Bab 14 Penghinaan
by Constellation
08:01,May 24,2023
Si gemuk itu juga langsung menyadari penampilan Dennis Zhang yang sangat rendahan itu, kemudian ia langsung melirik Dennis Zhang sekilas dan menoleh kepala berujar kepada kekasihnya, “Aku bingung nih, di tahun seperti ini, mengapa semua orang ingin beli kalung emas ya?”
Wanita itu langsung menggeliat, dan melototi Dennis Zhang sekilas berujar, “Benar! Tidak lihat kemampuan diri dulu, tinggal beli saja kalung yang seharga sepuluh RMB, untuk apa menghabiskan uang beli emas asli?”
Dennis Zhang dihina terus oleh kedua orang itu, amarah pun mulai membara di dalam hatinya. Tapi ia menahannya, ‘Bajingan sepertinya ada di manapun di masyarakat ini, kalau dipukul semuanya juga tidak akan pernah habis, lebih baik anggap ucapan mereka sebagai kentut saja dan tidak usah peduli saja.’
Melihat Dennis Zhang tidak ada reaksi sama sekali, si gemuk itu pun mengira Dennis Zhang merasa rendah diri, dan langsung meninggikan suaranya berkata kepada kekasihnya, “Beberapa gaya kalung emas yang aku beli bulan kemarin ke kamu sudah terlalu lama, hari ini pilih beberapa yang baru saja.”
“Tentu!” Wanita itu berdehem pelan, dan memasang wajah harus menghabiskan uang orang kaya.
Si gemuk itu memukul konter pelan, dan berujar kepada pramuniaga, “Woi, aku tidak mau yang tipis, kamu keluarkan semua tebal.”
Mendengar ucapan si gemuk ini yang berani dan juga pakaian bermerk mereka berdua, pramuniaga pun tahu adanya pelanggan besar yang datang kemari, lalu buru-buru menyapa, serta mengeluarkan beberapa kalung untuk mereka pilih. Ia pun mengabaikan Dennis Zhang di sebelah sana.
Rasa penghinaan terasa kuat, Dennis Zhang pun meninggikan suaranya berkata kepada pramuniaga, “Kamu, berikan kalung yang tebal itu kepadaku lihat.”
Pramuniaga itu melirik Dennis Zhang sekilas, dan menemukan amarah yang ada di dalam tatapannya. Hatinya seketika mencelos sekilas. Ia juga sedikit takut, kemudian ia pun mengeluarkan kalung itu dengan sangat tidak senang, “Lihatlah dengan jelas, kalung ini enam ribu lebih! Apakah uangmu cukup?”
Dennis Zhang baru saja mau mengambil, si gemuk itu malah menarik tangan Dennis Zhang keluar, kemudian merebut kalung itu dan menyerahkannya kepada kekasihnya, “Gaya ini cukup bagus, namun agak tipis saja.”
Kekasihnya melirik Dennis Zhang sekilas lagi dan berujar genit, “Sayang, di kotak perhiasanku terlalu banyak kalung yang tebal, aku tidak begitu suka lagi, lebih baik aku beli yang tipis.”
Tampak jelas, pramuniaga, si gemuk dan kekasihnya ketiga orang ini tengah menghina Dennis Zhang.
Awalnya Dennis Zhang tidak ingin menimbulkan onar, namun saat ini ia sungguh tidak tahan lagi, kemudian mengulur tangan langsung menggenggam pergelangan tangan si gemuk itu.
Si gemuk baru saja ingin marah, mendadak tangannya merasa kurang enak!
Pergelangan tangannya seperti tahan oleh sebuah tang, apalagi semakin memberontak malah semakin kencang, bahkan tulangnya terasa sudah mau patah.
Wajah si gemuk itu pelan-pelan bercucuran keringat. Ia memakai tangannya lainnya merebut kembali kalung itu dari tangan kekasihnya dan mengembalikannya kepada Dennis Zhang, “Maaf, Tuan.”
“Dengan meminta maaf, mau membiarkan masalah lewat begitu saja?” Dennis Zhang semakin memperkuat tenaga di tangannya.
Si gemuk merasa kesakitan, kemudian ia menekuk kedua kakinya dan berlutut, air mata dan ingusnya mengalir bersama, “T-tuan, mohon Anda ampuni tanganku ini!”
Kekasih si gemuk memandang ‘suami’ yang berlutut itu dengan sangat tidak senang, kemudian menghentakkan kaki memaki, “Langsung berlutut melihat orang! Ternyata kamu hanya sehebat itu ya?”
Selesai berkata, ia langsung berbalik pergi begitu saja.
Dennis Zhang melihat semua itu dengan jelas. Ia pun langsung mengangkat kaki dan menendang pelan sepatu hak tinggi wanita itu. Wanita itu berteriak histeris, hingga kehilangan keseimbangan dan terjatuh di lantai.
Dennis Zhang melepaskan tangan si gemuk itu dan tersenyum berujar, “Bos, jangan berlutut lagi, sungguh memalukan.”
Si gemuk itu buru-buru berdiri dan mau menarik kekasihnya. Wanita itu langsung melemparkan tangannya dan menghujar, “Lihatlah tulangmu yang payah itu, apakah pantas mengejarku? Dadah!”
Usai berkata, ia langsung melangkah besar pergi dari sana.
“Tunggu, tunggu, aku juga tidak berdaya, orang ini adalah ahli bela diri!” Sembari menjelaskan, si gemuk ikut berlari di belakang kekasihnya.
Dennis Zhang berbalik badan berujar kepada pramuniaga, “Berikan bon kalung itu!”
Pramuniaga dibuat terkejut akan adegan itu. Saat ini melihat Dennis Zhang bagai melihat tokoh besar mengerikan, mana mungkin berani sok hebat lagi? Kemudian ia buru-buru membuat bon dengan tangan yang gemetaran, dan membawanya ke hadapan Dennis Zhang dengan penuh hormat.
Saat ini, ponselnya berdering.
Ia buru-buru klik ponselnya dan memakai suara genit berkata, “Halo sayang, ini aku……”
Dennis Zhang tersenyum pelan dan muncul sebuah pikiran, lalu berteriak kencang, “Nih, uang deposit kamar kalian berdua!”
Suami pramuniaga itu langsung marah besar, “Bagus sekali, dasar jalang, berani-beraninya kamu buka kamar dengan yang lain……”
Pramuniaga itu seketika menggila, “Sayang, sayang, kamu dengar penjelasanku dulu, bukan aku, tapi ia……”
“Siapakah ia? Cepat katakan, aku mau bunuh ia!”
Dennis Zhang hampir mau tertawa di sana, kemudian berbalik badan langsung menuju kasir……
Keluar dari toko perhiasan, ia memegang kalung emas itu, sambil bersiul dan berangkat ke Desa Gunung Ajaib dengan senang.
Setelah melewati kabupaten, karena hujan baru saja berakhir, di jalan raya pun terdapat beberapa genangan air.
Waktu sejumlah mobil melewati dirinya, mereka pun tidak mengurangi kecepatannya, sehingga genangan air itu menyembur kemana-mana dan membuat celana Dennis Zhang penuh dengan bercak-bercak lumpur.
“Sialan! Kalian merasa hebat punya mobil ya! Aku juga mau beli mobil!” Dennis Zhang memandang ke arah mobil yang sudah menjauh dan berujar penuh kekesalan.
Dan kebetulan saat ini, ia menemukan segerombolan orang yang berkumpul di depan sana dengan bising dan sepertinya terjadi suatu hal besar.
Ia buru-buru ke sana, ternyata ada sebuah truk yang menabrak sedan dari belakang, sehingga bagian atas sedang itu tertabrak ke balok batu di tepi jalan, sedangkan ekor sedan itu memiring ke arah tepi jalan, dan setengah menggantung di langit dan bergoyang-goyang.
Di bawah jembatan tepi jalan sana ada pelindung lereng jembatan tol. Jika sedan itu terjatuh ke bawah, maka tentu saja ia akan terjatuh dalam sungai dua puluh meter lebih, dan kondisi sekarang ini sangatlah bahaya!
“Di dalam mobil masih ada tiga orang!”
“Mengapa masih belum keluar?”
“Apakah bisa keluar? Pintu mobil sudah berubah bentuk!”
Mendengar di dalam sana ada orang, Dennis Zhang buru-buru masuk ke dalam kerumunan dan melihat ke dalam sedan sana.
Kemudian ia hanya menemukan dua wanita dan satu pria. Pria itu duduk di dalam posisi pengemudi dan masih terhitung cukup tenang. Sedangkan di belakang sana ada seorang ibu-ibu dan seorang gadis yang menangis dengan ketakutan.
Bentuk pintu sedan ini sudah terlalu parah, sehingga pintu mobil ini tidak bisa dibuka sama sekali.
“Cepat pecahkan jendela mobil!” ujar seseorang berkata kepada supir truk.
Supir truk yang menyebabkan kecelakaan dibuat sangat panik dan terus menggosok tangannya. “Aku tidak berani memecahkannya. Kalau salah, mobil akan jatuh ke dalam sungai. Lebih baik tunggu polisi lalu lintas dan tarik dengan truk.”
Karena baru saja selesai hujan, dan tanah di sekitar jalan sedikit gembur. Saat ini, tanah di bawah roda mobil terus disiram dengan air hujan, sehingga ekor sedan itu terus menggelincir ke bawah lereng.
“Gawat! Mobil sebentar lagi mau terbalik!”
Supir truk memohon dengan panik, “Para warga, harap bantuan kalian untuk menahan mobil itu!”
Namun orang-orang di sekitar tidak dapat membantu. Karena mereka semua tahu jelas, jika mereka mengulur tangan menahan mobil itu akan sangat bahaya. Jika salah bertindak, mereka bisa saja tertarik sedan itu dan mati jatuh ke dalam sungai.
Bahkan juga ada beberapa orang yang sangat senang atas penderitaan itu dan menantikan sedan itu terjatuh. Bahkan ada orang yang buru-buru ke depan, mengeluarkan ponsel dan mengambil video, sambil merekam sambil berujar, “Kalau ini dipublikasi ke Yesterday’s Hot News, pasti aku bisa mendapatkan sejumlah uang banyak!”
Melihat ini, Dennis Zhang merasa tidak senang dan langsung mendorong jatuh orang yang merekam video itu, dan memakinya, “Pergi jauh-jauh sana bagi yang ingin meraup keuntungan! Jangan mengganggu!”
Sembari berkata, ia berlangkah cepat ke arah ekor sedan itu, kemudian membungkuk badan dan memegang erat bagian bawah dengan kedua tangannya.
Wanita itu langsung menggeliat, dan melototi Dennis Zhang sekilas berujar, “Benar! Tidak lihat kemampuan diri dulu, tinggal beli saja kalung yang seharga sepuluh RMB, untuk apa menghabiskan uang beli emas asli?”
Dennis Zhang dihina terus oleh kedua orang itu, amarah pun mulai membara di dalam hatinya. Tapi ia menahannya, ‘Bajingan sepertinya ada di manapun di masyarakat ini, kalau dipukul semuanya juga tidak akan pernah habis, lebih baik anggap ucapan mereka sebagai kentut saja dan tidak usah peduli saja.’
Melihat Dennis Zhang tidak ada reaksi sama sekali, si gemuk itu pun mengira Dennis Zhang merasa rendah diri, dan langsung meninggikan suaranya berkata kepada kekasihnya, “Beberapa gaya kalung emas yang aku beli bulan kemarin ke kamu sudah terlalu lama, hari ini pilih beberapa yang baru saja.”
“Tentu!” Wanita itu berdehem pelan, dan memasang wajah harus menghabiskan uang orang kaya.
Si gemuk itu memukul konter pelan, dan berujar kepada pramuniaga, “Woi, aku tidak mau yang tipis, kamu keluarkan semua tebal.”
Mendengar ucapan si gemuk ini yang berani dan juga pakaian bermerk mereka berdua, pramuniaga pun tahu adanya pelanggan besar yang datang kemari, lalu buru-buru menyapa, serta mengeluarkan beberapa kalung untuk mereka pilih. Ia pun mengabaikan Dennis Zhang di sebelah sana.
Rasa penghinaan terasa kuat, Dennis Zhang pun meninggikan suaranya berkata kepada pramuniaga, “Kamu, berikan kalung yang tebal itu kepadaku lihat.”
Pramuniaga itu melirik Dennis Zhang sekilas, dan menemukan amarah yang ada di dalam tatapannya. Hatinya seketika mencelos sekilas. Ia juga sedikit takut, kemudian ia pun mengeluarkan kalung itu dengan sangat tidak senang, “Lihatlah dengan jelas, kalung ini enam ribu lebih! Apakah uangmu cukup?”
Dennis Zhang baru saja mau mengambil, si gemuk itu malah menarik tangan Dennis Zhang keluar, kemudian merebut kalung itu dan menyerahkannya kepada kekasihnya, “Gaya ini cukup bagus, namun agak tipis saja.”
Kekasihnya melirik Dennis Zhang sekilas lagi dan berujar genit, “Sayang, di kotak perhiasanku terlalu banyak kalung yang tebal, aku tidak begitu suka lagi, lebih baik aku beli yang tipis.”
Tampak jelas, pramuniaga, si gemuk dan kekasihnya ketiga orang ini tengah menghina Dennis Zhang.
Awalnya Dennis Zhang tidak ingin menimbulkan onar, namun saat ini ia sungguh tidak tahan lagi, kemudian mengulur tangan langsung menggenggam pergelangan tangan si gemuk itu.
Si gemuk baru saja ingin marah, mendadak tangannya merasa kurang enak!
Pergelangan tangannya seperti tahan oleh sebuah tang, apalagi semakin memberontak malah semakin kencang, bahkan tulangnya terasa sudah mau patah.
Wajah si gemuk itu pelan-pelan bercucuran keringat. Ia memakai tangannya lainnya merebut kembali kalung itu dari tangan kekasihnya dan mengembalikannya kepada Dennis Zhang, “Maaf, Tuan.”
“Dengan meminta maaf, mau membiarkan masalah lewat begitu saja?” Dennis Zhang semakin memperkuat tenaga di tangannya.
Si gemuk merasa kesakitan, kemudian ia menekuk kedua kakinya dan berlutut, air mata dan ingusnya mengalir bersama, “T-tuan, mohon Anda ampuni tanganku ini!”
Kekasih si gemuk memandang ‘suami’ yang berlutut itu dengan sangat tidak senang, kemudian menghentakkan kaki memaki, “Langsung berlutut melihat orang! Ternyata kamu hanya sehebat itu ya?”
Selesai berkata, ia langsung berbalik pergi begitu saja.
Dennis Zhang melihat semua itu dengan jelas. Ia pun langsung mengangkat kaki dan menendang pelan sepatu hak tinggi wanita itu. Wanita itu berteriak histeris, hingga kehilangan keseimbangan dan terjatuh di lantai.
Dennis Zhang melepaskan tangan si gemuk itu dan tersenyum berujar, “Bos, jangan berlutut lagi, sungguh memalukan.”
Si gemuk itu buru-buru berdiri dan mau menarik kekasihnya. Wanita itu langsung melemparkan tangannya dan menghujar, “Lihatlah tulangmu yang payah itu, apakah pantas mengejarku? Dadah!”
Usai berkata, ia langsung melangkah besar pergi dari sana.
“Tunggu, tunggu, aku juga tidak berdaya, orang ini adalah ahli bela diri!” Sembari menjelaskan, si gemuk ikut berlari di belakang kekasihnya.
Dennis Zhang berbalik badan berujar kepada pramuniaga, “Berikan bon kalung itu!”
Pramuniaga dibuat terkejut akan adegan itu. Saat ini melihat Dennis Zhang bagai melihat tokoh besar mengerikan, mana mungkin berani sok hebat lagi? Kemudian ia buru-buru membuat bon dengan tangan yang gemetaran, dan membawanya ke hadapan Dennis Zhang dengan penuh hormat.
Saat ini, ponselnya berdering.
Ia buru-buru klik ponselnya dan memakai suara genit berkata, “Halo sayang, ini aku……”
Dennis Zhang tersenyum pelan dan muncul sebuah pikiran, lalu berteriak kencang, “Nih, uang deposit kamar kalian berdua!”
Suami pramuniaga itu langsung marah besar, “Bagus sekali, dasar jalang, berani-beraninya kamu buka kamar dengan yang lain……”
Pramuniaga itu seketika menggila, “Sayang, sayang, kamu dengar penjelasanku dulu, bukan aku, tapi ia……”
“Siapakah ia? Cepat katakan, aku mau bunuh ia!”
Dennis Zhang hampir mau tertawa di sana, kemudian berbalik badan langsung menuju kasir……
Keluar dari toko perhiasan, ia memegang kalung emas itu, sambil bersiul dan berangkat ke Desa Gunung Ajaib dengan senang.
Setelah melewati kabupaten, karena hujan baru saja berakhir, di jalan raya pun terdapat beberapa genangan air.
Waktu sejumlah mobil melewati dirinya, mereka pun tidak mengurangi kecepatannya, sehingga genangan air itu menyembur kemana-mana dan membuat celana Dennis Zhang penuh dengan bercak-bercak lumpur.
“Sialan! Kalian merasa hebat punya mobil ya! Aku juga mau beli mobil!” Dennis Zhang memandang ke arah mobil yang sudah menjauh dan berujar penuh kekesalan.
Dan kebetulan saat ini, ia menemukan segerombolan orang yang berkumpul di depan sana dengan bising dan sepertinya terjadi suatu hal besar.
Ia buru-buru ke sana, ternyata ada sebuah truk yang menabrak sedan dari belakang, sehingga bagian atas sedang itu tertabrak ke balok batu di tepi jalan, sedangkan ekor sedan itu memiring ke arah tepi jalan, dan setengah menggantung di langit dan bergoyang-goyang.
Di bawah jembatan tepi jalan sana ada pelindung lereng jembatan tol. Jika sedan itu terjatuh ke bawah, maka tentu saja ia akan terjatuh dalam sungai dua puluh meter lebih, dan kondisi sekarang ini sangatlah bahaya!
“Di dalam mobil masih ada tiga orang!”
“Mengapa masih belum keluar?”
“Apakah bisa keluar? Pintu mobil sudah berubah bentuk!”
Mendengar di dalam sana ada orang, Dennis Zhang buru-buru masuk ke dalam kerumunan dan melihat ke dalam sedan sana.
Kemudian ia hanya menemukan dua wanita dan satu pria. Pria itu duduk di dalam posisi pengemudi dan masih terhitung cukup tenang. Sedangkan di belakang sana ada seorang ibu-ibu dan seorang gadis yang menangis dengan ketakutan.
Bentuk pintu sedan ini sudah terlalu parah, sehingga pintu mobil ini tidak bisa dibuka sama sekali.
“Cepat pecahkan jendela mobil!” ujar seseorang berkata kepada supir truk.
Supir truk yang menyebabkan kecelakaan dibuat sangat panik dan terus menggosok tangannya. “Aku tidak berani memecahkannya. Kalau salah, mobil akan jatuh ke dalam sungai. Lebih baik tunggu polisi lalu lintas dan tarik dengan truk.”
Karena baru saja selesai hujan, dan tanah di sekitar jalan sedikit gembur. Saat ini, tanah di bawah roda mobil terus disiram dengan air hujan, sehingga ekor sedan itu terus menggelincir ke bawah lereng.
“Gawat! Mobil sebentar lagi mau terbalik!”
Supir truk memohon dengan panik, “Para warga, harap bantuan kalian untuk menahan mobil itu!”
Namun orang-orang di sekitar tidak dapat membantu. Karena mereka semua tahu jelas, jika mereka mengulur tangan menahan mobil itu akan sangat bahaya. Jika salah bertindak, mereka bisa saja tertarik sedan itu dan mati jatuh ke dalam sungai.
Bahkan juga ada beberapa orang yang sangat senang atas penderitaan itu dan menantikan sedan itu terjatuh. Bahkan ada orang yang buru-buru ke depan, mengeluarkan ponsel dan mengambil video, sambil merekam sambil berujar, “Kalau ini dipublikasi ke Yesterday’s Hot News, pasti aku bisa mendapatkan sejumlah uang banyak!”
Melihat ini, Dennis Zhang merasa tidak senang dan langsung mendorong jatuh orang yang merekam video itu, dan memakinya, “Pergi jauh-jauh sana bagi yang ingin meraup keuntungan! Jangan mengganggu!”
Sembari berkata, ia berlangkah cepat ke arah ekor sedan itu, kemudian membungkuk badan dan memegang erat bagian bawah dengan kedua tangannya.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved