Bab 5 Pergi sejauh mungkin

by Ritasilvia 17:36,Sep 17,2023
Naura meninggalkan rumah sakit, Tiba-tiba dia merasakan kram di perutnya yang teramat sangat, namun Naura masih berusaha untuk menghentikan kendaraan yang melintas dihadapannya. dengan wajah bercucuran keringat dan nafasnya yang ngos-ngosan.
"Aduuuh...ini sangat sakiiit."
"Kamu kenapa dek?"
"Perut ku sakit, tolong antar kan saya kesuatu tempat."
"Naik lah, dek. aku akan mengantarkan mu." jawab sopir.
"Terimakasih pak."
Naura duduk sebelah sopir sambil menghirup nafas lega, paling tidak untuk saat ini dia bisa berfikir jernih untuk tetap mempertahankan bayi dalam perutnya.
"Kamu ingin kemana dek?" tanya sopir penasaran.
"Tolong antarkan aku ke pemakaman umum."
"Pemakaman?"
"Ya, aku ingin mengadukan semua penderitaan ku pada mama dan papa hick...hick..." Naura kembali menagis, tanpa sadar dia menceritakan sedikit permasalahan nya.
Sekilas pak sopir langsung berfikir, jika Naura tengah depresi berat. dia memaklumi kondisi gadis yang menurutnya masih sangat labil.
"Baiklah aku akan mengantarkan mu kesana." ucap sopir yang membuat Naura tersenyum sambil berfikir untuk menemukan jalan keluar terbaik nantinya.
Sepanjang perjalanan, Naura larut dalam pikirannya. sehingga dia tidak menyadari jika mobil yang mengantarkan sudah berada didepan pintu gerbang masuk sebuah pemakaman umum.
"Dek, kita sudah sampai. apa benar disini tempat pemakaman orang tua mu?"
"Benar sekali pak, sekali lagi terimakasih." menyerahkan selembar uang kertas.
"Tidak perlu dek, saya ikhlas membantu mu." balas sopir berlalu pergi.
Setelah mobil berlalu dihadapannya, Naura segera masuk kedalam. dia sudah terbiasa berkunjung kerumah ke pemakaman ini jika sedang sedih. gadis itu langsung bersimpuh menagis seraya memeluk batu nisan yang bertuliskan nama sang mama tercinta.
"Mama.... Papa, anakmu tidak kuat lagi, aku ingin ikut kalian..... hidup ku hancur dan kehormatan ku direnggut, aku bingung harus bagaimana. bayi-bayi ini tidak bersalah. aku lah yang pantas menerima hukuman bukan mereka." Naura terus menagis. hingga dia tersadar ketika mendengar suara lantunan adzan, untuk panggilan sholat.
"Ya Allah, hanya padamu aku akan mengadukan semua penderitaan ku, berilah hamba jalan keluar yang terbaik." doa Naura seraya bangkit menuju musholla terdekat.
Selesai sholat dan berdoa, Naura merasakan ketenangan yang luar biasa.
***
Kali ini, sahabat baiknya Gea, sengaja datang keapartemen untuk menemui Naura, mengingat sahabatnya itu sangat jarang keluar rumah. bahkan setiap kali ditanya. Naura tidak mahu bercerita tentang permasalahan dan alasannya tiba-tiba berubah menjadi pendiam dan sering menagis.
"Naura, sekarang ada acara seminar dan pelatihan besar, tentang kiat menjadi seorang pengusaha sukses. kamu harus ikut. karena jarang-jarang kita bisa mendapatkan kesempatan emas ini. aku sudah mendaftarkan nama kita berdua. dan kamu pasti akan sangat bersyukur begitu mengetahui siapa motivator nantinya."
"Ngak Ge, aku tidak bisa ikut." menolak dengan malas, bahkan Naura seakan tidak mempunyai semangat hidup lagi.
"Kenapa, biasanya kamu paling antusias mengikuti acara ini, lagian kita bakal mendapatkan sertifikat dari pelatihan. bahkan bisa sebagai penunjang untuk kita mencari pekerjaan baru diperusahaan yang telah mengadakan acara bergengsi ini. ayolah Naura, apapun terjadi kita harus menatap ke depan, sapa tahu acara ini membuat kehidupan kita menjadi lebih baik lagi. " bujuk Gea yang ngotot mengajak nya.
"Oke, aku bersiap dulu." ucap Naura yang tersadar jika saat ini dia tengah menjadi seorang pengganguran, berharap dengan adanya sertifikat pelatihan ini dia bisa dipermudah untuk mendapatkan pekerjaan nantinya.
"Ayo Naura, kita bisa telat."
Mereka berdua mempercepat langkah, memasuki gedung perusahaan bonafit tempat diadakannya pelatihan dan seminar.
Sesuai jadwal yang ada di undangan, ruangan besar itu sudah dipenuhi para peserta yang mengikuti seminar.
Seorang laki-laki tampan dan penuh kharismatik, berjalan memasuki gedung. semua mata terpukau melihat pesona nya. bahkan ada yang sibuk merapikan penampilan nya agar dapat dilirik Leo.
Moderator sudah memulai acara, dan meminta Leo dengan hormat tampil untuk mulai mengisi acara utama. Leo berjalan ketengah dengan gagahnya, bagaimana pun dia harus tampil profesional sebagai motivator yang diadakan salah satu cabang perusahaan nya.
Baru beberapa kata Leo memulai pembicaraan nya, dua orang gadis cantik muncul di depan pintu masuk. dengan nafas mereka yang terengah-engah, mungkin berlari berpacu dengan waktu untuk mengikuti acara ini.
Leo melirik dua gadis itu sekilas, nampak mereka seperti berdebat dengan panitia penyelenggara acara tentang keterlambatan nya, dan mereka menanyakan apakah Jack memberikan toleransi atas keterlambatan gadis tersebut, karena mereka tahu Leo sangat disiplin.
Leo menatap wajah Naura sekilas, gadis itu menundukkan kepalanya, seolah-olah belum menyadari jika dihadapannya saat ini adalah orang yang paling dibencinya. Leo memberi kode panitia agar mengizinkan Naura dan Gea untuk mengikuti acara, yang membuat sebagian diantara mereka merasa heran. namun kembali fokus pada pembahasannya.
Degh!
"Astaga, kenapa aku harus dihadapkan pada laki-laki brengsek ini lagi, saat ini kamu bisa tertawa Leo. tapi aku pastikan akan mencari mu untuk menebus dengan nyawamu penderitaan yang sudah engkau garis dalam hidupku. tunggu saat itu tiba, Leo Sanjaya."
Naura meremas-remas jemarinya untuk mencoba kuat, bahkan dia tidak memperhatikan penampilan Leo sebagai motivator dalam acara tersebut.
Leo sengaja berjalan di antara deretan kursi peserta yang duduk, membahas tentang bagaimana mengelola agar bisnis bisa sukses, dan menghentikan langkahnya disamping Naura yang menundukkan kepalanya, dengan sengaja Leo menyenggol kulit mulus tangan wanita yang pernah cinta pertama nya dengan tangan. seolah-olah kejadian itu kebetulan saja.
"Ahhhh.... sial, kenapa aku selalu beraksi jika bersentuhan dengan Naura lagi."
"Aku benci kamu Leo, bahkan seumur hidup ku." keceriaan dan senyum menawan sudah hilang dari seorang Naura, sekarang dia sudah berubah menjadi sosok pendiam yang suka melamun, bahkan sesekali terdengar isakan lirihnya.


Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

52