Bagi Aneysa usia hanyalah sebuah angka yang melambangkan seberapa lama dia hidup. Usia bukanlah angka untuk mencapai target dalam pernikahan, melainkan target untuk mencapai kesuksesan. Aneysa benar-benar menghabiskan waktunya untuk memperjuangkan cita-citanya. Namun berbeda artian dengan mamanya. Bagi mamanya, usia adalah patokan kesuksesan ketika bisa menikah diusia muda. Usia muda yang sukses adalah dia yang berhasil menikah dengan pria mapan yang berpenghasilan besar. Perkara Aneysa yang tidak pernah keluar dengan laki-laki selain Mikhael sahabatnya itu, ataupun membawa laki-laki mampir ke rumahnya. Mamanya benar-benar sudah tidak tahan melihat Aneysa dengan kesendiriannya itu. Bukannya tidak mau membuka hati lagi, hanya ya Aneysa masih merasakan luka lama yang belum sembuh. Dia tidak mau menyakiti hatinya sendiri untuk yang kedua kalinya. Bisa saja Aneysa memilih salah satu dari mereka yang mengejarnya untuk dijadikan pacarnya, kenyataannya Aneysa hanya dekat dan berakhir dengan ditinggalkan. Mungkin merasa bosan karena tidak adanya sebuah status dalam hubungan. Tapi Aneysa tidak menginginkan status itu. Sampai akhirnya Aneysa dijodohkan dengan laki-laki yang usianya jauh lebih muda darinya dan membuatnya terkejut ketika mengetahui siapa calonnya. Yasa, dia adalah CEO tempat Aneysa bekerja. CEO muda yang sangat disukai banyak wanita, baik itu dalam lingkup perusahaan maupun client perusahaan tersebut. Apakah Aneysa akan menerima perjodohan ini agar dirinya bisa terbebas dari tekanan mamanya? Cara satu-satunya untuk menyelamatkan dirinya dari tekanan mamanya adalah dengan menerima perjodohan ini. Semoga Aneysa bisa melalui hari beratnya.