Bab 8:  Korban Kebodohan

by Moonlit Night 11:56,Mar 15,2025
Welliam menunggu sejenak sebelum akhirnya menerima balasan dari Betsy: [Besok, aku akan tiba di Kota Averton, Negara Dragosta.]

Welliam: [Terima kasih!]

Betsy: [Sama-sama.]

Namun, di akhir pesannya, terdapat deretan angka panjang.

Welliam langsung cemberut. Itu adalah nomor rekening di Dark Web. Pesannya hanya memiliki satu makna, bayar sekarang!

Akun Dark Web sekali tidak bisa terlacak.

Tanpa pikir panjang, Welliam langsung mentransfer 10 miliar ke Betsy melalui rekening Dark Web miliknya.

Setelah itu, dia mengumumkan di grup: [Betsy sudah menerima misi ini.]

Carlos: [Betsy, siapa orang yang harus kamu lindungi atas permintaan Drogo? Aku akan membayar 20 miliar untuk informasi ini.]

Wade: [Aku bayar 40 miliar.]

Garret: [Aku beri 60 miliar.]

Melihat tawaran-tawaran itu, kulit kepala Welliam terasa mati rasa. Apakah mereka semua sekaya ini?

Akan tetapi, dia tidak takut kalau Betsy akan membocorkan obrolan mereka. Pertama, karena kode etik profesional. Kedua, kalau Betsy membunuhnya, dia bisa mengambil alih posisi pemimpin. Tidak ada alasan baginya untuk menjual informasi yang bisa mengancam keuntungannya sendiri.

Dengan sedikit keisengan, Welliam membisukan semua orang di grup.

Sebagai pemimpin grup, dia memiliki dua hak istimewa. Pertama, dia bisa membisukan semua anggota. Kedua, dia bisa mengeluarkan misi yang tidak bisa ditolak oleh siapa pun, kecuali ada alasan yang tidak bisa dihindari.

Akan tetapi, bahkan dia sendiri meragukan keefektifan hak istimewa kedua.

Orang-orang ini bukan tipe yang bisa diperintah begitu saja. Jika mereka benar-benar tunduk padanya, barusan dia tidak perlu membayar kepada Betsy dan cukup mengeluarkan perintah saja.

Setelah menutup grup obrolan, Welliam tertawa getir. Di luar, markas pusat para pembunuh mengincarnya. Di dalam, anggota Dark Zodiac juga berniat menghabisinya. Posisinya sedang berbahaya karena benar-benar dikepung dari segala arah.

Welliam menghela napas. Dia berdiri dan pergi ke kamar mandi, menikmati mandi air hangat untuk menyegarkan diri.

Selesai mandi, dia tidak langsung tidur, tetapi duduk bersila di sofa dengan kelima ujung jarinya mengarah ke atas.

Energi kuat mulai mengalir dari pusat energi miliknya. Kemudian, menyebar melalui peredaran darah dan ke seluruh tubuhnya.

Setelah satu kali peredaran penuh, rasa lelah di tubuh Welliam langsung sirna.

Dia mempelajari teknik ini dari Kakek Albert. Kakek Albert tidak pernah memberi tahu apa namanya. Namun, dia hanya berkata bahwa teknik ini akan sangat berguna untuknya.

Welliam membutuhkan lima tahun untuk bisa menguasai energi ini.

Kakek Albert memang tidak berbohong. Berkat energi ini, daya tahan, kecepatan, dan reaksi tubuhnya meningkat drastis.

Welliam mengira bahwa ini adalah semacam tenaga dalam atau energi sejati yang legendaris.

Namun, dia juga curiga bahwa Kakek Albert tidak hanya mengajarkan ini kepada dirinya saja. Kemungkinan besar, seluruh anggota Dark Zodiac juga telah menguasai teknik yang sama. Oleh sebab itu, dia selalu berhati-hati terhadap mereka. Jika tidak, sejak tadi dia pasti sudah mengungkap identitasnya dan memukul mereka hingga babak belur.

Tanpa terasa, matahari mulai terbit.

Meskipun semalaman tak tertidur, Welliam tetap merasa segar dan berenergi. Semua berkat energi dalam dirinya.

Dulu, dalam sebuah misi pembunuhan, markas mengirim belasan pembunuh bayaran terbaik. Namun, semuanya gagal total.

Target mereka memiliki pertahanan yang sangat ketat, tanpa celah sedikit pun.

Setelah semua upaya gagal, markas mengirim Welliam seorang diri. Dia mengandalkan energi ini untuk bertahan dalam bayang-bayang selama lebih dari sepuluh hari, menunggu celah yang tepat untuk bisa beraksi. Pada akhirnya, dia menyelesaikan misi tersebut dengan sukses.

Hari ini, dia harus pergi rumah Keluarga Sinclair. Jadi, dia pun bersiap-siap lebih rapi dari biasanya.

Setelah merapikan diri, Welliam berdiri di depan cermin. Dia cukup puas dengan penampilannya. Dengan tubuh tinggi dan tegap, alis tegas, serta mata bercahaya, wajahnya tampan dan maskulin. Bahkan, potongan rambutnya yang berantakan yang dia gunting sendiri bukannya terlihat buruk, malah menambah kesan bebas dan berjiwa petualang.

Setelah meraih kunci mobil, dia pun menuju garasi bawah tanah.

Mobil Welliam tidak terlalu mewah, tetapi juga tidak murahan. Mobilnya adalah Cadillac Escalade. Mesinnya bertenaga, bodi besar, dan tangguh.

Cadillac bukan untuk penumpang, hanya untuk teknisi dan model.

Welliam merasa dirinya bukan pemilik mobil yang baik. Bahkan, dia meragukan apa mobil yang dia beli asli atau bukan. Sebab, setir mobilnya tidak pernah berbelok sendiri ke tempat hiburan malam. Berbeda dengan mobil orang lain yang tampaknya punya GPS bawaan menuju pemandian air panas.

Selain itu, dia juga tidak pernah mengangkut teknisi atau model. Satu-satunya orang yang pernah dia antar adalah Zara. Bahkan, wanita itu masih berani mengeluh dan terus-menerus mendesaknya untuk membeli mobil sport.

Bukan karena tak mampu membelinya, melainkan memang tidak suka. Mobil sport sempit dan rendah, sementara dia lebih suka mobil bertenaga besar dengan bodi kokoh. Mobil seperti ini memang kurang efektif untuk menarik perhatian wanita, tetapi dia tetap tidak peduli.

Setelah keluar dari garasi, dia berhenti di luar kompleks perumahannya.

Welliam memasuki sebuah warung makan. "Pak, lima keranjang roti kukus, semangkuk kembang tahu, semangkuk bubur millet, dan lima telur teh."

Sejak menguasai energi dalam, dia menyadari bawah metabolismenya meningkat pesat. Dia menjadi mudah lapar dan porsi makannya bertambah drastis.

Setelah makan hingga kenyang, Welliam membayar dan langsung melaju menuju Kantor Catatan Sipil.

Saat Welliam sampai di sana, Zara sudah menunggunya. Namun, dia tidak sendirian. Di sampingnya, berdiri seorang pemuda modis dengan potongan rambut trendi. Pemuda itu tampak bersandar di sebuah mobil sport merah.

Welliam memarkir mobilnya. Saat turun, dia menatap sekilas pada pemuda tersebut sambil mencibir dalam hati. "Korban kebodohan berikutnya."

Perselingkuhan Zara yang terakhir terjadi dengan atasannya sendiri. Saat itu, Welliam sudah mengutak-atik mobil sang atasan. Sampai sekarang, dia tidak tahu apa pria itu masih di rumah sakit atau sudah di rumah duka.

Sedangkan pria muda di hadapannya ini, dia memang belum pernah melihat sebelumnya. Namun, satu hal yang pasti, dia juga hanyalah korban berikutnya.

Wanita murahan ini, fasadnya saja seperti wanita polos dan lemah. Namun, ternyata dia aslinya adalah seorang ahli dalam mempermainkan pria. Siapa yang tahu sudah berapa banyak pria bodoh lain yang tertipu oleh taktiknya, selain dirinya dan pria ini?

"Kamu sudah datang?"

Hari ini, Zara memakai gaun putih dengan motif bunga kecil. Sorot matanya terlihat takut-takut, layaknya kelinci putih kecil yang lemah dan tak berdaya.

Welliam membatin sinis. Setelah kejadian semalam, Zara pasti benar-benar takut padanya. Namun, ekspresi seperti ini jelas hanya sandiwara. Kemungkinan besar, dia sengaja berakting untuk pria bodoh di sampingnya.

Saat ini, wanita ini tampak seperti bunga kecil yang diterpa badai. Tampilan lemahnya ini mampu memancing rasa ingin melindungi dari seorang pria.

Namun, Welliam hanya merasakan rasa muak padanya. Dia memiliki sifat yang tegas dan tidak bertele-tele. Sekali membuang sesuatu, maka itu sama seperti sampah. Dia tidak akan pernah mau mengambilnya kembali.

Pemuda yang berdandan modis itu berjalan ke depan Zara, seolah-olah melindunginya. Dia melihat Welliam dengan tatapan yang menantang. "Brengsek! Zara adalah gadis yang sebaik itu, tetapi kamu malah berselingkuh dan menganiaya dia. Apa ini kelakuan seorang pria sejati?"

Hm? Welliam sempat merasa bingung. Namun, dia langsung memahami situasinya. Sepertinya, Zara telah mengarang cerita bahwa dirinya adalah seorang suami yang selingkuh dan pelaku kekerasan rumah tangga.

Kalau tahu begini, semalam seharusnya dia memberinya tamparan yang lebih kuat!

Namun, bukannya kesal, Welliam memandang pria bodoh di hadapannya dengan tatapan penuh rasa iba. Dalam hatinya dia menunggu hari di mana pria ini sadar akan kebenaran.

"Jaga sikapmu. Saat ini, kami masih sah sebagai suami-istri di mata hukum. Dia masih istriku. Kamu ini siapa berani bertingkah seakan kamu punya hak? Dan sekalipun aku sudah bercerai, aku tetap lebih senior darimu."

"Kamu ...." Wajah pemuda itu merah padam karena amarah. Merasa tidak bisa membalas, dia hanya bisa menggertakkan giginya sebelum berteriak dengan geram, "Kamu beruntung kita hidup di negara hukum! Kalau bukan karena Zara menghentikanku, aku sudah menyuruh orang untuk menghajarmu sampai lumpuh!"

Welliam terbahak. "Kalau begitu, kenapa kamu sendiri tidak berani melakukannya? Dasar pria naif!"

"Kamu ... kamu ... kamu ... kamu .…" Pemuda itu meradang. Dia melangkah maju, hendak menghadapi Welliam. Namun, dia baru menyadari bahwa tingginya kalah setengah kepala. Kepercayaan dirinya langsung runtuh setengah. Dengan wajah penuh rasa frustrasi, dia hanya bisa menggertak, "Ingat baik-baik! Aku tidak akan membiarkan ini begitu saja!"

Tiba-tiba, Welliam menyeringai licik. "Mendadak aku merasa tidak mau bercerai. Setiap hari menyiksanya untuk bersenang-senang, sepertinya cukup menarik juga."

Mata pemuda itu langsung membesar karena terkejut.

Sementara itu, wajah Zara seketika pucat pasi. Pikirannya langsung melayang ke kejadian semalam, ketika seluruh keluarganya dihajar habis-habisan. Di matanya, rasa takut begitu jelas terpancar.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

50