalu kenapa?"

Orang lain ini memukul kepalanya, "ini adalah kode sialan yang ditulis seseorang sepuluh tahun yang lalu! Kamu bahkan tidak pernah menyentuh komputer pada saat itu bukan?"

Pemuda itu sepertinya dikejutkan oleh sesuatu, ketika dia melihat rangkaian kode biasa, tatapannya pun berubah.

Elina Tang mengigit sedotan di mulutnya dan berbalik dengan ringan.

Selalu ada desahan penyesalan atau ketidakpuasan yang terdengar di dalam tempat tersebut: "bagaimana orang berbakat seperti itu bisa menjadi seorang hacker?"

"Betapa kerennya seorang hacker!"

"Kekanak-kanakan!"

"Siapa yang kekanak-kanakan?"

Seorang pria dan seorang wanita bertengkar dan gadis yang sombong itu menarik orang-orang yang lewat, "menurutmu apakah peretas itu keren?"

Elina Tang melirik lengan bajunya, tetapi tidak bisa bereaksi untuk waktu yang lama Bagaimana dia tiba-tiba terseret ke dalamnya?

Setelah hening sejenak, dia mengangkat matanya dan memberikan senyum canggung tapi sopan, "lumayan ..."

Apa yang mereka lakukan mungkin keren, tetapi sekelompok orang itu sendiri.....

Elina Tang memeras otak dan berpikir untuk waktu yang lama, tetapi dia tidak bisa mengganti kata "keren" ke dalam kelompok manusia yatim piatu yang pernah dikenalnya.

“Tidak peduli seberapa kerennya, apa yang dia lakukan tidak bisa diterima!” Kata anak laki-laki itu dengan wajah lurus.

Elina Tang terkejut.

Gadis itu segera membalas: "dia pasti punya alasannya sendiri!"

"Alasan?" Anak laki-laki itu mencibir, "ini tidak lebih dari menghasilkan uang!"

"Tidak!"

"Iya!"

Gadis itu sangat marah sehingga dia tidak ingin berbicara dengannya dan menyeret lengan Elina Tang ke bilik samping, matanya memerah.

Elina Tang mengikutinya dengan patuh, mengulurkan tangan dan mengeluarkan tisu dari sakunya saat dia berjalan, ragu-ragu sejenak dan berkata, "riasanmu luntur."

Gadis itu mengambil tisu dan terus mengulangi kalimat yang sama: "dia pasti tidak melakukan hal semacam ini untuk menghasilkan uang, pasti tidak..."

"Iya." Dengan lampu belakangnya, dia tidak bisa melihat raut wajah Elina Tang dan hanya bisa mendengar kata-katanya yang datar dan tegas, "tidak."